Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Api bermula di nikaragua

Tiga dari tujuh negara di amerika tengah bergolak (el salvador, guatemala, nikaragua). bermula pada ketidakadilan masalah sosial dan ekonomi. prestise as, setelah vietnam, di coba lagi. (ln)

3 April 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PAWAI protes di beberapa kota di Amerika Serikat muncul di hari minggu. Di Washington sendiri, sedikitnya 2 5 ribu orang berpawai. Mereka memprotes kebijaksanaan politik luar negeri Reagan terhadap El Salvador. Salah satu poster berbunyi: "Kembalikn tentara El Salvador yang dilatih di AS." Sementara itu, di El Salvador sendiri di hari yang sama, 28 Maret, sedang berlangsung pemilu, diikuti oleh tujuh partai sayap kanan, termasuk Partai Kristen Demokrat. Dikabarkan bahwa los muchachos yaitu para gerilyawan sayap kiri, mencoba mengacau jalannya pemilu. Bagian timur dari San Salvador (ibukota) telah berhasil dikuasai para los muchachos sehingga rakyat tidak berani pergi ke kouk pemilihan. Bagi AS, situasi di El Salvador adalah masalah yang terkritis dewasa ini. Serangan gerilyawan yang semakin gencar telah mencemaskan pemerintahan Jose Napoleon Duarte Pembunuhan terjadi setiap hari--kabarnya sekitar seribu di negara yang cuma berpenduduk 4,9 juta --dan tidak jelas pihak mana (gerilyawan atau pihak pemerintah) yang melakukannya. Pemerintahan Reagan yang mendukung Duarte yang dianggap tokoh moderat ini cenderung untuk membantu El Salvador semaksimum mungkin. Terutama bantuan ekonomi. Tapi beberapa ahli tentang situasi Amerika Tengah telah membuat ramalan bahwa AS akan kehilangan El Salvador, setelah 2,5 tahun kehilangan Nikaragua. Sebab meskipun bantuan ekonomi ditingkatkan, tentara Duarte yang diperkirakan 14.000 orang itu hanya tentara salon belaka. Mereka sudah kepayahan menjaga diri melawan taktik serangan kaum los muchachos. Apakah akan berlaku pula teori domino di Amerika Tengah ini? Masalah yang paling mendasar untuk kawasan Amerika Tengah ini bermula pada ketidak-adilannya masalah sosial dan ekonomi. Kelas kaya yang biasanya mencari dukungan pihak militer, berwatak oligarsi dengan segala kekuasaannya dan di pihak lain kelas campesmos buruh tani dan kelas miskin yang harus berjuang untuk hidup. Di tahun 70-an memang ada pembangunan dan kehidupan kelas menengah semakin baik, tapi bersamaan dengan itu muncul pula masalah pengangguran dan kota-kota besar menjadi semakin rawan karena kriminalitas semakin bertambah. Dalam keadaan ekonomi yang semakin melemah inilah, sasaran subversi (dalam dan luar negeri) semakin merajalela. Pembunuhan politik, penculikan, semakin menjadi terbiasa. Situasi buruk tersebut tidak luput bagi Guatemala--negara terdepan bagi AS yang juga mempunyai penduduk terbesar, 7,2 juta -- akhir-akhir ini. Di akhir pemerintahan Jenderal Fernando Romeo Lucas Garcia, Guatemala semakin kalut. Garcia menyetujui pemilu yang diadakan 7 Maret lalu dan dia kalah. Muncul jenderal yang lain, Angel Anibal Guevara meskipun dia tidak terpilih secara mayoritas. Sedianya Guevara akan dilantik dalam Juli, tapi 23 Maret lalu terjadi kudeta oleh para perwira muda. Jenderal (Purn.) Rios Montt menjadi pimpinan junta militer. Tidak jelas bagaimana nasib bekas Presiden Garcia dan Guevara, tetapi kudeta militer terakhir ini adalah yang pertama setelah 19 tahun tidak pernah melanda negara ini. Ada kemungkinan Montt didukung oleh ESA (Pasukan Rahasia Anti-Komunis), tetapi tokoh yang mendapat dukungan Partai Kristen Demokrat ini tidak akan bebas dari gangguan kaum gerilyawan kiri. Seorang jurubicara dari gerilyawan yang berorientasi kepada Marxisme telah mengecap Montt dan seluruh dewan junta sebagai "boneka Washington". Sedangkan Menlu AS Haig memberi komentar pendek saja tentang kudeta militer tersebut: "Kami mengamatinya, tapi masih terlalu dini untuk memberikan komentar." Sudah pasti bahwa kaum gerilyawan yang menenung junu Montt didukung oleh kaum Sandinista yang kini berkuasa di Nikaraua. Negara inilah yang betul-betul jadi duri tajam bagi pemerintahan Reagan. Kaum Sandinisu yang berhasil menggulingkan pemerintahan Somoza yang pro-A 2 « tahun yang lalu, menurut tuduhan AS mengekspor revolusi yang kini merambat ke El Salvador. Nicaragua dianggap biang keladi dari semua pergolakan yang mungkin saja nantinya melanda juga Honduras. Meskipun Roberto Suazo Cordova baru saja terpilih Desember lalu sebagai presiden, dia dicap pro-AS. Dan kemelaratan adalah sasaran yang empuk untuk membuat Honduras turut berguncang. "Sebaiknya AS membantu dengan cepat Guatemala dan Honduras, sebelum terlambat," demikian Presiden Kosta Rika, Luis Alberto Monge Alvarez. ingga kini, Kosta Rika masih diariggap aman, sebab kaum Sandinista tampaknya mempunyai konsentrasi ke utara yaitu El Salvador, Guatemala dan Honduras. Bagaimana ber"bahaya" nya Nikaragua bagi prestise AS dibuktikan dengan keluarnya buku putih tentang Nikaragua dan betapa luasnya jaringan Soviet di negara ini. Buku tersebut juga dibubuhi dengan foto udara yang dibuat CIA (Agen Intelijen AS) tentang pusat latihan pasukan artileri, meriam antitank 57 mm, meriam antipesawat udara bikinan Soviet dan truk-truk Jerman Timur. Foto udara yang jumlahnya 37 buah itu juga menunjukkan tank-tank Rusia jenis T-55 yang meskipun tidak baru, masih dianggap ampuh. Pasukan Sandinista yang semula diperkirakan berjumlah 5.000 orang, kini bertambah menjadi 70.000, termasuk yang sudah masuk militer penuh, para milisia dan tentara cadangan. Adapun orang-orang Kuba dan Soviet di Nikaragua, menjadikan kawasan Amerika Tengah semakin panas. Konfrontasi yang tidak langsung antara AS dan Soviet/Kuba semakin mantap di kawasan ini. Di Nikaragua sendiri, pertengahan bulan Maret telah diumumkan keadaan darurat untuk waktu satu bulan. Hal ini karena adanya pertempuran di perbatasan Honduras-Nikaragua. Yang terakhir telah menuduh pemerintahan Reagan mendalangi serangan yang telah meruntuhkan dua jembatan di dekat perbatasan. Daniel Ortega Saavedra sebagai pimpinan Sandinista secara jelas menuding Washingon yang memang sengaja membuat kacau Nicaragua. Bahkan harian Washington Post minggu lalu menulis bahwa Reagan memang mengetahui rencana memutuskan Jalur komunlkasi Ini, agar bantuan senjata untuk El Salvador terputus. Pemerintahan Suazo Cordova dari Honduras juga telah menuduh Nikaragua menyelundupkan 40 orang mata-mata yang te,ah mendapat latihan diKuba. Bagi AS, Nikaragua betul-betul biang keladi. Kaum Sandinista yang mempunyai aliran Sosialis Internasional ini, nyatanya tidak berdiri sendirian. Bebcrapa negara Eropa yang mempunyai aliran ini mulai menyatakan tidak senang dengan sikap AS terhadap Nicaragua Presiden Prancis Mitterand, misalnya, sampai datang ke Washington untuk membicarakan hal ini. Jerman Barat juga bersikap tidak senang terhadap berbagai gempuran AS lewat beberapa negara Amerika Tengah terhadap Nikaragua. Mitterand yang berkunjung di mhlggu pertama Maret lalu cumaberkata: "Kami dalam hal ini berbeda analisa." Sedangkan Menlu Meksiko, Jorge Castaneda telah pergi ke Managua (ibukota Nicaragua) dengan pesan negosiasi dari Washington. Dan Menlu Nikaragua Miguel d'Escoto cuma berkata: "sulitnya, AS ini bermuka dua. Dia mengatakan negosiasi, tetapi di lain pihak mengadakan intervensi dan serangan-serangan. " Minggu lalu, Nlkaragua melancarkan protesnya terhadap AS lewat Dewan Keamanan PBB. Protes itu ditambah pula dengan pengakuan pimpinan Sandinista, Ortega, bahwa pemerintahannya.yang memang condong ke Kuba itu mendukung kaum gerilyawan kiri di El Salvador. "Tapi kami bersedia mengadakan negosiasi dengan AS," demikian Ortega. Tempat perundingan mungkin di Meksiko, negara yang dianggap. tidak berpihak ke AS ataupun blok kiri. Perundingan diduga akan dimulai minggu depan. Dari Washington, Haig berpendapat: "Sudah pasti kami mau berunding. Tapi sebaiknya diajak juga si tukang gara-gara, Kuba dan Soviet."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus