Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Armenia resmi mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat berdasarkan pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Armenia pada Jumat, 21 Juni 2024. Langkah tersebut menyebabkan Israel memanggil dan memberi teguran kepada duta besar Armenia di Tel Aviv.
Dalam pernyataannya, pemerintah Armenia mengatakan pertempuran yang sedang berlangsung dan situasi kemanusiaan yang buruk di Jalur Gaza merupakan salah satu isu utama dalam agenda politik internasional yang memerlukan penyelesaian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Negara tersebut menyatakan penolakan terhadap penargetan infrastruktur sipil, kekerasan terhadap warga sipil dan penyanderaan warga sipil dalam konflik bersenjata.
Armenia juga mengatakan mereka telah mendukung resolusi-resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan gencatan senjata di Gaza, serta berkomitmen membangun perdamaian di Timur Tengah serta “rekonsiliasi antara masyarakat Yahudi dan Palestina”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Negara itu telah konsisten mendukung penyelesaian masalah Palestina dan solusi dua negara, kata kementerian luar negeri.
“Berdasarkan hal tersebut di atas dan menegaskan kembali komitmen kami terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip kesetaraan, kedaulatan, dan hidup berdampingan secara damai, Republik Armenia mengakui Negara Palestina,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Langkah Armenia menyusul tiga negara Eropa yakni Spanyol, Irlandia dan Norwegia yang secara resmi mengakui negara Palestina pada 28 Mei 2024, sehingga mendorong Israel menarik duta besarnya dari Madrid, Dublin dan Oslo bulan lalu.
Tak berbeda perlakuan Israel terhadap Armenia. Setelah pengumuman kemarin, Kementerian Luar Negeri Israel memanggil Arman Akopian, duta besar Armenia di Tel Aviv, “untuk mendapat teguran serius”, kata juru bicara kementerian dalam sebuah pernyataan yang dilansir media Israel.
Sementara itu, Otoritas Palestina (PA) menyambut baik pengakuan dari Armenia. “Pengakuan ini memberikan kontribusi positif dalam melestarikan solusi dua negara, yang menghadapi tantangan sistematis, dan mendorong keamanan, perdamaian, dan stabilitas bagi semua pihak yang terlibat,” kata PA dalam sebuah pernyataan.
Israel dan Armenia memiliki hubungan diplomatik penuh yang dimulai pada 1991, meskipun hubungan tersebut diperumit oleh aliansi Israel dengan Azerbaijan, yang terlibat dalam konflik militer yang sedang berlangsung dengan Armenia mengenai wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.
Pilihan Editor: Ragam Alasan 10 Negara Uni Eropa Mendukung Negara Palestina
TIMES OF ISRAEL