Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengatakan kepada rakyat lewat siaran televisi bahwa pertempuran sengit berlangsung di semua front di Nagorno-Karabakh melawan pasukan Azerbaijan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Hingga saat ini, kita telah mengalami kehilangan besar jumlah pasukan dan warga sipil, sejumlah besar peralatan militer tidak bisa lagi digunakan, tapi musuh masih belum mampu mencapai target strategisnya,” kata Pashinyan seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 3 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan, Menteri Pertahanan Armenia, Artsrun Hovhannisyan, mengatakan situasi pertempuran di Nagorno-Karabakh melawan pasukan Azerbaijan kerap berubah.
“Dalam perang berskala besar ini, perubahan ini sering terjadi. Kami bisa mengambil posisi lalu meninggalkannya dalam sejam,” kata Hovhannisyan.
Dia mengatakan ini menanggapi klaim pemerintah Azerbaijan soal penguasaan sejumlah wilayah pedesaan di daerah Karabakh.
Saat ini, militer Armenia masih menahan diri secara terbuka bertempur bersama etnisnya di Nagorno-Karabakh. Namun, Pashinyan menggambarkan konflik ini sebagai perjuangan nasional.
Dia membandingkannya dengan perang melawan Pasukan Ottoman Turki pada awal abad 20.
Menteri Luar Negeri Armenia mengatakan Armenia, sebagai penjamin keamanan Nagorno-Karabakh, akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mencegah bencana massal oleh pasukan Azerbaijan dan sekutunya Turki.
Konflik Azerbaijan dan Armenia saat ini telah memasuki hari ketujuh dan merupakan konflik terbesar sejak 1991, yang menewaskan sekitar 30 ribu orang.
Sejumlah negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Prancis, meminta Armenia dan Azerbaijan melakukan gencatan senjata. Namun, kedua negara menolak dan melanjutkan perang melibatkan artileri, pesawat jet tempur dan rudal.
Sumber
https://www.reuters.com/article/us-armenia-azerbaijan/azerbaijan-claims-advances-in-karabakh-armenia-vows-historic-struggle-idUSKBN26O0GM?il=0