Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

AS dan Turki Kompak Tolak Rencana Israel Bentuk Zona Penyangga di Gaza

AS dan Turki menolak permintaan Israel membentuk zona penyangga di Gaza. Menurut AS, Israel tak boleh mengambil wilayah Gaza.

7 Desember 2023 | 13.12 WIB

Sejumlah warga Palestina tinggal di tenda setelah meninggalkan rumahnya akibat serangan Israel di sebuah kamp di Rafah, saat konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza selatan, 6 Desember 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Perbesar
Sejumlah warga Palestina tinggal di tenda setelah meninggalkan rumahnya akibat serangan Israel di sebuah kamp di Rafah, saat konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza selatan, 6 Desember 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Turki kompak menolak usulan Israel untuk membentuk zona penyangga di dalam Jalur Gaza. Menurut Amerika Serikat, pembangunan zona penyangga ini akan melanggar posisi Washington yang menyatakan bahwa wilayah kantong Palestina tidak boleh dikurangi setelah konflik saat ini, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller pada Rabu, 6 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pekan lalu Israel telah memberi tahu beberapa negara Arab bahwa mereka ingin membuat zona penyangga di perbatasan Gaza sisi Palestina. Zona penyangga ini untuk mencegah serangan di masa depan sebagai bagian dari proposal untuk wilayah tersebut setelah perang berakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Saat konferensi pers harian, Miller mengatakan Amerika Serikat berprinsip luas wilayah Gaza yang padat penduduk tidak bisa dikurangi lagi. “Jadi jika ada zona penyangga yang diusulkan berada di dalam Gaza, itu akan menjadi pelanggaran terhadap prinsip tersebut dan merupakan sesuatu yang kami menentang. Jika itu berkaitan dengan sesuatu yang berada di dalam wilayah Israel, saya tidak akan membicarakan hal itu. Itu adalah keputusan yang harus diambil oleh Israel, " kata Miller kepada wartawan.

Untuk menghindari kekosongan keamanan, menurut Miller, harus ada periode transisi setelah berakhirnya operasi tempur besar. Namun hal ini harus bersifat sementara, meskipun ia tidak dapat menjelaskan parameter seperti apa periode tersebut nantinya. menyukai.

Hal senada diungkapkan Turki. Menurut Presiden Tayyip Erdogan, Turki menolak pembentukan zona penyangga pascaperang di Gaza karena tidak menghormati warga Palestina. Menurut Erdogan, pemerintahan dan masa depan Gaza setelah perang akan ditentukan oleh rakyat Palestina sendiri.

“Saya bahkan menganggap perdebatan mengenai rencana (zona penyangga) ini tidak menghormati saudara-saudara saya di Palestina. Bagi kami, ini bukanlah rencana yang dapat diperdebatkan, dipertimbangkan, atau didiskusikan,” kantor Erdogan.

Ia menyerukan Israel untuk menyerahkan kembali wilayah-wilayah yang didudukinya dan mengakhiri permukiman di wilayah-wilayah tersebut. “Israel harus menyingkirkan para teroris yang dipasarkan ke dunia sebagai pemukim, dari rumah-rumah dan tanah-tanah tersebut, dan memikirkan bagaimana mereka dapat membangun sebuah masa depan yang damai dengan Palestina."

Perang Israel Hamas pecah sejak 7 Oktober ketika kelompok militan Palestina ini menyeberang ke Israel selatan dan membunuh 1.200 orang. Sejak itu Israel melancarkan serangan balasan ke Gaza yang telah menewaskan belasan ribu orang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus