Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat sedang bekerja untuk memperluas perjanjian normalisasi antara Israel dan negara-negara Arab, yang dikenal sebagai Kesepakatan Abraham, dan berharap kesepakatan itu bisa membantu menyelesaikan konflik Israel dan Palestina, kata pejabat senior Departemen Luar Negeri AS pada Selasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam briefing dengan wartawan yang meninjau pertemuan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Rabu dengan rekan-rekannya dari Israel dan Uni Emirat Arab, para pejabat mengatakan Kesepakatan Abraham bukanlah pengganti solusi dua negara antara Israel dan Palestina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami terus menyambut kerja sama ekonomi antara Israel dan semua negara di kawasan itu. Kami berharap normalisasi dapat dimanfaatkan untuk memajukan kemajuan di jalur Israel-Palestina," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, yang berbicara dengan syarat anonim, dikutip dari Reuters, 13 Oktober 2021.
Antony Blinken pertama-tama akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid dan Uni Emirat Arab Sheikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan secara terpisah di Departemen Luar Negeri pada Rabu. Dia kemudian akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral dengan keduanya.
Para pemimpin Israel, UEA dan Bahrain, menandatangani Kesepakatan Abraham di Gedung Putih September lalu. Bulan berikutnya, Israel dan Sudan mengumumkan mereka akan menormalkan hubungan, dan Maroko menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada bulan Desember, setelah Presiden AS Joe Biden mengalahkan pendahulunya Donald Trump dalam pemilihan presiden.
Para pejabat Palestina mengatakan mereka merasa dikhianati oleh saudara-saudara Arab mereka karena mencapai kesepakatan dengan Israel, tanpa terlebih dahulu menuntut kemajuan menuju pembentukan negara Palestina. Sebelum normalisasi disepakati tahun lalu, hanya dua negara Arab, Mesir dan Yordania, yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel.
Para pejabat AS tidak mengatakan dengan tepat bagaimana AS menggunakan perjanjian normalisasi sebagai alat untuk membuat kemajuan dalam masalah Israel-Palestina.
"Pemerintahan Biden telah memulai dengan komitmen yang jelas terhadap solusi dua negara. Kami melanjutkan dengan komitmen itu. Kami berusaha untuk maju semampu kami, ketika kami bisa, sebaik mungkin," kata salah satu pejabat AS.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, seorang nasionalis di atas koalisi lintas partai, menentang kenegaraan Palestina.
Ketiga negara Kesepakatan Abraham juga akan membentuk dua kelompok kerja baru pada pertemuan tersebut, kata para pejabat AS, dengan satu kelompok berfokus pada koeksistensi agama dan yang lainnya pada masalah air dan energi.
"Kelompok kerja ini akan berusaha untuk mewujudkan janji itu untuk terhubung dengan mitra penting AS di kawasan dan menemukan cara baru untuk memecahkan masalah lama bersama, di Israel dan UEA, tetapi juga di seluruh kawasan," kata salah satu pejabat AS.
REUTERS