Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Kabinet Daur Ulang Ismail

Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob membentuk kabinet baru. Sebagian besar adalah wajah lama dari kabinet Muhyiddin Yassin. Kursi Anwar Ibrahim di Pakatan Harapan mulai digoyang.

4 September 2021 | 00.00 WIB

Ismail Sabri Yaakob melambai kepada wartawan sebelum pelantikannya sebagai Perdana Menteri ke-9, di Kuala Lumpur, Malaysia 21 Agustus 2021. Departemen Informasi Malaysia/Famer Roheni/Handout via REUTERS/File Foto
Perbesar
Ismail Sabri Yaakob melambai kepada wartawan sebelum pelantikannya sebagai Perdana Menteri ke-9, di Kuala Lumpur, Malaysia 21 Agustus 2021. Departemen Informasi Malaysia/Famer Roheni/Handout via REUTERS/File Foto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Kabinet Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri tak jauh beda dari kabinet Muhyiddin.

  • Kubu oposisi mengkritik komposisi kabinet ini dan menagih janji reformasi.

  • Beberapa politikus koalisi oposisi Pakatan Harapan mulai menuntut Anwar Ibrahim diganti.

MENTERI Senior Mohamed Azmin Ali memimpin pembacaan sumpah para menteri kabinet baru Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob di Istana Negara pada Senin, 30 Agustus lalu. Mereka menyatakan sumpah di hadapan Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, yang didampingi Raja Permaisuri Agong Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus