Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bahaya dari Votkinsk

Votkinsk terletak 1.000 km di timur moskow. di kota ini diproduksi berbagai kebutuhan militer. dari rudal jarak dekat sampai rudal antarbenua. kini berubah, produksi sipil meningkat 30%.

11 Januari 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI mana datangnya 27.000 senjata berhulu ledak nuklir milik negara bekas Uni Soviet? Itu jelas bukan pertanyaan yang mudah. Era industrialisasi yang dicananangkan Stalin tahun 1930-an dan kemenangan atas Jerman dalam Perang Dunia Kedua membuat Uni Soviet menempatkan industri militer sebagai prioritas utama. Artinya, pabrik senjata, konvensional maupun strategis, bisa jadi tersebar di mana-mana. Salah satu pabrik senjata nuklir strategis terletak di Votkinsk, sekitar 1.000 km di timur Moskow. Kota berpenduduk 102.000 orang itu sebenarnya punya aneka ragam industri. Dari pemotongan kayu, pabrik peralatan elektronik, pengeboran minyak, sampai pabrik terbesar yang dikenal dengan Pabrik Produksi Mesin Votkinsk. Di sinilah diproduksi peluru-peluru kendali jarak dekat, jarak sedang, sampai rudal antarbenua. Kini, pabrik Votkinsk tinggal memproduksi rudal antarbenua, karena perjanjian pengurangan persenjataan nuklir pada 1987 menyatakan penghentian seluruh produksi rudal jarak sedang dan dekat. Padahal, kapasitas pabrik itu tidak main-main. Sejak berproduksi 1978, rata-rata 60 buah rudal jarak dekat dihasilkan per tahunnya. Sedangkan untuk rudal jarak sedang, mulai diproduksi tahun itu juga, 1978, rata-rata 65 buah per tahunnya. Sementara itu, rudal antarbenua yang baru diproduksi pada tahun 1985 sampai kini hanya berjumlah 62 buah. Untuk mendukung kelangsungan produksi, pabrik tersebut berada di bawah pengawasan Komisi Perencanaan Negara (Gosplan). Komisi ini bertugas menjamin agar perencanaan ekonomi negara siap mendukung industri militer. Sedangkan pengadaan bahan baku dijamin oleh Komisi Pengadaan Materi dan Teknik Negara (Gosnab). Kedua komisi ini secara langsung berada di bawah Komisi Industri Militer dari Dewan Menteri. Tidak jelas kapan persisnya pabrik ini berdiri. Awalnya bermula dari riset Kementerian Pertahanan bersama Pasukan Roket Strategis untuk mengembangkan sistem roket dengan bahan bakar padat pada akhir tahun 1950-an. Riset itulah yang kemudian mendasari berdirinya suatu pabrik senjata nuklir. Pabrik ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama, terletak di dalam kota, memproduksi komponen-komponen senjata dan pengembangan sistemnya. Setelah itu, semua komponen dibawa ke tempat perakitan yang terletak 12 kilometer di pinggiran kota. Tidak jelas di bagian mana hulu ledak nuklir diproduksi, namun besar kemungkinan di bagian perakitan. Soalnya, bagian ini dikawal oleh pasukan elite baret hitam dari Kementerian Dalam Negeri yang terkenal itu. Untuk mendukung industri itu, ada 13.500 pekerja yang setiap bulannya memperleh gaji 400 rubel atau sekitar Rp 7.200. Gaji tersebut di atas pendapatan pekerja biasa, yang besarnya 250 sampai 350 rubel. Masih ada lagi bonus mingguan yang besarnya sesuai dengan tingkat keahlian masing-masing. Secara ekonomis pabrik senjata nuklir ini cukup menguntungkan. Biaya produksi tiap senjata besarnya 60% sampai 80% dari harga jual tiap unit. Dengan demikian, diperkirakan, untuk setiap rubel yang dihabiskan akan menghasilkan 2,5 sampai lima rubel. Masa panen dialami pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, ketika terjadi boom senjata nuklir. Itu sebabnya, pekerja juga mendapat fasilitas yang memadai. Sejak pertengahan tahun 1970-an, mereka tidak tinggal di barakbarak kumuh. Sebagai gantinya adalah apartemen di areal 200.000 meter persegi yang dilengkapi dengan fasilitas alat pemanas, air bersih, dan saluran gas untuk kebutuhan energi. Bahkan Kota Votkinsk juga ikut mendapat berkahnya, dengan dibangunnya 100 km jalan aspal dan fasilitas delapan rute bis umum. Sekarang, dalam era Perang Dingin, Votkinsk mulai berubah haluan memproduksi barang-barang sipil. Produksi sipil itu meningkat 30% setelah pengurangan senjata nuklir pada 1987. Yang kini dicemaskan orang, dalam suasana peralihan dari ekonomi sosialis ke pasar terbuka, kabarnya produksi pabrik pun merosot. Itu bisa mengakibatkan adanya pemotongan gaji, bahkan pengurangan tenaga kerja. Lalu, bila para ahli nuklirnya pindah kerja ke negara lain, dan tetap bekerja di bidangnya. Persediaan bahan baku nuklir, misalnya uranium dan plutonium, yang tak lagi digunakan, dijual ke negara lain pula. Swiss tiga pekan lalu sudah ditawari uranium. Dan pekan lalu 15.000 pucuk senjata, termasuk 700 senapan semiotomatis, hilang dari gudang di wilayah Transkaukasus. Dan pabrik seperti ini tak cuma ada di Votkinsk. Liston P. Siregar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus