Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
London, 28 Januari 2004. Sepucuk surat melayang ke meja kerja Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Isinya menghamburkan suasana sebuah musim pada bulan Januari di Eropa: dingin dan menggigit. "Saya dididik untuk percaya bahwa kita tidak bisa memilih sendiri siapa wasit kita, termasuk ketika keputusan wasit itu sudah final." Pengirimnya adalah Ketua Dewan Gubernur British Broadcasting Corporation (BBC) Gavyn Davies. Malah dengan tegas ia menyindir Blair dengan menuliskan, "Ada tradisi terhormat di lingkungan masyarakat Inggris, yakni mereka yang dikenai tuduhan harus mau bertanggung jawab atas apa yang terjadi."
Surat pengunduran diri itu dikirim Davies tak lama berselang setelah Lord Hutton, hakim yang menangani kasus tewasnya pakar persenjataan Inggris, David Kelly, membacakan kesimpulan penemuannya selama 75 menit di Majelis Rendah. Hakim senior itu memaparkan berbagai peristiwa sejak dipublikasikannya dokumen persenjataan Irak pada September 2002, yang diakhiri dengan meregangnya nyawa Kelly pada 17 Juli 2003.
Dalam kesimpulannya, Hutton menyatakan bahwa terjadi cacat prosedural ketika BBC menurunkan beritanya. BBC menyebutkan bahwa pemerintah Inggris membesar-besarkan informasi intelijen sebagai pembenaran serangan terhadap Irak dan Hutton menilai laporan ini sebagai sebuah kesalahan. Bahkan pernyataan Kelly kepada wartawan BBC Andrew Gilligan diragukan kebenarannya. Yang paling tragis, Hutton menemukan fakta bahwa Gilligan menyiarkan berita pada pukul 6.07, pagi hari, sebelum para editor membaca naskahnya lebih dulu.
Ketika itu, Gilligan mengudarakan laporannya dalam program BBC Today edisi 29 Mei 2003. Narasumber anonim yang diwawancarai Gilligan menyebut laporan intelijen yang dipublikasikan pada September 2002 telah dilebih-lebihkan. Dokumen yang menyatakan bahwa Irak mampu meluncurkan senjata pemusnah massal dalam 45 menit hanya karangan belaka. Menurut laporan tersebut, otak rekayasa itu tak lain Alastair Campbell, direktur komunikasi kantor perdana menteri sekaligus tangan kanan Blair. Gilligan mengatakan bahwa sumbernya adalah seorang pejabat tinggi Inggris. Kisah bergulir hingga berujung pada tewasnya Kelly, yang ditemukan di pinggiran London.
Munculnya kesimpulan Hutton itu sekaligus menjadi klimaks perseteruan antara Jalan Downing (kediaman Perdana Menteri Blair) dan BBC yang telah berlangsung berbulan-bulan. Kedua belah pihak selama ini saling menyalahkan dan merasa paling benar. Hasilnya kemudian menjadi sebuah tragedi bagi BBC. Meski demikian, Davies mempertanyakan apakah kaset rekaman wawancara wartawan Susan Watts dengan Kelly sudah masuk pertimbangan tersebut.
Berjeda 20 jam pasca-mundurnya Davies, giliran Direktur Jenderal BBC Greg Dyke yang pamit. Sebelumnya, ia mengakui kesalahan yang dilakukan wartawan Andrew Gilligan. Ia minta maaf atas kesalahan tersebut, tapi juga mengatakan bahwa BBC tidak pernah menuding Blair sebagai seorang penipu. Ucapan maaf itu pun diulangi oleh Lord Ryder, Penjabat Direktur BBC, tak lama setelah pengunduran diri Greg Dyke. "Atas nama BBC, saya minta maaf kepada pihak-pihak yang tercemar reputasinya," kata Ryder.
Tentu saja Blair puas mendengar permintaan maaf itu. "Tudingan serius yang ditimpakan kepada saya akhirnya dicabut juga. Ini sudah cukup dan sesuai dengan apa yang saya inginkan," katanya. Blair menyatakan ia menghormati independensi BBC dan tetap mengharap kritik terhadap pemerintahannya. "Tapi dengan cara-cara yang senonoh," ujarnya.
Mundurnya para eksekutif BBC merupakan ujian serius bagi lembaga pers independen di negeri-negeri Barat, yang selama ini dianggap sebagai tempat lahirnya demokrasi. Mereka yakin keputusan hakim tidak berimbang, tapi tetap menghormatinya. Ini bagaikan kisah Sokrates yang dipaksa menenggak racun karena keyakinannya. Tubuhnya mati dan pudar akibat racun, tapi jiwanya tak lelah berjuang demi kebebasan berpendapat.
Rommy Fibri (BBC, Reuters)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo