Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kampung halamannya bukan di Israel ataupun Palestina. Tak setetes pun darah Yahudi, Arab, atau Filistin yang mengalir di tubuhnya. Tapi belakangan Ernst Uhrlau, 58 tahun, tiba-tiba menjadi pahlawan di Israel, Palestina, hingga Libanon. Pekan lalu, Pak Uhrlau, seorang pria kelahiran Hamburg, Jerman, berhasil memulangkan pengusaha Israel yang ditawan Hizbullah, beserta tiga jasad tentara Israel, ke negerinya. Sebagai barter, ia juga membebaskan 400 orang Palestina, Libanon, dan beberapa negara lain yang dibelenggu oleh Ariel Sharon di beberapa penjara Israel.
Ernst Uhrlau memang bertangan dingin dalam melunakkan pertikaian. Dia orang nomor satu di lembaga intelijen Jerman dan diterima dengan baik oleh Israel ataupun Hizbullah. Di Jerman, ia dikenal sebagai "si pemberes masalah". Isu ekstremisme hingga terorisme ibarat makan-minumnya sehari-hari. Intelijen internasional? Dia khatam sampai ke kawasan Timur Tengah. Buktinya, Iran bisa ia lunakkan. Israel dan Hizbullah dibikinnya mengangguk-angguk setuju. Banyak yang menyamakan dia dengan agen 007 dalam film-film James Bond.
Tapi Uhrlau menepis segala puja-puji itu: "Saya tak bermaksud menjadi 008, 009 atau 000," ujarnya. Percaya atau tidak, tampangnya pun jauh dari urusan dinas rahasia yang selalu mesra dengan kekerasan dan terorisme. Bapak dua anak ini adalah pencinta musik dan gemar menghabiskan waktu di dapur. Pendidikan ilmu politik, sosiologi, dan ilmu ekonomi membuatnya brilian dalam menganalisis. Dalam berhubungan dengan media, sikap halus dan diplomatis adalah taktiknya.
Berbagai kelebihan itulah yang membuat kariernya mulus. Dia mengawali pekerjaannya sebagai guru di sekolah pendidikan polisi di Hamburg. Tahun 1975, Uhrlau menjadi penasihat beberapa menteri. Setelah enam tahun, pria ini naik ke kursi Deputi Kepala Kantor Intelijen Internal di Hamburg. Di sanalah kemampuan intelijennya terasah menjadi spesialis gerakan bawah tanah yang mengurusi isu ekstremisme dan terorisme. Sepuluh tahun berlalu, Uhrlau naik pangkat dari deputi menjadi Kepala Intelijen Internal.
Sejalan dengan waktu, kariernya terus bersinar. Pada 1996, ia diminta menjadi Kepala Polisi Hamburg dengan tugas mengubah berita media massa yang penuh dengan warta negatif tentang kantornya. Reputasinya tersohor hingga jauh ke ibu kota Jerman, Bonn. Maka, pada 1998, Kanselir Gerard Schroeder secara pribadi memintanya bergabung. Pria berkaca mata lebar ini mendapat meja Koordinator Intelijen Federal, yang membawahkan Badan Intelijen Eksternal (seperti FBI di Amerika Serikat) dan intelijen militer.
"Kepergiannya merupakan kehilangan terbesar bagi rakyat dan polisi Hamburg," ujar Wali Kota Hamburg, Ortwin Runde. Namun, apa daya, Bonn memanggilnya. Selama ini citra lembaga intelijen Jerman dikenal mudah disusupi. Banyak orang yang diduga anggota jaringan Al-Qaidah, termasuk salah satu pelaku insiden 11 September, pernah tinggal di Jerman. Maka, pria Hamburg ini pun giat menyingsingkan lengan bajunya.
Dia berupaya membersihkan kelompok ekstrem maupun terorisme di tanah Jerman. Para "James Bond" didikannya ia berdayakan di seluruh lini penting dunia, termasuk Timur Tengah. Dan salah satu hasil terbaru yang spektakuler, ya, itu tadi: pertukaran tawanan Israel-Hizbullah.
Ernst Uhrlau memang layak mendapat bintang.
Purwani Diyah Prabandari (Die Tageszeitung, Jungle World, DeutschlandRadio)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo