Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Baru perang bla-bla-bla

Yugoslavia terancam perang saudara. republik kroa- tia dan slovenia merencanakan kemerdekaannya. ke- dua negara secara ekonomi lebih makmur dibanding republik lain. mengaku dekat dengan barat.

29 Juni 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kroasia dan Slovenia merencanakan memproklamasikan kemerdekaannya pekan ini. Perang saudara? KALAU Anda omong-omong dengan orang Kroasia tentang orang Serbia, yang tergambar adalah sebuah karikatur. Orang Serbia itu bangga dengan jenggotnya yang mencerminkan keliaran dan, karena itu, mereka sulit dipercaya untuk memegang uang. Selera mereka terhadap otokrasi menyebabkan mereka tak cocok dengan demokrasi. Orientasi mistik Timur mereka menjadikan orang-orang Ser- bia sebagai pengusaha miskin. Mereka lebih suka hura-hura daripada kerja keras. Mereka selalu ingin menghapuskan orang-orang Kroasia dari muka bumi, tapi mereka pengecut. Dan kalau Anda mengobrol dengan orang Serbia tentang orang Kroasia, yang terdengar hampir sama. Orang Kroasia itu mengangankan suasana Eropa Barat, tapi kakinya membawa mereka ke kolam fasis. Terbayang-bayang, kemegahan bendera dan upacara Katolik Roma yang abadi, mereka berkomplot melawan Gereja Ortodoks Serbia. Beri kesempatan kepada mereka, mereka akan melakukan satu pembunuhan masal seperti dalam Perang Dunia II yang lalu. Mereka ingin mengusir orang-orang Serbia, tapi mereka pengecut. Maka Blaine Harden, penulis artikel di koran Washington Post, mengatakan, menambah kedua pandangan itu, dan melihat kenyataan sejarah bahwa kedua etnis itu suka membagi-bagi senjata di antara mereka, sebuah perang saudara di Yugoslavia bukanlah hal yang mustahil. Apalagi bila rencana Kroasia, republik di Yugoslavia barat laut, memproklamasikan kemerdekaannya Rabu pekan ini terlaksana. Apalagi bila Republik Slovenia di hari yang sama juga menyatakan memisahkan diri dari Republik Federasi Yugoslavia. Hambatannya memang datang dari Serbia, republik terbesar di negara berpenduduk 24 juta ini. Serbia ingin mempertahankan bentuk federasi dan pemerintahan terpusat, seperti yang berlaku sekarang ini. PM Yugoslavia Ante Markovic, orang Serbia, sudah mengancam bakal menggunakan segala cara untuk mencegah Slovenia dan Kroasia memisahkan diri. Bisa jadi, militer Yugoslavia (yang 70% perwiranya asal etnis Serbia) bakal dikerahkan ke kedua republik itu. Masalahnya, berdasarkan konstitusi, cuma Presiden Yugoslavia yang bisa memerintah angkatan bersenjata. Sejak 15 Mei silam, pos presiden kosong. Wakil Kroasia dalam dewan kepresidenan, yang seharusnya mengisi pos itu tahun ini sesuai dengan giliran, diblokir oleh Serbia dan republik kecil lain. Antara lain, karena pemblokiran inilah Kroasia memutuskan untuk menyatakan kedaulatannya. Sejak awal berdirinya, Republik Federal Yugoslavia, yang terdiri dari enam republik dan dua wilayah khusus, memang rawan pertengkaran etnis dan agama. Di sini hidup empat etnis, tiga agama besar (Kristen Ortodok, Katolik, dan Islam), serta lusinan suku. Bila selama 38 tahun pertengkaran tak muncul ke permukaan, itulah berkat pemerintahan tangan besi Josip Broz Tito. Maka, setelah sang diktator mangkat, 1980, permusuhan kembali marak. Mengikuti kecenderungan di Eropa Timur, empat republik menanggalkan baju merahnya. Kini cuma Serbia dan Montenegro yang masih komunis. Inilah pangkal masalah sebenarnya. Serbia, sebagai republik terbesar dengan penduduk terbanyak (sepertiga penduduk Yugoslavia) dianggap ingin mempertahankan supremasi dan memperlambat demokrasi. Padahal, Slovenia dan Kroasia menganggap diri mereka berbeda dengan wilayah lain di Yugoslavia. Mereka mengaku lebih terpengaruh kebudayaan Barat karena pernah menjadi wilayah kekuasaan Kekaisaran Austria-Hungaria. Sebaliknya, wilayah lain berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Otoman Turki selama 500 tahun. Dan memang, di Slovenia, 2 juta warganya (hampir 100% etnis Slovenia) tergolong kebarat-baratan. Maklumlah, Lubyana, ibu kota Slovenia, cuma satu jam perjalanan dari perbatasan Austria maupun Italia. Konon, kedua negara Barat itu diam-diam mendukung upaya Slovenia melepaskan diri dari Yugoslavia. Berbeda dengan Slovenia, di Kroasia, masalah pemisahan bakal memicu kerusuhan antar-etnis. Dari 4,5 juta penduduk Kroasia, terdapat 600.000 etnis Serbia. Kerusuhan antara kedua etnis ini, Mei silam, menelan 18 korban jiwa. Kedua etnis itu sudah mempersenjatai diri. Sejak itu, tentara (federal) disiagakan di Kroasia. Secara ekonomi, Slovenia dan Kroasia lebih makmur ketimbang republik lain. Pendapatan per kepala mencapai US$ 5.500 per tahun, hampir dua kali rata-rata pendapatan per kepala di wilayah Yugoslavia lainnya yang sekitar US$ 3.000. Tapi kesulitan ekonomi terus-menerus- turisme yang anjlok misalnya- mengakibatkan, "Kami tak lagi mampu mendukung Yugoslavia. Sembilan persen penduduk Slovenia menghasilkan 22% produk nasional dan 35% ekspor," ujar Menteri Keuangan Slovenia Dusan Sesok kepada Reuters. Perpecahan memang makin nyata. Di Kroasia, jalan-jalan yang namanya berbau Serbia diganti. Dan di Serbia, nama-nama toko yang dibuat dengan huruf Romawi, huruf nasional Kroasia, dicat lagi dengan huruf Cyrillic. Slovenia sudah mencetak paspor sendiri untuk warganya. Juga sedang mempersiapkan bank nasional. Soalnya, para pemimpin Slovenia yakin bahwa pengakuan dunia internasional- secara politik dan ekonomi- bakal diperoleh dalam waktu tiga bulan mendatang. "Kalau tidak, saya akan mundur," ujar Sesok. Tapi itulah, sejauh ini, belum ada pertarungan seru. Yang ada baru perang bla-bla-bla. Mungkin itu tadi, mereka sama-sama pengecut. Farida Senjaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus