Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Belasan tahun ia hidup sebagai bayang-bayang seseorang yang dicintai rakyat Myanmar dan dihormati di dunia internasional. Ketika ia kemudian terpilih sebagai presiden melalui pemungutan suara di majelis tinggi dan majelis rendah pada Selasa pekan lalu, tidak banyak orang yang tahu siapa lelaki pendiam dan berambut putih yang telah meninggalkan kedudukannya di Kementerian Luar Negeri untuk bergabung dengan Aung San Suu Kyi ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo