Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lewatlah sudah arena yang penuh sesak, dan pidato kampanye selama 90 menit. Kini, Donald Trump telah kembali ke Gedung Putih. Trump yang menyukai gaya komunikasi baru dengan publik Amerika hampir setiap hari muncul secara langsung dar Ruang Oval di saluran-seluran televisi berita, Reuters melaporkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam hampir empat minggu sejak ia kembali ke kursi kepresidenan, Trump telah memanfaatkan kemegahan kantor West Wing yang bersejarah dengan pertemuan media yang direkam dan ditayangkan di saluran berita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dia menggunakan ruangan ini untuk menonjolkan otoritasnya sebagai presiden," kata sejarawan kepresidenan Thomas Alan Schwartz dari Vanderbilt University. "Tidak ada yang lebih berwibawa daripada presiden yang menggunakan Ruang Oval."
Ketergantungan pada Trump untuk bertindak sebagai pembawa pesannya sendiri telah menjadi bagian eksplisit dari strategi komunikasi Gedung Putih. "Presiden adalah juru bicara terbaik yang dimiliki Gedung Putih, dan saya dapat meyakinkan Anda bahwa Anda akan mendengar dari dia dan saya sebanyak mungkin," ujar sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt kepada para wartawan pada konferensi pers pertamanya pada 28 Januari.
Dikelilingi oleh potret-potret presiden termasuk Ronald Reagan, George Washington dan Thomas Jefferson, dan dengan wakil kepala staf Stephen Miller dan para penasihat lainnya yang berada di dekatnya, Trump telah mendiskusikan berbagai hal mulai dari Ukraina dan Gaza hingga ketidaksukaannya terhadap sedotan kertas selama pertukaran bebas dengan pers.
Trump biasanya mengadakan rapat dengan duduk di belakang Meja Resolute yang bersejarah, terbuat dari kayu kapal eksplorasi Arktik Inggris dengan nama yang sama dan merupakan hadiah dari Ratu Victoria yang telah digunakan oleh beberapa presiden. Trump telah mengembalikan tombol merah untuk memesan Diet Coke dari pelayan yang muncul pada masa jabatan pertamanya.
Frekuensi sesi ini berbeda dengan pendahulunya, Joe Biden, yang mengundang kritik karena keterlibatannya yang terbatas dengan wartawan dan sebagian besar terpaku pada pidato yang disampaikan melalui teleprompter di Ruang Roosevelt, Ruang Timur, dan area publik lainnya.
Dari 34 sesi Trump dengan wartawan sejak ia menjabat, 16 di antaranya dilakukan di Ruang Oval, menurut pakar kepresidenan Martha Joynt Kumar.
Jumlah ini jauh lebih banyak daripada Biden, yang mengadakan 22 sesi tanya jawab singkat dengan wartawan pada periode yang sama dalam masa kepresidenannya, termasuk sembilan sesi di Ruang Oval, ujar Kumar. Dan ini hampir tiga kali lipat lebih banyak dari awal masa jabatan pertama Trump, ketika ia hanya mengadakan lima pertemuan pers di Oval.
Diminta untuk mengomentari seringnya Presiden Trump muncul di Ruang Oval, Leavitt mengatakan: "Presiden Trump dengan senang hati membuka Ruang Oval hampir setiap hari untuk para jurnalis yang diberi hak istimewa untuk mengajukan pertanyaan kepadanya agar dapat dilihat oleh seluruh dunia."
Sementara itu, dia telah mengurangi secara drastis jadwal briefing untuk para wartawan, dan hanya mengadakan empat kali dalam kurun waktu tersebut.
Tontonan dan Kekuasaan
Namun akses tersebut tetap dengan persyaratan Trump. Dalam sebuah langkah luar biasa minggu lalu, ia melarang wartawan Associated Press masuk ke Kantor Oval setelah kantor berita tersebut terus menggunakan istilah Teluk Meksiko menyusul perintah eksekutif Trump yang mengubah nama tersebut menjadi Teluk Amerika.
Asosiasi Koresponden Gedung Putih dan pihak-pihak lain termasuk Reuters telah mengajukan keberatan dengan pembatasan akses yang dibuat atas dasar keputusan editorial.
Sebagai mantan pemain reality show di televisi yang dikenal karena kecintaannya pada dunia panggung, Trump melihat sesi di Ruang Oval sebagai media yang bebas, kata seorang sumber yang mengetahui pandangannya.
Dia cenderung berpindah dari satu topik ke topik lainnya dan terkadang memberikan komentar tanpa naskah.
Pada Kamis, Trump mengumumkan dari balik mejanya bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan bahwa mereka merencanakan sebuah pertemuan puncak untuk mengakhiri perang Ukraina, kemungkinan di Arab Saudi, yang membuat para pemimpin Eropa khawatir.
Seminggu sebelumnya, ia menyarankan untuk memindahkan 1,7 juta warga Palestina secara permanen dari Gaza, dengan mengatakan bahwa orang-orang di sana tidak memiliki pilihan lain selain meninggalkan daerah kantong yang hancur akibat serangan militer Israel.
Banyak acara di Ruang Oval Trump ditandai sebagai "pers tertutup" pada jadwal harian, yang berarti wartawan tidak boleh dibawa masuk.
Namun, beberapa menit sebelum setiap acara, para ajudan akan memeriksa apakah Trump ingin membukanya untuk para wartawan. Dia biasanya setuju, sehingga memicu perebutan oleh para wartawan.
Trump mengundang wartawan ke Ruang Oval tanpa pemberitahuan sebelumnya pada Selasa lalu, untuk merekam momen ia mendesak Raja Yordania Abdullah untuk membatalkan penolakannya menerima pengungsi Palestina dari Gaza. Raja Yordania menegaskan kembali "posisi teguh" negaranya terhadap rencana tersebut.
Seperti seorang impresario TV, Trump menyukai akhir yang menggantung untuk menyiapkan episode berikutnya dan menarik perhatian pemirsa. Pada Rabu, dia menggoda akan adanya pengumuman tarif yang akan datang.
"Saya mungkin akan melakukannya hari ini, dan jika saya melakukannya hari ini, saya hampir bisa melakukannya sekarang. Apakah Anda ingin terkejut?" Kata Trump.