SEPULUH bulan sesudah tersingkir dari Istana Elysee, tempat
kediaman resmi kepala negara Prancis, Valery Giscard d'Estaing
kembali terjun ke gelanggang politik. Bekas presiden itu
merangkak lagi dari anak tangga paling bawah. mencalonkan diri
untuk kursi dewan kota Chamalieres di selatan Prancis.
Keputusan Giscard d'Estaing ini pekan lalu dicela saingannya.
Skandal berlian 30 karat--pemberian Kaisar Jean Bedel Bokassa
dari Republik Afrika Tengah yang dibongkar pers akhir
1979-diingatkan kembali. Kali ini kasus yang sempat menjegal
Giscard d'Estaing dalam pemilihan presiden di musim semi 1981
tampak tak menciutkan nyalinya. "Saya bertarung untuk memecahkan
masalah yang selalu merundung rakyat," ujarnya.
Di Chamalieres, soal yang sedang memusingkan dewan kota, antara
lain, tempat tinggal bagi orang jompo, pendidikan, dan lapangan
kerja bagi angkatan muda. Untuk menjual ide tersebut dalam
kampanyenya, Giscard d'Estaing terpaksa bekerja keras.
Sedikitnya delapan jam sehari, Giscard d'Estaing mengunjungi
rumah-rumah penduduk, toko serba-ada, serta gelanggang olahraga.
Tema kampanye lokal yang disodorkan bekas presiden itu tampak
sangat berkenan di hati masyarakat. Tak heran Giscard d'Estaing,
yang memerintah dari 1974 sampai 1981, mendapat sambutan hangat
di mana-mana.
Tak cuma gagasannya yang menarik, tapi juga penampilannya dalam
berkampanye. Giscard d'Estaing tak lagi dikawal ketat oleh
polisi seperti waktu bertarung melawan Francois Mitterand,
kandidat Partai Sosialis, yang mengalahkannya dalam pemilihan
persiden lalu.Kini Giscard d'Estaing sering terlihat didampingi
satu atau dua pengawal saja. Untuk mengunungi calon pemilih ia
mengendarai sedan.
Giscard d'Estaing optimistis bisa memenangkan pemilihan di
Chamalieres. Kandidat Partai Sosialis di situ mengakui bahwa
peluang lawannya memang lebih besar. Chamalieres, menurut
kalangan Sosialis, sudah hampir identik dengan Giscard
d'Estaing.
Tampilnya Giscard d'Estaing di Chamalieres, menurut analis
politik Prancis, ertujuan mencegah Walikota Paris Jacques
Chirac, tokoh Partai Neo-Gaullis, menguasai suara di kalangan
konservatif yang beroposisi. Antara Giscard d'Estaing dan Chirac
konon ada kesepakatan bahwa kandidat yang akan maju dalam
pemilihan lanjutan adalah yang memperoleh dukungan 2.000 suara
--jumlah yang diperkirakan dengan mudah dikantungi Giscard
d'Estaing. Pemilihan penentuan akan berlangsung menjelang akhir
Maret ini.
Partai Sosialis, yang kini memerintah di Prancis, juga Partai
Komunis, ikut bersaing merebut suara di tingkat lokal. Di
Chamalieres, ada sekitar 12.000 pemilih. Kedua partai ini tampak
sulit untuk mengimbangi pengaruh Partai Kanan Tengah (UDF) yang
dipimpin Giscard d'Estaing.
Di masa lalu, partai yang tengah berkuasa biasanya menganggap
pemilihan lokal tak begitu penting. Kali ini Partai Sosialis
justru memperhatikannya secara serius. Tantangan pendukung
Giscard d'Estaing dalam pemilihan presiden lalu, yang diucapkan
mereka seusai penghitungan suara yang memenangkan Mitterand,
rupanya cukup menghantui Partai Sosialis. "Mitterand tak akan
sampai dua tahun berkuasa. Kami akan turun ke jalan," teriak
mereka yang kini menjadi oposisi.
Pemilihan di Chamalieres ini diramalkan sebagai jalan bagi
kembalinya Giscard d'Estaing ke Istana Elysee--tentu saja kalau
ia menang. Toh untuk itu ia harus bersabar tujuh tahun lagi
sampai masa jabatan Mitterand habis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini