Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Belum Buntu Gagasan "Koalisi"

PM Malaysia, Mahathir Mohamad, mengancam akan menarik dukungannya bagi khmer merah di PBB, jika khmer merah menolak usul koalisi yang diusulkan ASEAN. Dhanabalan jadi sibuk berkeliling. (ln)

13 Februari 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASALAH Kampuchea kembali menjadi hangat di kalangan pemimpin ASEAN. Pasalnya ialah Khmer Merah pimpinan Khieu Samphan menolak usul ASEAN untuk membentuk "koalisi longgar" guna melawan kehadiran Vietnam di Kampuchea. Koalisi yang diusulkan itu ialah antara Khmer Merah, kelompok Moulinaka di bawah Pangeran Norodom Sihanouk dan Front Pembe basan Rakyat Kampuchea pimpinan Son Sann. Reaksi keras datang dari Malaysia. PM Mahathir Mohamad, ketika membu ka konperensi Organisasi Antar-Parlemen ASEAN (AIPO) pekan lalu, mengancam akan menarik dukungannya bagi Khmer Merah di PBB bila kelompok yang disingkirkan rezim Heng Samrin ini menolak usul ASEAN. Khmer Merah sampai sekarang masih diakui di PBB berkat dukungan ASEAN. Masalah Kampuchea, setelah Khmer Merah menolak usul koalisi, menurut Mahathir, semakin menjauhi penyelesaian. "Sikap keras kelompok tertentu itu sangat disesalkan," katanya. Bukan hanya Mahathir yang kecewa. Singapura yang memprakarsai koalisi itu merasa mendapat tamparan setelah Khmer Merah tidak mau bertemu dengan dua kelompok lainnya. Sehari setelah Mahathir mengemukakan sikapnya, Menlu Singapura Supiah Dhanabalan terbang ke Jakarta. Dalam kunjungan kurang dari lima jam itu, ia mengadakan pembicaraan dengan Menlu Mochtar Kusumaatmadja dan Presiden Soeharto. "ASEAN akan melanjutkan usahanya menyelesaikan masalah Kampuchea," kata Dhanabalan, Ketua Panitia Tetap ASEAN, pada pers kemudian. Namun ia menolak anggapan bahwa kunjungan mendadaknya ke Jakarta hari itu (3 Februari) sebagai reaksi atas pernyataan Mahathir. Agaknya Singapura tetap mempertahankan gagasannya yang kemudian diterima ASEAN. Koalisi longgar antara Khieu Samphan, Sihanouk dan Son Sann tetap dianggap salah satu jalan penyelesaian damai di kawasan itu. "Kami menganggap, koalisi longgar masih mungkin berlaku," kata Dhanabalan. "Dan Singapura tetap mendukung Khmer Merah di PBB," tambahnya. Namun koalisi yang diusulkan itu tidak mungkin terwujud tanpa kelompok Khmer Merah. Inilah kenyataan pahit bagi kalangan ASEAN. Sedang Mochtar sendiri, setelah Mahathir memperingatkan Khmer Merah, belum melihat jalan buntu. "Seharusnya Khmer Merah mengusulkan apa yang diinginkan," katanya selesai berunding dengan Dhanabalan . Selesai mendengar pendapat Jakarta, Dhanabalan mengadakan konsultasi dengan Menlu Malaysia Tan Sri Ghazal Shafie yang berkunjung ke Singapura Pernyataan Mahathir, menurut Ghazali dimaksudkan agar Khmer Merah tidal mengabaikan usul untuk memecahkan masalah Kampuchea itu. "Bola sudah d kaki mereka. Terserah pada ketiga pihal itu untuk memainkannya," kata Tan Sri. Jelas ASEAN belum mengubah sikap nya. Tan Sri Ghazali bahkan menegas kan keinginan ASEAN untuk menyedia kan tempat dan fasilitas pada ketiga ke lompok Kampuchea itu merundingkan embentukan koalisi. Untuk "menyatukan" pendapat, Ketua Panitia Tetap ASEAN Dhanabalan juga akan menemui Menlu Filipina Car los Romulo dan Menlu Muangthai Siddhi Savetsila. Tapi kelihatannya pernyataan Mahathir itu sejalan dengan pendapat pemimpin ASEAN lainnya, bahwa Khmer Merah kurang menghormati upaya damai yang disodorkan. Betulkah Malaysia benar-benar menarik dukungannya pada Khmer Merah di PBB? Ada pendapat bahwa pernyataan Mahathir ini buat sementara sekedar mendesak Khmer Merah agar mau berjabat tangan dengan Sihanouk dan Son Sann membentuk koalisi. Rezim Heng Samrin yang berkuasa sejak tiga tahun lalu atas dukungan Vietnam kini semakin kokoh. Besar kemungkinan kursi di PBB bisa direbutnya jika gagasan koalisi anti-Vietnam tadi tak terwujud segera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus