Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ratusan lilin disemayamkan di sekeliling jasad Narendra Dabholkar di Pune, Negara Bagian Maharashtra, India, Sabtu dua pekan lalu. Lilin itu dibawa para pelayat sebagai bentuk belasungkawa dan penghargaan atas perjuangan Dabholkar menegakkan aturan anti-perdukunan dan ilmu hitam. Pelayat yang datang dari berbagai penjuru Maharashtra itu bahkan bersedia antre untuk menempatkan lilin dan berdoa.
Puluhan karangan bunga menghiasi rumah Dabholkar, 67 tahun. Ia tewas ditembak ketika sedang lari pagi di jembatan dekat Kuil Omkareshwar, Pune, tak jauh dari rumahnya. Sebelumnya, dua pria bersepeda motor tampak menunggunya ke luar rumah. Mereka menembakkan dua peluru dari jarak dekat ke kepala bekas dokter ini. Dabholkar tewas sesaat sebelum dilarikan ke rumah sakit. "Kematiannya telah membuat perubahan besar," kata Rohit Shindey, 21 tahun, pelayat yang mengunjungi lokasi penembakan Dabholkar.
Penembakan ini merupakan puncak dari rangkaian panjang intimidasi yang diterima Dabholkar. "Ini teror terburuk. Ayah saya beberapa kali dipukuli orang tak dikenal," kata Hamid Dabholkar, putra Dabholkar.
Selama 14 tahun, Dabholkar tak kenal lelah mengkampanyekan sikap anti-perdukunan. Penganut ateis ini biasanya menggunakan aksi teatrikal saat kampanye. Dia juga mendirikan Maharashtra Andhashraddha Nirmoolan Samiti, yang memberikan pemahaman kepada publik tentang dampak buruk penggunaan ilmu hitam dan perdukunan.
Lembaga swadaya masyarakat itu mengusulkan rancangan undang-undang anti-perdukunan dan ilmu hitam ke parlemen sejak 2006. RUU itu menyatakan dukun yang menyebarkan ilmu hitam dan melaksanakan praktek pengobatan berbahaya dapat dijerat pidana. Para dukun bisa dikenai hukuman tujuh tahun penjara dengan denda hingga 50 ribu rupee atau sekitar Rp 8,3 juta.
Selama ini polisi hanya menggunakan aturan kriminal biasa bagi para tersangka praktek perdukunan. Pelaku hanya dijerat hukuman satu tahun penjara dan denda 1.000 rupee. Pemerintah juga menyatakan praktek perdukunan lepas dari agama. Meski demikian, pemerintah membentuk tim pemburu dukun sesat. Tapi upaya itu ditentang kelompok sayap kanan Hindu tradisional, Sanatan Sanstha, dan partai oposisi Bharatiya Janata (BJP). Akibatnya, pembahasan RUU di parlemen macet.
Hindu Janajagruti Samiti, organisasi sosial dan keagamaan Hindu yang mewakili kelompok kanan, dalam situsnya menyebutkan aturan anti-perdukunan dan ilmu sihir akan merusak tatanan tradisi lokal. Menurut lembaga itu, perdukunan telah berlangsung selama ratusan tahun. Dabholkar dianggap menghasut penduduk dengan idenya itu. "Ini adalah serangan terhadap iman kami dengan menggunakan istilah memberantas takhayul," demikian pernyataan Hindu Janajagruti Samiti.
Praktek perdukunan dan ilmu hitam telah meresahkan penduduk. Surat kabar Hindustan Times menyebutkan korban tewas akibat santet mencapai 200 wanita setiap tahun di India. Sedangkan jumlah anak-anak yang menjadi korban sekitar 3.000 sejak 2011. Mereka digunakan sebagai persembahan. Jumlah dukun rata-rata 300 orang di setiap kota. "Mereka memanfaatkan keadaan masyarakat yang masih tradisional dan buta terhadap ilmu agama," kata Vijay Kumar, peneliti pada Jana Vignana Vedika, organisasi yang mengamati takhayul dan perdukunan.
Kumar menambahkan, kemiskinan dan keterbatasan obat-obatan di rumah sakit juga menjadi penyebab lain maraknya praktek perdukunan. Masyarakat memilih ke dukun untuk menyembuhkan penyakit tertentu, seperti sakit akibat gigitan ular. Padahal sang dukun hanya memberikan mantra, bukan obat. Akibatnya, korban meninggal hanya berselang beberapa jam. "Sebagian dukun itu penipu," katanya.
Sanal Edamaruku, anggota Asosiasi Masyarakat Rasionalis India (asosiasi pendukung anti-perdukunan), mengatakan kelompok fanatik Hindu, yang disokong para ahli spiritual, paling getol menolak aturan itu. Ahli spiritual ini meliputi dukun, yang di India disebut guru, ahli tantra, astrolog, dan penyihir.
Target konsumennya orang-orang yang tinggal di pedesaan dan warga perkotaan yang tak mempercayai agama. Mereka merasa undang-undang itu bisa mematikan pekerjaannya. "Di India, industri ini beromzet jutaan dolar Amerika," ujar Edamaruku. Dia harus mengungsi ke Finlandia karena mendapat intimidasi dari kelompok penentang aturan tersebut.
Pandit Narendra Shastri, paranormal dan konsultan numerologi, mengatakan kebiasaan mendatangi ahli spiritual cukup tinggi di India. Ini peluang bagi dukun untuk memperoleh pendapatan. Pelanggan datang dengan pelbagai tujuan, dari meminta kesembuhan, menambah rezeki, mencari jodoh, hingga mengirim penyakit ke pihak yang dianggap lawan. Menurut dia, pelanggan membanjir pada masa menjelang pemilihan anggota majelis tinggi. Sehari, kata dia, seorang dukun bisa melayani 30 pengunjung. "Saya mendapat bayaran 50 ribu rupee per pelanggan," ucapnya.
Melihat maraknya perdukunan dan praktek ilmu hitam, pemerintah Negara Bagian Maharashtra akhirnya memutuskan menetapkan rancangan itu menjadi undang-undang. Keputusan ini diambil setelah ada gelombang desakan publik. Ratusan penduduk mendatangi kantor gubernur untuk menuntut pemberlakuan undang-undang anti-perdukunan dan ilmu hitam sehari setelah kematian Dabholkar, yang dua pekan sebelum tewas mengkritik lambatnya legislasi. Mereka datang membawa spanduk bertulisan "Perjuangan Dabholkar tidak akan sia-sia". Gubernur K. Sankaranarayanan pun akhirnya menandatangani undang-undang itu tanpa melewati majelis tinggi. "Kondisinya darurat," ujarnya.
Eko Ari Wibowo (Times of India, Hindustan Times, India Today, Telegraph)
Dari Pegawai hingga Pejabat
Shantanu membelanjakan ribuan rupee untuk membeli buah-buahan dan cabai yang akan dipakai sebagai sesajen. Bankir di Maharashtra itu sudah berkali-kali mengunjungi Baba—sebutan untuk peramal—setelah mendapat rekomendasi dari temannya. Dia berharap kehidupan cinta dan kariernya bisa cemerlang. Namun, alih-alih mendapat promosi, kariernya tak kunjung meningkat, begitu pula kehidupan percintaannya. Kantongnya kian kempis karena, setiap kali berkunjung, dia dipatok ongkos jasa 1.000 rupee. "Masalahnya tak terselesaikan, justru utang bertambah," katanya.
Hal serupa dialami Khaja Abdul Kalam, teknisi di perusahaan Qatar. Dia mengatakan telah menghabiskan jutaan rupee untuk menyembuhkan ayahnya yang terserang stroke dua setengah tahun lalu. Awalnya dia berpikir pengobatan melalui dukun bisa memangkas pengeluaran. "Pengobatan ini justru memperparah penyakitnya."
Navneet, dokter di sebuah rumah sakit pemerintah, mengatakan saat ini di India praktisi ilmu hitam lebih dipercaya daripada dokter. "Mereka mengobati penyakit kuning, digigit anjing, ular, atau kalajengking dengan nyanyian, bukan obat-obatan." Dia mengingatkan pula bahwa banyak dukun yang hanya mencari keuntungan, baik dengan cara menipu maupun memanfaatkan kesempatan.
Bahkan Shankarlinge Gowda, anggota Partai Bharatiya Janata, mempercayai klenik dan petuah dukun dalam kampanye majelis tinggi pada April lalu. Ia menggunakan pakaian lapis enam, mengenakan rantai emas di pinggang, dan pindah rumah sesuai dengan angka pencalonan. Lalu, ketika pencalonan, Gowda dilarang menggunakan tinta merah untuk tanda tangan surat pencalonan. Nyatanya, dia lolos di antara 122 orang yang dicalonkan dari partainya. "Kami hanya memberi saran untuk membuka keberuntungan mereka," kata Sathyananda Swami, seorang peramal.
Banyak calon anggota parlemen dan menteri mengunjungi Kollegala, tempat yang dianggap suci di Distrik Chamarajanagar, Maharashtra. Mereka datang untuk berkonsultasi. Parkir VIP selalu penuh. "Kami tidak tahu apakah pemimpin kita mengunjungi Kollegala, tapi kunjungan VIP telah menjadi rahasia umum sejak daftar kandidat diumumkan," kata Mariswamy, juru bicara Kongres lokal.
Eko Ari (Deutsche Welle, Times of India)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo