Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bersatu Mengejar Mimpi

Bertekad menyaingi UMNO, Mahathir Mohamad dan Muhyiddin Yassin mendirikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia. Diragukan bakal bertahan lama.

19 September 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TUN Mahathir Mohamad optimistis. Belum disetujui, Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) yang baru saja dia bentuk sudah menerima ribuan pengajuan untuk menjadi anggota. Mantan Perdana Menteri Malaysia berusia 91 tahun itu menggandeng Tan Sri Muhyiddin Yassin, mantan Deputi Perdana Menteri yang didepak Perdana Menteri Najib Tun Razak pada Agustus 2015.

Muhyiddin yang mendaftarkan partai itu ke Kantor Pencatatan Organisasi Kemasyarakatan (Registrar of Societies) pada 9 Agustus lalu. "Bersatu adalah partai yang dibentuk dengan tujuan memiliki pemerintahan yang bersih dan dipercaya, yang tidak mempraktekkan segregasi politik rasial. Kami anggap Islam sebagai agama resmi, tapi kami juga menghormati agama lain. Bersatu berjuang bagi pribumi, Melayu, dan ras lain," kata Muhyiddin saat pendaftaran.

Dua pekan lalu, Deputi Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi mengumumkan, secara prinsip, pemerintah menyetujui pembentukan partai baru itu. Meski demikian, ada hal-hal yang, menurut dia, masih harus dipastikan. Misalnya sejumlah masalah teknis, seperti kepengurusan.

Zahid juga mewanti-wanti agar singkatan tak menggunakan kata "Bersatu" atau "United". Ia berdalih hal itu bisa sama dengan partai berkuasa, United Malays National Organisation (UMNO). Ia mengancam, kalau membandel, partai yang didirikan para mantan petinggi UMNO itu harus mendaftar ulang.

Partai baru itu mencatat nama Mahathir sebagai anggota seumur hidup pertama—posisi Mahathir sebelum mengundurkan diri dari UMNO yang membesarkannya. Tapi hal ini rupanya tak membuat kenyataan seindah kata-kata saat pendaftaran anggota resmi tiba. Pada hari pertama, hanya 9.000 kertas formulir keanggotaan yang diserap.

"Hari ini, hari pertama pendaftaran keanggotaan partai dibuka. Kami banyak menerima pendaftaran, bahkan ada yang datang dari jauh, naik bus, taksi, sama-sama berjuang. Hampir 9.000 telah dibagikan," tulis Partai Pribumi Bersatu Malaysia bernada positif di laman Facebook resminya.

Menurut Malay Mail Online, angka 9.000 bukan apa-apa dibanding jutaan penyokong UMNO dan koalisi berkuasa, Barisan Nasional. Hal ini menimbulkan keraguan, apa benar mereka dapat mengalahkan partai nasionalis Malaysia yang telah berkuasa sekian lama. Apalagi pemilihan umum bakal digelar dalam waktu kurang dari dua tahun lagi.

Namun para pengurus Bersatu telah bertekad. Muhyiddin pun telah mengutarakan niat ikut pemilu, dan membidik sejumlah kursi. Sadar bahwa lawan sangat berat, mereka mulai melancarkan negosiasi dan lobi-lobi ke sejumlah partai oposisi. Hal ini dilakukan terutama karena Bersatu tak mampu menarik anggota dari kalangan dalam UMNO.

"Kita akan bekerja sama untuk menemukan kesamaan, memenangi formula yang mengalahkan Barisan Nasional dalam pemilu mendatang," ujar Muhyiddin berapi-api.

Namun Zahid mengingatkan: "Pecahan apa pun dari UMNO akan tenggelam seperti terjadi dalam sejarah." Dia tak berlebihan. Sejarah mencatat, misalnya, Tengku Razaleigh membentuk Partai Semangat 46, setelah pisah ranjang dari UMNO pada 1999, tapi hanya berjaya selama enam tahun, lalu bubar. Jauh sebelum itu, ada Onn Jaafar dan sekutu politiknya, Abdul Wahab. Semua partai bentukan mereka juga gagal.

Hanya Anwar Ibrahim yang masih bertahan dengan Partai Keadilan Rakyat (PKR). Partai ini bahkan membentuk koalisi dengan sejumlah partai lain.

Nasib Bersatu diperkirakan sama dengan yang sudah-sudah jika tak mampu menggandeng partai-partai oposisi. Salah satu harapannya adalah partai Anwar, PKR, meskipun Mahathir-lah yang dulu memecat Anwar dan menjebloskannya ke penjara dengan tuduhan sodomi. "Jika saya boleh bekerja sama dengan Lim Kit Siang (penasihat partai oposisi Democratic Action Party), kenapa tidak dengan Anwar?" kata Muhyiddin.

Keraguan masyarakat juga berpangkal pada ketidakpercayaan. Banyak yang meyakini keinginan Mahathir dan Muhyiddin untuk melengserkan Najib sebatas kepentingan pribadi. Mereka dianggap memanfaatkan isu 1Malaysia Development Berhad (1MDB), perusahaan investasi bentukan Najib yang sedang dibelit skandal korupsi.

Mahathir juga telah lanjut usia, pernah menjalani operasi jantung. Banyak yang khawatir atas keberlangsungan Bersatu tanpa Mahathir.

Natalia Santi (Malay Mail Online, Malaysian Chinese News, Berita Harian)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus