Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kandidat calon Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengungguli Presiden Donald Trump dalam jajak pendapat menjelang pemilu Amerika pada 3 November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jajak pendapat CNN lewat telepon menunjukkan Biden unggul dengan 53 persen dukungan. Sedangkan Trump sebagai inkumben hanya mendapat 42 persen dukungan menurut jajak pendapat yang digelar pada Rabu, 7 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jajak pendapat CNN ini tidak menampilkan jumlah responden yang dihubungi dan tidak menghitung margin of error.
Secara terpisah, para pembantu Biden dan pendukung Partai Demokrat mengatakan pesan Biden mendapat tanggapan positif dari masyarakat.
Cawapres Biden yaitu Senator Kamala Harris dari California, juga mengungguli pendamping Trump yaitu cawapres Mike Pence pada debat Rabu pekan ini.
Upaya Trump untuk menuntaskan pembahasan paket stimulus ekonomi untuk warga terkait pandemi Covid-19 juga dinilai terlambat.
Ini terjadi setelah Trump sempat membatalkan proses pembahasan di Kongres dengan Partai Demokrat yang menguasai DPR.
Pemimpin Partai Republik di Senat yaitu Senator, Mitch McConnell, mengatakan dia ragu pembahasan paket stimulus ekonomi untuk warga AS itu bisa rampung sebelum pemilu pada 3 November.
Kegiatan Trump menggelar pertemuan pertama pasca terpapar Covid-19 di Gedung Putih pada Sabtu pekan ini juga menimbulkan kekhawatiran.
Meskipun para tamu undangan mengenakan masker, mereka tidak duduk berjauhan atau menerapkan social distancing.
“Trump kesulitan menarik pemilih baru untuk mendukungnya dan mulai kehabisan waktu,” kata Guy Cecil, kepala super PAC Priorities USA yang mendukung Biden.
Dia menyebut sejumlah negara bagian seperti Michigan, Wisconsin, dan Georgia mulai bergerak ke arah Biden. “Secara umum, peta suara bergerak ke arah Biden,” kata Guy Cecil.
Tim kampanye Trump juga menarik iklan di Ohio dan Iowa, yang merupakan dua negara bagian yang dimenangkan Trump pada 2016 dengan 9 persen keunggulan suara.
Soal ini, anggota tim kampanye Trump membela keputusannya soal iklan. “Presiden Trump dan tim kampanyenya sangat yakin tentang peluang kami di negara bagian ini. Kami telah bicara dengan para pendukung lewat berbagai kanal,” kata Samantha Zager.