Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia menyatakan bahwa pembahasan terkait pangkalan militernya di Suriah masih terlalu dini dilakukan dan akan menjadi agenda diskusi dengan otoritas Suriah di masa mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Xinhua, disebutkan bahwa Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin, 9 Desember 2024 menegaskan bahwa Rusia telah mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk memastikan keamanan pangkalannya di Suriah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut laporan Kantor Berita TASS, kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil menguasai Provinsi Latakia, lokasi pangkalan militer Rusia.
Namun, pangkalan Tartus dan Hmeimim yang dikelola Rusia tetap beroperasi secara normal, dengan kelompok militan belum mencapai area tersebut.
Presiden Suriah Bashar al Assad telah menyingkir dan tiba di Rusia untuk mendapatkan suaka politik setelah pemerintahannya jatuh akibat serangan besar-besaran oleh kelompok-kelompok pemberontak yang dipimpin oleh HTS.
Serangan tersebut dimulai dari wilayah utara Suriah pada 27 November dan dengan cepat bergerak ke arah selatan, merebut wilayah yang dikuasai pemerintah hingga mencapai Damaskus dalam waktu 12 hari.