DI RRC, apabila seorang pembesar atau kader terkemuka tidak
disukai lagi dan tersingkirkan. maka secara politis ia mati. Di
mana ia berada tak pernan diberitakan. Mungkin ia ada di "tengah
massa rakyat untuk belajar kembali", mungkin pula, di penjara
atau kam-kam konsentrasi yang resminya bernama "kam untuk
belajar kembali". Boleh jadi pula -- kalau kesalahannya tidak
terlalu berat - ia berada di tengah-tengah kawan senasibnya
bermain mahyong, ceki atau bridge sambil minum teh atau anggur
maotai.
Andaikata mati pun, kematiannya tak akan diberitakan. Jadi,
sampai sekarang kita tak tahu apa yang terjadi atas diri si
bekas presiden Liu Shao-chi yang diganyang sepuluh tahun yang
lalu. Kita pun tak tahu dengan pasti apakan benar Lin Piao telah
tewas karena pesawat yang akan melarikannya ke Uni Soviet jatuh
di Manchuria. Dan banyak lagi deretan nama-nama lain yang
"lenyap" setelan tahun 1949.
Untuk mengetahui apakah seseorang telah "mati politik", caranya
macam-macam. Ada yang memonitor siaran radio dari daratan Cina
dan mencatat siapa-siapa saja yang hadir atau mengucapkan pidato
pada upacara, peringatan resmi, konperensi atau macam-macam
seminar, atau penerimaan tamu negara. Seorang pemimpin atau
kader utama yang "mati politik" tak akan pernah muncul dalam
kesempatan-kesempatan seperti itu.
Sebaliknya seorang yang "mati politik" yang akan "dihidupkan
kembali", biasanya akan muncul pada peristiwa-peristiwa penting
tersebut. Ambil saja Teng Hsiao-ping. Ia muncul kembali di muka
umum untuk pertama kalinya suatu saat di tahun 1973 pada suatu
resepsi untuk menghormati seorang tamu negara - setelah dalam
pengasingan hampir 10 tahun lamanya.
Yang lebih mudah adalah membaca penerbitan resmi. Biasanya
seorang penggede yang mulai tak disukai, akan diserang secara
terselubung. Agak sukar untuk memahaminya karena nama tak pernah
disebut. Misalnya saja, mereka yang jadi sasaran pada awal
Revolusi Kebudayaan hanya disebut sebagai "pejalan kapitalis"
yang "memegang kekuasaan di dalam partai". Liu Shao-chi sendiri
pada mulanya mendapat julukan "Krushchev Cina", tanpa menyebut
namanya Pada waktu Teng Hsiao-ping dikritik setahun yang lalu ia
hanya disebut sebagai "orang yang ingin membalikkan hasil-hasil
Revolusi Kebudayaan". Barulah apabila si korban secara resmi
telah dipecat, namanya akan disebut secara terbuka dalam artikel
atau berita - yang tentu saja menyerang, menjelek-jelekkan atau
pun menggugat kesalahannya di masa lalu.
Cara lain yang lebin menarik adalah memperhatikan foto-foto yang
dimuat dalam pers resmi RRC seperti Jen-min Jih-pao, Kuang-ming
Jih-pao atau penerbitan berbahasa Inggeris atau asing lain untuk
konsumsi luar negeri. Misalnya Peking Review, China Pictorial,
People's China dan lain-lain.
Apabila seorang tokoh telah "mati politik", maka foto-fotonya
akan lenyap dari peredaran. Bahkan dalam potret yang pernah
ditunjukkan kepada umum pun, gambar si tokoh tersebut akan kena
sensor.
Di halaman ini dimuat beberapa contoh. Pasanan gambar pertama:
yang kiri dibuat pada tahun 1947, ketika Mao Tse-tung dengan
disertai Chiang Ching dan pengawal-pengawalnya mengadakan
perjalanan dengan kuda. Di belakang sekali dengan naik kuda
adalah Chiang Ching. Gambar di bawahnya adalah foto sama yang
direvisi. Chiang Chin telah lenyap. Gambar ini muncul dalam
China Pictorial, Oktober 1976, hanya dua atau tiga minggu
setelah Chiang Ching dan kawan-kawannya disingkirkan. Manipulasi
ini dipergoki oleh Strobe Talbott, seorang koresponden majalah
Time di Washington DC.
Pasangan gambar kedua dibuat ketika para pemimpin Peking
menerima ucapan duka cita dari orang asing atas meninggalnya
Mao. Gambar pertama diumumkan sebelum Hua Kuo-feng mengadakan
kudeta terhadap "Komplotan Empat". Gambar di bawahnya disiarkan
setelah kudeta. Keempat orang itu lenyap dan orang yang berdiri
di sebelah "Komplotan Empat" digeser ke sebelah Hua.
Pasangan ketiga: rapat umum untuk menghormati almarhum Mao. 18
September di Lapangan Tien An Men. Gambar pertama muncul dalam
Peking Review no. 39 (24 September 1976, hal. 10-11). Dari kiri
ke kanan: Li Hsiennien, Chil Ching, Chang Chun-chiao, Wang
Hung-wen, Hua Kuo-feng, Yeh Chien-ying, Soong Ching-ling dan Yao
Wen-yuan. Gambar di bawahnya muncul dalam Cina Picforial
Nopember 1976. "Komplotan Empat" telah lenyap dari gambar.
Mereka telah "mati politik".
Mungkin saja para pemimpin RRC kini balas dendam: Chiang Ching
pernah melakukan hal yang sama - begitu ia dituduh. (lihat box)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini