TANGGAL 7 April telah lama lewat, dan tak ada sesuatu yang
penting terjadi di daratan Cina. Sebelumnya berbagai spekulasi
mengatakan tanggal itu akan merupakan hari pengumuman tentang
kembalinya Teng Hsiao-ping ke dalam pimpinan partai dan
pemerintahan. Sekarang ternyata ramalan itu meleset. Bahkan dua
tahun meninggalnya almarhum Chou En-lai pun tidak diperingati.
Sepi-sepi saja.
Tapi para pengamat RRC tidak mau kalah. Mereka katakan,
perkembangan terakhir di daratan Cina membawa kepada spekulasi
bahwa nasib "Komplotan Empat" akan diputuskan sebelum akhir
tahun ini oleh suatu pertemuan tingkat tinggi partai. Itu,
katanya, boleh jadi merupakan pula peresmian rehabilitasi Teng.
Perkiraan ini didasarkan pada dua tajuk rencana Jen-min Jih-pao
kurang lebih seminggu yang lalu. Editorial tersebut memberi
laporan dan penilaian bahwa "tahap pertama kampanye
pengganyangan Komplotan mpat yang berlangsung selama enam bulan
telah berhasil malahan jauh melampaui target".
Para analis memperkirakan bahwa tahap kedua pun akan berlangsung
selama 6 bulan dan akan berakhir pada bulan Oktober - yang
kebetulan genap satu tahun "Komplotan Empat" dicopot dan
diganyang.
Dengan demikian - mungkin - dalam Oktober tahun ini suatu
kongres atau setidak-tidaknya sidang pleno komite sentral partai
akan diadakan. Acaranya: pemecatan secara resmi janda Mao dan
kawan-kawannya, dan pengembalian Teng pada kedudukannya semula.
Jadi, kalau ramalan ini benar, apa boleh buat Teng harus
menunggu enam bulan lagi.
Kalau dilihat, rehabilitasi Teng merupakan "buah simalakana"
bagi para pemimpin RRC. Setahun yang lalu ia dicopot oleh
politbiro partai "atas permintaan Ketua Mao". Sekarang bila ia
dikembalikan, ini berarti bukan saja berlawanan dengan keinginan
almarhum Mao, tapi juga bisa jadi tamparan ke muka Hua Kuo-feng
dan kawan-kawannya. Hua dan anggota politbiro lainnyalah yang
telah memecat Teng.
Memodernkan Diri
Namun para peninjau daratan Cina pada umumnya sangat yakin
dengan kembalinya Teng. Pendapat ini didasarkan pada fakta-fakta
yang mereka peroleh dari kegiatan memperhatikan perkembangan di
RRC sejak awal Maret.
Misalnya saja pada pertengahan bulam silam itu koran-koran
dinding di Peking memberitakan tentang pembebasan orang-orang
yang ditahan karena terlibat dalam peristiwa Tien An Men setahun
yang lalu. Bahkan di Universitas Peking dan Tsinghua - keduanya
dikenal sebagai benteng pendukung kelompok Empat Orang -
bermunculan pula koran-koran dinding. Kebanyakan mengatakan,
antara lain, "Selamat kembali orang-orang yang ditahan dalam
peristiwa Tien An Men".
Ta Kung Pao, koran komunis yang terbit di Hongkong, 22 Maret
secara terselubung mengatakan: "Banyak kader revolusioner
terkemuka yang tersingkirkan semasa Revolusi Kebudayaan karena
salah paham, akan bekerja kembali". Berat dugaan bahwa di antara
para "kader revolusioner terkemuka" itu termasuk Teng
Hsiao-ping.
Dugaan yang paling masuk akal dan beralasan adalah yang
didasarkan pada suatu tulisan dalam organ resmi Jemin Jih-pao,
18 Maret. Seorang komentator menulis di halaman muka koran
tersebut mengingatkan para pembacanya atas suatu operasi militer
yang dilakukan Tentara Merah pada bulan yang sama 30 tahun yang
lalu. Gerakan militer itu dilakukan oleh "Pasukan Liueng" di
Propinsi Shensi dan telah berasil mengkocar-kacirkan suatu
divisi elit Chiang Kai-shek. "Liu" yang dimakudkan adalah
Marsekal Liu Po-cheng, perwira paling senior yang masih hidup
dalam Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) dewasa ini. Dan "Teng",
tak pelak lagi adalah Teng Hsiao-ping, yang jadi partner Liu.
Kira-kira pada pertengahan Maret pula, ada berita bahwa TPR
sedang berada dalam nroses untuk memodernkan diri. Mereka,
menurut kabar itu, mulai sadar bahwa prinsip-prinsip perang dan
-persenjataan modern merupakan faktor yang banyak menentukan
dalam perang dewasa ini. Bukan lagi prinsip "menengelamkan musuh
dalam lautan manusia" seperti yang dianut dalam strategi perang
gerilya Maois. Dengan demikian TPR akan dipersenjatai dengan
peralatn mutakhir, yang mungkin bisa dibeli dari negara-negara
Barat. Ditambahkan dalam pemberitaan tersebut bahwa reorganisasi
dan modernisasi tentara itu dilakukan "atas petunjuk dan
bimbingan kawan Teng Hsiao-ping".
Berita paling akhir tentang sikap "lunak" dan "manis" terhadap
Teng adalah dari Mao Tse-tung sendiri. Pertengahan bulan ini,
jilid ke-5 dari rangkaian Mao Tse-tung Hsuan-chi (Pilihan Karya
Mao Tse-tung) telah terbit.
Keluarnya buku tersebut dibarengi dengan propaganda
besar-besaran. Jenmin Jih-pao pada tanggal 16 bulan itu hampir
seluruh halamannya dipenuhi dengan berita dan kutipan-kutipan
dari seri paling baru tulisan-tulisan Mao tersebut.
Antri Panjang
Orang antri sampai beratus-ratus meter di muka toko buku Wang Hu
Chin -- milik kantor berita resmi Hsin Hua untuk memperolehnya.
Menurut Tadokoro, koresponden Asahi Shinbun di Peking, sejak
malam hari orang bergerombol di muka toko buku itu, walaupun
baru buka jam 9 keesokan harinya. Mereka antri sambil memukul
genderang, kencreng dan tabuh-tabuhan lainnya. Pers dan radio
menganjurkan agar diadakan kampanye nasional untuk
mempelajarinya.
Komentar Mao dalam buku tersebut terhadap Teng baik sekali.
Seorang wartawan asung yang membaca sepintas lalu buku yang
tebalnya 500 halaman itu menemukan tidak kurang 10 kali nama
Teng disebut. Mao selalu menyebut Teng dengan "Teng Hsiao-ping
tung chih" (kawan Teng Hsiao-ping), sebutan kawan seideologi di
kalangan orang-orang komunis. Dalam beberapa hal Teng dikritik,
tapi dengan sangat moderat dan "halus sekali".
Bukti-bukti di atas cukup menunjukkan bahwa Teng pasti akan
kembali. Bahkan dalam koran-koran Jepang yang akhir-akhir ini
banyak sekali memuat berita tentang Cina dikatakan bahwa
"kembalinya Teng hanya soal waktu". Demikian pula umumnya
pendapat para ahli Cina dari Barat.
Tetapi mengapa "hari besar" yang dinantikan itu tak kunjung
tiba? Ada beberapa pendapat mengenal hal ini.
Sebagian pengamat daratan Cina yakin bahwa sebenarnya Teng telah
diangkat kembali dalam kedudukan cukup penting, walaupun bukan
wakil perdana menteri atau wakil ketua partai.
Rehabilitasi Teng belum bisa diumumkan demi alasan sekuriti.
Pembersihan atas sisa-sisa pengikut "Komplotan Empat" belum
rampung seluruhnya. Terutama di propinsi-propinsi. Diumumkannya
rehabilitasi Teng akan mengganggu stabilitas yang sekarang
sedang dipertahankan dan diusahakan oleh Hua Kuo-feng. Tapi para
pengamat yakin bahwa Teng telah diangkat kembali atas dasar
putusan Politbiro PKC yang mengadakan sidang suatu waktu dalam
bulan silam.
Berbagai Penangkapan
Kalau kita memperhatikan berita-berita dari RRC dewasa ini,
pendapat tersebut ada benarnya juga. Akhir-akhir ini banyak
dikabarkan tentang berbagai penangkapar yang dilakukan atas
sisasisa pengikut janda Mao terutama di daerah-daerah.
Laporan-laporan yang dibawa oleh para pelancong dari daratan
Cina mengatakan pula bahwa sabotase masih sering terjadi,
terutama atas jalan kereta api. Dan ini, kabarnya, dilakukan
oleh sisa-sisa pengikut kaum radikal.
Sebagian para ahli mengatakan sebaliknya. Mereka berpendapat
bahwa Teng tak mungkin kembali. Seorang ahli Cina dari Jepang,
Minoru Shibada, mengatakan di muka seminar masalah Cina di
Taiwan dan berpendapat demikian. la meragukan kembalinya Teng.
Karena di kalangan penguasa tertinggi RRC sekarang ada
tokoh-tokoh yang berusaha menjegal rehabilitasi Teng. Mereka
takut kalau-kalau Teng melakukan tindakan balas dendam, karena
antara lain merekalah yang jadi penyebab anjloknya Teng sampai
dua kali. Siapa yang dimaksud dengan "mereka", Shibada sayangnya
tak memberi penjelasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini