Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Boikot dengan babi

Organisasi buruh terlarang solidaritas melancarkan aksi boikot. terjadi penurunan jumlah pemilih. kaum agama merasa cemas karena adanya penangkapan penangkapan. (ln)

30 Juni 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK yang istimewa terjadi di Polandia sekitar masa pemilu pekan lalu. Di Gdansk, sekawanan babi tampak berkeliaran di tengah kota dan serta merta jadi tontonan. Soalnya, sepenuh badan binatang itu bergores cat merah yang bunyinya: "Pilihlah Kami". Itulah sindiran pada rezim berkuasa yang dilontarkan oleh organisasi buruh terlarang Solidaritas. Pemimpin buruh Lech Walesa, yang menyerukan boikot pemilu, pada hari pemungutan suara justru menghadiri misa gereja di kotanya, Gdansk, kemudian pergi memancing bersama keluarga. Sebaliknya, PM Jenderal Wojciech Jaruzelski, yang khusus untuk pergi ke kotak suara, telah mengganti seragam militernya dengan baju sipil. Sementara itu, sebagian besar pendeta Katolik berkumpul di Radom, 105 km selatan Warsawa, untuk membahas situasi politik dan agama di Polana. Seorang pendeta berkata, "Rekan-rekanri merasa tidak bermoral untuk ikut memilih dalam situasi politik seperti ini." Memilih bukanlah perbuatan yang diwaibkan, tapi suara-suara pemerintah gencar menegaskan bahwa tiap suara yang masuk berarti tambahan dukungan untuk sistem sosialis dan masa depan negeri itu. Pemilu kali ini diadakan untuk memilih 220.000 angota dewan daerah, tapi secara politis dimaksudkan untuk mengetes kemantapan dan kepopuleran rezim Jaruzelski. Sekalian memastikan kelemahan Solidaritas dan kaum pembangkang. Pekan lalu, pihak pemerintah sudah memaklumkan bahwa dari 26 juta pemilih, lebih dari 75% memberikan suaranya. Tapi Walesa tanpa gentar berkata, "Hasil pemilu akan jauh berbeda begitu Solidaritas mengadakan penghitungan sendiri." Dalam kenyataannya, jumlah penduduk yang ikut memilih merupakan yang terendah selama 40 tahun masa pemerintahan komunis di sana. Pemilu empat tahun lalu diikuti oleh 98,87% pemilih. Jelas, ada penurunan jumlah pemilih - konon ini akibat aksi boikot yang dilancarkan Solidaritas. Serikat buruh yang dipimpin Walesa ini memang mengharap 10 juta simpatisannya tetap memboikot pemilu. Namun, harapan ini sulit terpenuhi karena orang tidak mau dlgencet atau kehilangan lapangan keria. Mereka bukan tidak tahu bahwa 220.000 calon anggota dewan daerah seluruhnya ditunjuk pemerintah, dan tidak satu pun mewakili golongan oposisi. Dan mereka mengerti bahwa lewat pemilu ini Jaruzelski akan mengukur suhu politik, adakah cukup aman atau tidak untuk mengadakan pemilu anggota Parlemen, yang semestmya berlangsung Maret lalu. Tapi sejak Solidaritas dilarang, rezim militer Jaruzelski tidak pernah ragu melakukan tindakan pengamanan. Ahad dua pekan silam, 200 tentara diterjunkan ke selatan Gdansk, menggerebek sebuah apartemen berlantai empat kemudian berhasil menangkap tokoh pembangkang Bogdan Lis. Berusia 31 tahun, Lis adalah salah seorang pemimpin kelompok pembangkang bawah tanah dan dulunya aktivis Solidaritas. Meski tokoh pembangkang Nomor 1, Zbigniew Bujak, 29, masih leluasa, penangkapan Lis telah merusakkan aksi boikot pemilu di Gdansk. Soalnya, aksi ini diprakarsai Lis. Pihak pembangkang khawatir ada pengkhianat di kubu mereka yang membocorkan tempat persembunyian Lis. Untuk menghindarkan bencana yang fatal, segala kegiatan pun dibatalkan. Pihak penguasa menuduh Lis menyimpan beberapa dokumen rahasia yang membuktikan adanya bantuan uang US$ 200.000 dari serikat buruh AFLCIAO di Amerika Serikat kepada organisasi bawah tanah Polandia itu. Bila aksi boikot Lis berhasil, diduga bantuan AS akan lebih banyak mengalir. Lis dituduh mendirikan organisasi terlarang yang bekerja sama dengan organisasi asing, di samping terus menggalakkan perjuangan Solidaritas. Para pendeta tak luput menyatakan rasa cemas mereka karena banyaknya penangkapan akhir-akhir ini. Hal ini menimbulkan ketegangan baru dan menjauhkan rakyat dari rasa aman tenteram. Tapi para rohaniwan itu tetap saja berusaha meyakinkan pemerintah agar segera membebaskan 600 tahanan politik, 540 di antaranya akan diadili. Sementara itu, dalam sidang Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Jenewa barubaru ini, delegasi Uni Soviet telah meninggalkan ruangan sebagai protes atas pembacaan surat dari Walesa. Surat itu dialamatkan kepada semua delegasi seraya mengharapkan bantuan demi perjuangan Solidaritas. Di situ juga diserukan dukungan untuk Bogdan Lis, karena semakin keras tuntutan demi pembebasan Lis, semakin ringan siksaan yang ditimpakan atas dirinya di penjara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus