Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Bola Tinubu, Mantan Pencuci Piring yang Jadi Presiden Nigeria

Bola Tinubu, presiden baru Nigeria, akan mengambil alih banyak masalah yang diwariskan pendahulunya, termasuk pemberontakan militan Islam.

2 Maret 2023 | 12.15 WIB

Bola Tinubu, mantan gubernur negara bagian Lagos dan pemimpin Partai Kongres Progresif (APC), berbicara pada pertemuan partai di Abuja, File. REUTERS/Afolabi Sotunde
Perbesar
Bola Tinubu, mantan gubernur negara bagian Lagos dan pemimpin Partai Kongres Progresif (APC), berbicara pada pertemuan partai di Abuja, File. REUTERS/Afolabi Sotunde

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Selama sebagian besar karier politiknya, Presiden Terpilih Nigeria Bola Tinubu telah mengerahkan kekuatan dari belakang layar. Ia dikenal secara luas sebagai "bapak baptis" yang menggunakan jaringan patronase yang luas untuk mendukung calon pejabat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dukungan Tinubu membantu pemimpin yang baru lengser Muhammadu Buhari memenangkan dua masa jabatan, pada 2015 dan 2019. Dan sejak dia mengundurkan diri sebagai gubernur Lagos pada 2007, Tinubu telah memilih setiap kandidat pemenang berikutnya untuk memerintah kota terbesar di Afrika itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kekuatan itu sekarang akan diuji saat Tinubu berupaya mengatasi krisis Nigeria dan memperbaiki rekor buruk Buhari.

Nigeria diganggu kelompok-kelompok bersenjata yang membuat sebagian besar negara tidak dapat diatur, sementara ekonominya hampir tidak dapat mengimbangi pertumbuhan populasi di tengah lonjakan inflasi dan kekurangan uang tunai yang melumpuhkan setelah pengenalan uang kertas baru yang gagal.

Banyak dari masalah ini memburuk di bawah Buhari, yang partainya memberi tiket pencalonan kepada Tinubu. Tetapi ketika ditanya mengapa para pemilih harus memilihnya, dia menjauhkan diri dari partai pemerintahan All Progressives Congress (APC) yang dia bantu ciptakan.

"Saya bukan partainya," katanya. "Rekam jejak saya harus menunjukkan siapa saya. Lihatlah Lagos: Sebelum saya datang, kami memiliki mayat di jalan, sistem lalu lintas yang kacau, perampokan siang dan malam."

"Ayo: tepuk tangan untuk saya," tambahnya dengan penampilan khas keangkuhan yang sering menandai pemimpin produsen minyak terbesar dan negara terpadat di Afrika itu.

Meskipun Tinubu melewatkan beberapa acara kampanye besar partainya dan tampak lemah selama beberapa penampilan, pidatonya sering lambat dan tidak jelas, dia berulang kali menepis kekhawatiran tentang kesehatannya.

Sedikit yang meragukan kampanye Tinubu yang memiliki sumber daya yang baik akan menang di negara di mana partai yang berkuasa memiliki keuntungan besar, meskipun ada tantangan kuat dari Atiku Abubakar, dari Partai Demokratik Rakyat (PDP) yang berkuasa sebelumnya, dan Peter Obi, dari Partai Buruh yang memberontak.

Rekam Jejak 

Pendukung Tinubu menggambarkannya sebagai administrator yang efektif dengan rekam jejak dalam memilih para teknokrat yang kompeten.

Kritikus mengatakan dia memberikan kontrak yang menguntungkan dan pekerjaan yang menguntungkan kepada loyalis dan di masa lalu beralih ke apa yang disebut anak-anak daerah, yang secara informal mengontrol jalan-jalan di Lagos dan menghadiri aksi unjuk rasa secara massal, untuk mengintimidasi lawan jika dia tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.

Pria berusia 70 tahun itu tidak menanggapi tuduhan semacam itu, malah cenderung mengabaikannya. Seorang juru bicara kampanye Tinubu tidak menanggapi permintaan komentar berulang kali.

Sebuah biografi di situs kampanyenya menyebutkan Tinubu lahir di Lagos pada 1952, dari keluarga Muslim dari kelompok etnis Yoruba, mayoritas di barat daya Nigeria. Yang lain mengatakan dia jauh lebih tua.

Pada 1970-an, dia beremigrasi ke Amerika Serikat, di mana dia bekerja sebagai pencuci piring, sopir taksi, dan penjaga malam untuk mendanai studinya. Dia lulus dari Chicago State University pada 1979 dengan gelar di bidang administrasi bisnis.

Setelah bekerja untuk perusahaan konsultan AS, dia kembali ke Nigeria pada 1980an dan bekerja di cabang perusahaan minyak Mobil sebagai auditor.

Dia pertama kali terlibat dalam politik pada 1990an dan terpilih sebagai gubernur Lagos ketika pemerintahan militer berakhir pada 1999. Dia menjabat dua periode.

Pendukungnya mengatakan dia memperbaiki jalan, melakukan pengumpulan sampah, dan layanan lain di kota yang kacau itu, tetapi banyak warga Lagos mengatakan sistemnya masih sangat tidak berfungsi.

Yang lain bertanya-tanya apakah, dengan biaya kontrak yang sangat tinggi - beberapa perusahaan di mana sekutu dekatnya memiliki kepentingan pengendali - kota itu benar-benar mendapat uang. Proyek kereta api ringan yang dia mulai belum selesai setelah 20 tahun.

Dukungan Tinubu untuk Buhari, yang pemerintahnya berjuang untuk mengatasi masalah ekonomi dan keamanan utama Nigeria, juga tidak banyak meningkatkan kepercayaan terhadapnya di antara 93,4 juta pemilih terdaftar.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus