Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Nigeria Bola Tinubu pada Minggu, 4 Agustus 2024, menyerukan agar unjuk rasa menolak kenaikan biaya hidup dihentikan. Pihaknya pun menjanjikan ada dialog.
Itu adalah yang pertama kalinya Tinubu memberikan pertanyataan kepada publik sejak gelombang unjuk rasa meletup sejak akhir pekan lalu. Demonstrasi di Nigeria telah memenuhi jalan-jalan di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amnesty Internasional mengumumkan setidaknya 13 orang tewas dalam unjuk rasa yang berakhir bentrok dengan aparat keamanan pada unjuk rasa hari pertama pada Kamis 1 Agustus 2024. Kepolisian Nigeria menyangkal menggunakan kekuatan yang berlebihan. Pada Sabtu, 3 Agustus 2024, Kepolisian mengumumkan ada tujuh orang tewas, di mana empat orang yang tewas akibat ledakan sebuah alat yang digunakan selama aksi jalan di utara negara bagian Borno. Sedangkan dua orang lainnya tewas tertabrak mobil serta satu korban tewas lain karena tertembak oleh seorang aparat keamanan ketika unjuk rasa berubah menjadi penjarahan di sebuah toko.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Tinubu menyerukan agar kekerasan diakhiri yang terjadi di sejumlah negara bagian. Dia meyakinkan Pemerintah Nigeria membuka diri untuk dialog.
“Warga Nigeria tersayang, khususnya kalangan anak muda, saya mendengar suara Anda dengan jelas. Saya memahami penderitaan Anda dan rasa frustrasi hingga mendorong unjuk rasa. Saya ingin memastikan pada Anda semua kalau Pemerintah berkomitmen untuk menjadi pendengar dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi rakyat,” kata Tinubu.
Warga Nigeria berunjuk rasa untuk memprotes beratnya perekonomian negara itu dan buruknya sistem pemerintahan. Demonstran menyerukan agar harga BBM diturunkan, begitu harga tarif listrik serta beberapa tuntutan lainnya.
Tinubu menjabat sebagai orang nomor satu di Nigeria sejak Mei 2023. Dia berkeras akan menjalankan reformasi ekonomi, termasuk secara bertahap mengakhiri subsidi bahan bakar dan listrik serta devaluasi mata uang Naira. Langkah-langkah itu dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan akibat salah kelola perekonomian Nigeria.
Revenue atau pendapatan Pemerintah Nigeria naik lebih dari dua kali lipat menjadi9.1 triliun naira (Rp91 triliun) pada semester pertama tahun ini. Sedangkan 68 persen pendapat Nigeria digunakan untuk melunasi utang. Jumlah berkurang signifikan dibandaing sebelum Tinubu menjabat, dimana 97 persen pendapat negara untuk membayar utang.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Mendekati Usia 100, Mantan Presiden AS Jimmy Carter Berharap Berikan Suara untuk Kamala Harris
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini