Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok pejuang Palestina, Hamas, akan merundingkan kesepakatan pertukaran sandera dengan kepala badan intelijen Israel, Mossad, David Barnea, dengan mediasi Qatar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala badan intelijen Israel itu dijadwalkan berangkat ke ibu kota Qatar, Doha, pada Senin 6 Januari 2025 untuk berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut, menurut laporan media penyiaran publik Israel, KAN, seperti dikutip Anadolu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip sumber yang namanya dirahasiakan, KAN menyampaikan, "Barnea akan melakukan perjalanan ke Doha pada Senin untuk ambil bagian dalam negosiasi kesepakatan pertukaran sandera."
Hal serupa juga dilaporkan oleh saluran televisi Israel Channel 12. Mengutip pejabat Israel, saluran itu mencatat adanya kemajuan signifikan dalam negosiasi, meskipun masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa kesepakatan telah selesai.
Pada Jumat, delegasi Israel kembali ke Doha untuk melanjutkan negosiasi tidak langsung dengan Hamas yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.
Keluarga tawanan Israel di Gaza mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memberikan wewenang penuh kepada delegasi tersebut guna menyelesaikan kesepakatan pertukaran tawanan.
Pada hari yang sama, Hamas mengumumkan dimulainya kembali negosiasi tidak langsung dengan Israel di Doha, ibu kota Qatar, dengan fokus pada gencatan senjata, penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan pengembalian warga Palestina yang terlantar.
Upaya mediasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata di Gaza sejauh ini gagal karena penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perang.
Israel menahan lebih dari 10.300 tahanan Palestina, sementara Hamas disebut-sebut menahan sekitar 100 tawanan Israel di Gaza.
Hamas juga menyatakan bahwa puluhan tawanan tewas akibat serangan udara sembarangan Israel di Gaza.
Militer Israel terus melancarkan genosida di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.800 korban, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023, meskipun resolusi Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang di wilayah tersebut.