DIA tercatat sebagai orang Azeri, dilahirkan dalam keluarga
Muslim Syiah, 59 tahun yang lalu. Sejak Juli 1969 dia menjabat
Sekretaris I PKUS Azerbaidzhan dan pernah jadi Ketua KGB di
republik yang sama. Kini Geidar Aliyev menempati urutan kedua
untuk jabatan Perdana Menteri Uni Soviet.
Dunia tidak mengetahui siapa Aliyev, tapi Andropov dan mendiang
Brezhnev mengenalnya akrab sejak lama. Sebagai orang KGB, Aliyev
dulu ditugaskan membersihkan Azerbaidzhan dan PCUS di situ dari
suap dan pungli.
Dia berhasil lewat cara-cara yang tidak lazim. Contohnya
sederhana. Sekali waktu Aliyev menyamar sebagai sopir truk. Ia
mengangkut tomat ke kota-kota besar, yang seharusnya dijual ke
pasar lokal dengan harga lebih murah. Tiap kali petugas
menghentikan truknya, ia menyodorkan beberapa rubel. Pungli
diterima tapi KGB yang menguntit di belakang segera menangkap
petugas yang sial itu.
Adalah berkat operasi anti-korupsi yang konon sukses, Aliyev
kemudian diangkat sebagai Sekretaris I PKUS Azerbdidzhan. Dia
pun sejak itu lebih dekat dengan Brezhnev. Bahkan bulan Oktober,
tidak lama sebelum meninggal, Brezhnev berkunjung ke Baku.
Menyambut hangat dalam pidatonya, Aliyev konon menyebut nama
Brezhnev sampai 133 kali.
Yuri V. Andropov, Seklen partai yang baru berkuasa itu, berjanji
akan .rnenumpas suap, pungli, korupsi yang bagaikan jaring
laba-laba telah meringkus kehidupan di Uni Soviet. Dalam sidang
Komite Sentral partai ia telah mengutuk cara-cara lama seraya
menyayangkan betapa teknologi dan ide segar dihambat oleh
birokrasi dan manajemen vang buruk. Mungkin sekali dalam upaya
menumpas korupsi itu, Andropov mengorbitkan Aliyev sebagai
anggota Politbiro sekaligus Deputi I Perdana Menteri. Andropov
juga mengandalkan Nikolai Ryzhkov, 53 tahun, seorang teknokrat
yang sukses di pabrik mobil terbesar Uralmash dan kini demi
perbaikan ekonomi ditempatkan di sekretariat Komite Sentral.
Di kalangan Marxis Timur Tengah, Geidar Ali Rza Ogly, begitu
nama lengkap Aliyev, dikenal sebagai penganjur persekutuan
revolusioner antara Islam fundamentalis dan sosialisme Soviet -
Strategi partai yang digariskannya bertolak belakang, misalnya,
dengan strategi partai di Tadzhikistan yang juga berpenduduk
mayoritas Islam. PKUS di sini menolak kerjasama dengan apa yang
disebut mereka orang-orang fanatik, sedangkan Aliyev percaya
bahwa gerakan fundamentalis di negara-negara Islam sama
pentingnya dengan gerakan perdamaian di Eropa Barat bagi Uni
Soviet.
Mungkin karena itu pula dia dipercaya sebagai penghubung Kremlin
dengan partai-partai di Timur yaitu, Tudeh di Iran dan partai
komunis di Turki, Irak, Suriah, Libanon dan Mesir. Amir Taheri
dalam karangannya di International Herald Tribune menyebutkan
semua partai di Timur itu berada di bawah pengawasan Aliyev.
Kuat dugaan, dengan latar belakang semacam itu, Aliyev yang
senang mengumpulkan tasbih inl, bisa sangat berperan, misalnya
dalam upaya Uni Soviet membina kembali hubungan baik dengan
negara-negara Islam. Hubungan itu amat berantakan akhir-akhir
ini. Juga untuk mengendalikan keresahan 50 juta Muslim di Uni
Soviet, kehadiran Aliyev di Politbiro akan sangat menentukan.
Siapa tahu, Aliyev juga bisa melancarkan penyelesaian politis
yang diperlukan Moskow untuk masalah Afghanistan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini