Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ekor Percobaan Membunuh Paus

Kepala perwakilan penerbangan bulgaria, sergei ivanov antonov, ditangkap, dituduh berkomplot dalam percobaan pembunuhan terhadap Paus Yohannes Paulus II, oleh memet ali agca, hubungan Roma-Bulgaria jadi tegang.(ln)

11 Desember 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Mehmet Ali Agca ditangkapdan dijatuhi hukuman karena mencoba membunuh Paus Yohannes-Paulus II Mei 1981, dia selalu mengaku bahwa dia bertindak seorang diri. Tapi pemuda Turki yang ekstrim kanan itu pernah mengatakan kepada polisi Italia yang memeriksanya bahwa setelah melarikan diri dari suatu penjara Istanbul tahun 1979, dia pergi ke Bulgaria. Di sanalah, kata Agca, dia membeli pistol semi-otomatis Browning 9-mm buatan Belgia yang digunakan dalam usaha membunuh Paus. Bulgaria memang diketahui menyediakan fasilitas latihan bagi sejumlah gerakan teroris. Maka llario Martella, magistrat dalam kasus Agca menyelidiki ken ungkinan adanya Bulgarian connection. Hasil penyelidikannya membawanya ke kantor perwakilan penerbangan Bulgaria. Di sana, persis di depan kantornya, Sergei Ivanov Antonov, kepala perwakilan itu, ditangkap. Dia dituduh secara aktif berkomplot dalam percobaan membunuh Paus Yohannes Paulus II. Tidak masuk akal, tidak masuk akal, katanya memprotes. Tapi ketika belenggu polisi ber- klik di kedua pergelangannya, dia pun menutup mulut. Sebelumnya, dua orang Turki telah ditahan. Omar Bagci ditangkap di Swiss atas tuduhan menyediakan senjata untuk Agca. Dia sudah diekstradisikan ke Italia Oktober lalu. Musa Cedar Celibi ditangkap di Jerman Barat November lalu. Seperti halnya dengan Mehmet Ali Agca, kedua orang tadi juga diduga seba gai anggota serigala kelabu, suatu ke lompok ekstrim kanan di Turki. Sekalipun tiga warganya ditangkap, bahkan Ali Agca sudah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan di Roma, pemerintah Turki sama sekali tidak ribut-ribut. Lain halnya dengan pemerintah Bulgaria. Segera sesudah diketahuinya Antonov (34 tahun) ditangkap, kedutaan besar Bulgaria di Roma mengeluarkan pernyataan bahwa tuduhan itu tidak beralasan . Dan ia menuntut supaya Antonov segera dibebaskan. Tapi Martella mengemukakan bahwa terdapat cukup banyak bukti untuk membenarkan penangkapan itu. Antonov dicurigai mengatur penginapan untuk Agca sebelum percobaan pembunuhan itu dan merencanakan menyediakan mobil untuk melarikan diri serta persembunyian setelah penembakan. Antonov sudah tinggal di Roma sela ma 5 tahun, meninggalkan keluarganya di Sofia. Sebagai kepala kantor Perusahaan Penerbangan Balkan, dia bebas keluar masuk lapangan terbang Koma, Leonardo da Vinci, tanpa melalui pemeriksaan bea-cukai. Kemudian, pekan lalu polisi ingin memeriksa orang Bulgaria kedua, Teodorov Ayvazov. Dia, menurut kedutaan besar Bulgaria, hanyalah seorang kasir dan pegawai yang dipercaya. Untuk bisa menahan dan memeriksanya, Martella telah meminta Dep-Lu Italia supaya membatalkan kekebalan diplomatik Ayvazov. Polisi lulia juga masih mencari seorang Bulgaria lainnya, bekas sekretaris pada atase militer kedutaan itu, Vassi liev Julio Kolev. Dia diberitakan sudah pulang ke negerinya enam bulan lalu. Di samping itu, mereka tampaknya mempunyai alasan kuat untuk mengeluarkan surat penangkapan internasional atas dua orang Turki lainnya: Oral Celik dan Bechir Chelenk. Pemerintah Turki mengatakan mereka tidak mengetahui di mana kedua pria itu kini berada. Akibatnya, Duta Besar Italia di Sofia Carlo Maria Rossi Armaud, sampai dua kali dalam waktu 4 hari dipanggil menghadap wakil Men-Lu, Lyuben Gotzev, untuk menerima protes keras pemerintah Bulgaria. Hubungan kedua negara menjadi terburuk sejak Perang Dunia II. Bulgaria menghendaki supaya masalah itu diselesaikan lewat saluran diplomatik, bukannya pengadilan. Lyuben Gotzev konon mengatakan kepada DuBes Armaud bahwa nasib kedua sejoli Italia, yang ditahan di Bulgaria Agustus lalu atas tuduhan melakukan kegiatan mata-mata, akan bergantung pada hasil penyelesaian soal-Antonov. Paolo Farsetti, 34 tahun, dan Gabriella Trevesin, 26 tahun, sedang berlibur di Varna, daerah peristirahatan Laut Hitam ketika mereka ditahan. Bulgaria mengatakan mereka memotret pangkalan militer di dekat perbatasan dengan Turki, tapi Italia mengatakan tuduhan itu seolah dibikin-bikin, sama sekali tak berdasar. Sekarang orang mempertanyakan suatu kemungkinan laitan KGB (Dinas Rahasia Soviet) dan Bulgaria dengan menggunakan golongan ekstrim kanan Turki untuk membunuh Paus. Pemimpin Gereja Katolik itu orang Polandia, negeri komunis yang resah karena perlawanan kaum buruh, bebas Solidaritas. Dan Paus mempunyai pengaruh yang sangat besar atas mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus