Chavez di Ambang Referendum

CARACAS kian bergolak. Demonstran menutup jalan tol di ibu kota Venezuela ini, yang dibalas oleh tentara dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka. Aksi turun ke jalan kaum demonstran itu merupakan protes atas tindakan Presiden Hugo Chavez, yang melakukan militerisasi kepolisian akhir pekan sebelumnya. Presiden Chavez mengangkat Gonzalo Sanchez Degaldo menjadi komandan polisi di Caracas, menggantikan Henry Vivas. Namun, Vivas berkeras tidak mau mundur. Chavez membela diri bahwa pengambilalihan kepolisian Caracas ia lakukan karena Wali Kota Alfredo Pena tidak bisa mengendalikan aparat kepolisian di wilayahnya. Namun, Pena ganti menuduh bahwa Chavez menebar kerusuhan untuk membenarkan pemberlakuan Undang-Undang Keadaan Darurat di negara Amerika Latin ini. Itu juga bagian dari upaya menghindari tuntutan referendum atas jabatan kepresidenannya. Popularitas Chavez menurun sejak Pemilu 1998, tapi ia kembali terpilih pada 2000. Oposisi mengajukan petisi dengan 2 juta tanda tangan, menuntut penyelenggaraan referendum: Chavez mundur atau tidak. Dewan Pemilihan Nasional mempertimbangkan petisi tersebut, meski konstitusi menyatakan tidak bisa ada referendum hingga pertengahan masa jabatan Chavez, Agustus 2003. Purwani Dyah Prabandari (BBC, MSNBC News, Guardian)