Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cina Hukum Pengusaha Inggris 5 Tahun Penjara Atas Tuduhan Mata-mata

Cina menghukum seorang pengusaha asal Inggris atas tuduhan menjadi mata-mata.

27 Januari 2024 | 10.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi penjara. Sumber: aa.com.tr

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Cina telah menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada seorang warga negara Inggris yang juga pengusaha karena menjadi mata-mata. Warga Negara Inggris itu telah dihukum sejak 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

The Wall Street Journal pertama kali menyampaikan berita tentang kasus pengusaha Inggris Ian Stones pada hari Kamis, 26 Januari 2024. WSJ melaporkan dengan mengutip keluarga dan sumber lain, bahwa dia menghilang pada 2018 setelah puluhan tahun bekerja di Cina. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika ditanya tentang laporan tersebut pada hari Jumat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan pengadilan Beijing pada tahun 2022 menghukum terdakwa Inggris lima tahun penjara atas kejahatan memperoleh informasi intelijen secara ilegal untuk aktor luar negeri.

Setelah mengajukan banding, kasus tersebut dikuatkan pada September tahun lalu.

Wang, mengacu pada Stones dengan nama Cina. "Pengadilan mengadili kasus ini dengan ketat sesuai dengan hukum," ujar Wang.

Beijing, katanya, sepenuhnya menjamin berbagai hak sah tahanan tersebut dan telah mengatur agar pejabat Inggris mengunjunginya dan menghadiri persidangannya.

“Cina adalah negara yang diperintah berdasarkan supremasi hukum,” kata Wang.

“Organ peradilan secara ketat mendorong penanganan kasus sesuai dengan hukum, menjaga hak dan kepentingan sah warga negara Cina dan orang asing,” ujarnya.

Cina dan Inggris saling mengecam dalam beberapa bulan terakhir atas tuduhan dugaan spionase dan dampaknya terhadap keamanan nasional. Bulan ini, Beijing mengatakan kepala konsultan asing kedapatan memata-matai badan intelijen MI6 Inggris.

Kementerian Keamanan Negara mengatakan dalam postingan WeChat bahwa Badan Intelijen Rahasia Inggris – juga dikenal sebagai MI6 – menggunakan warga negara asing dengan nama keluarga Huang untuk membangun hubungan kerja sama intelijen. 

Inggris memperingatkan bahwa mata-mata Cina semakin menargetkan para pejabat. Tuduhan itu dibantah oleh Beijing.

Seorang peneliti di parlemen Inggris ditangkap tahun lalu berdasarkan Undang-Undang Rahasia Resmi dan kemudian ditolak sebagai mata-mata untuk Beijing. Pada bulan Mei, pihak berwenang menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada warga negara Amerika John Shing-wan Leung yang berusia 78 tahun karena spionase.

Dan pada bulan Oktober, MSS menerbitkan cerita tentang tersangka mata-mata lainnya, bermarga Hou, yang dituduh mengirimkan beberapa dokumen rahasia dan rahasia ke AS. Cina tahun lalu juga melakukan penggerebekan terhadap serangkaian perusahaan konsultan, penelitian, dan uji tuntas ternama.

Mei lalu, Cina mengatakan telah menggerebek kantor perusahaan konsultan AS Capvision untuk menjaga “keamanan nasional dan kepentingan pembangunan”.

Beijing juga menginterogasi staf konsultan Amerika lainnya di Shanghai, Bain, pada bulan April.

Dewi Rina Cahyani

Dewi Rina Cahyani

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus