Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Cina memproduksi tisu ramah lingkungan karena terbuat dari kotoran panda yang dicampur daun bambu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konsumen di Cina kini bisa membeli tisu unik itu dengan nama Panda Poo seharga 43 yuan atau Rp 88,4 ribu per kotak. Harga tisu sekitar 10 kali lebih mahal dari harga kertas tisu biasa di Cina.
Baca: Indonesia Segera Kedatangan Dua Giant Panda dari Cina
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kotoran panda diperoleh dari tiga basis Balai Konservasi dan Penelitian Cina untuk Panda Raksasa, yakni di Dujiangyan, Wolong dan Bifengxia di Provinsi Sichuan. Kotoran panda umumnya dikenal sebagai 'bola hijau' di kalangan penjaga panda.
Setelah kotoran dikumpulkan, kemudian dipilih, dikukus dan disterilkan oleh pekerja untuk kemudian mengambil serat alaminya untuk membuat kertas.
Perusahaan yang menghasilkan kertas tisu itu adalah Sichuan Jianwei Fengsheng Paper, perusahaan yang berbasis di Sichuan yang memproduksi 60.000 ton kertas tisu setiap tahun.
Baca: Suka dengan Panda? Ini 10 Fakta Menarik tentang Mereka
Huang Yan, seorang supervisor di Pusat Konservasi dan Riset Cina untuk Panda Raksasa, menjelaskan, panda dewasa bisa makan 12 sampai 15 kilogram bambu setiap hari, yang pada gilirannya akan menghasilkan sekitar 10 kilogram 'bola hijau'.
Karena panda sebenarnya kurang beradaptasi untuk mencerna, maka kotorannya terdiri dari serpihan bambu.
"Selain itu, karena panda tidak akan memakan semua daun bambu yang diberikan kepada mereka, masing-masing panda akan menghasilkan sekitar 50 kilogram limbah bambu setiap hari," kata Huang Yan, seperti yang dilansir Daily Mail pada 19 Desember 2017.
Perusahaan mengumpulkan kotoran dan limbah bambu dari pusat panda setiap 3 sampai 7 hari sekali.
Tisu bukanlah satu-satunya produk yang dihasilkan kotoran panda. Pengusaha Cina yang juga berprofesi sebagai dosen, An Yanshi telah membuat jenis teh mewah dengan kotoran panda selama enam tahun.
Pada tahun 2011, An membeli 11 ton kotoran dari pusat pengembangbiakan panda di provinsi Sichuan di barat daya Cina. Dia kemudian menggunakannya untuk wadah menanam daun teh di Ya'an, juga di Provinsi Sichuan. Tehnya dikenal dengan nama Teh Panda.