Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Cina Tidak Khawatir Efek Domino Boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022

Cina tidak khawatir dengan efek domino dari boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 yang diluncurkan oleh Amerika Serikat.

9 Desember 2021 | 19.30 WIB

Spanduk  Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, di Beijing, Cina 27 Oktober 2021. REUTERS/Tingshu Wang/File Photo
Perbesar
Spanduk Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, di Beijing, Cina 27 Oktober 2021. REUTERS/Tingshu Wang/File Photo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Cina tidak khawatir dengan efek domino dari boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, katanya pada Kamis, setelah Australia, Inggris dan Kanada bergabung dengan Amerika Serikat untuk tidak mengirim pejabat ke Olimpiade.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Amerika Serikat adalah yang pertama mengumumkan boikot itu, dengan mengatakan pada Senin bahwa pejabat pemerintahnya tidak akan menghadiri Olimpiade 4-20 Februari karena "kekejaman" terhadap hak asasi manusia Cina di wilayah barat Xinjiang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya tidak melihat perlu khawatir tentang efek domino apa pun," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin pada konferensi pers harian, ketika ditanya tentang kemungkinan lebih banyak boikot, dilaporkan Reuters, 9 Desember 2021.

"Sebaliknya, sebagian besar negara di dunia telah menyatakan dukungannya untuk Olimpiade Musim Dingin Beijing," katanya.

Boikot diplomatik oleh Amerika Serikat dan sekutunya terjadi setelah memburuknya hubungan antara Beijing dan Washington yang dimulai di bawah mantan Presiden AS Donald Trump.

Pemerintahan Joe Biden telah mempertahankan tekanan pada Cina atas berbagai masalah termasuk hak asasi manusia dan klaim maritim Cina di Laut Cina Selatan.

Wang Wenbin menunjukkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 2 Desember mengadopsi resolusi, yang disponsori bersama oleh lebih dari 170 dari 193 negara anggota, untuk "Gencatan Senjata Olimpiade", menyerukan negara-negara untuk bangkit di atas politik dan bersatu dalam olahraga selama Olimpiade Beijing.

"Cukup banyak pemimpin asing dan anggota keluarga kerajaan telah mendaftar untuk hadir," katanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin adalah satu-satunya pemimpin negara besar yang secara terbuka menerima undangan.

Wang Wenbin mengatakan Cina tidak memiliki rencana untuk mengundang pejabat dari Inggris dan Kanada ke Olimpiade Beijing, dan ketidakhadiran mereka tidak akan berdampak pada kesuksesan Olimpiade.

Wang juga mengatakan Amerika Serikat dan sekutunya akan membayar harga atas tindakan salah mereka dan menyebut mereka telah menggunakan ajang Olimpiade untuk manipulasi politik.

Cina mengatakan pada hari Selasa akan dengan tegas mengambil tindakan balasan terhadap Amerika Serikat atas boikotnya, tetapi belum menentukan apa yang akan mereka lakukan.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, sebelumnya mengatakan bahwa keputusannya untuk tidak mengirim pejabat dibuat karena perjuangannya untuk membuka kembali saluran diplomatik dengan Cina untuk membahas hak asasi manusia di Xinjiang dan langkah Cina untuk memblokir impor Australia.

Cina telah membantah melakukan kesalahan di Xinjiang, rumah bagi minoritas Muslim Uyghur, dan mengatakan tuduhan pelanggaran HAM itu dibuat-buat.

Pada hari Rabu, Dewan Perwakilan Rakyat AS mengesahkan undang-undang untuk melarang impor dari Xinjiang karena kekhawatiran tentang kerja paksa, salah satu dari tiga tindakan yang sangat didukung ketika Washington menolak perlakuan Beijing terhadap komunitas Uighur.

"Cina dengan tegas menentang ini," kata Gao Feng, juru bicara Kementerian Perdagangan Cina, merujuk pada tekanan AS.

"Amerika Serikat harus segera menghentikan kesalahannya. Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah Cina," kata Gao dalam konferensi pers reguler.

Amerika Serikat mempraktikkan unilateralisme, proteksionisme, dan menindas Cina atas nama hak asasi manusia, katanya.

Pendirian AS akan sangat merugikan kepentingan perusahaan dan konsumen kedua negara, memperburuk ketegangan rantai pasokan global dan membebani pemulihan ekonomi global, Gao memperingatkan.

DPR mendukung rancangan undang-undang "Uighur Forced Labor Prevention Act" dengan suara 428 berbanding 1. Untuk menjadi undang-undang, RUU itu juga harus melewati Senat dan ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Selandia Baru belum mengatakan secara diplomatis memboikot Olimpiade tetapi ketika ditanya apakah dia akan mendukung boikot, Menteri Perdagangan Damien O'Connor mengatakan itu adalah hal yang mesti dilakukan oleh sebuah bangsa yang berpegang teguh pada hak asasi manusia.

Menanggapi pernyataan O'Connor, Wang mengatakan dia berharap semua negara bisa lebih bersatu dalam semangat Olimpiade dan menjauhkan politik dari olahraga.

Prancis tidak akan mengikuti jejak pemerintah Barat lainnya untuk memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, tetapi setiap pelanggaran hak asasi manusia di Cina harus dikecam, kata menteri pendidikannya pada Selasa.

REUTERS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus