Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Prabowo-Erdogan: Kesepakatan Soal Perdagangan dan Bahas Jet Tempur

Prabowo berkunjung ke Turki dan bertemu langsung Presiden Recep Tayyip Erdogan. Keduanya berdiskusi soal perdagangan bilateral dan pengembangan jet tempur.

12 April 2025 | 11.18 WIB

Prabowo-Erdogan: Kesepakatan Soal Perdagangan dan Bahas Jet Tempur
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki pada 9-10 April 2025. Ia disambut langsung oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan prosesi yang megah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tiga helikopter tempur membawa bendera Indonesia, sementara iring-iringan pasukan berkuda mengiringi kedatangannya menuju Istana Kepresidenan di Ankara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Videotron besar di sepanjang jalan utama Ankara menampilkan wajah Prabowo dan Erdogan, lengkap dengan ucapan selamat datang dalam dua bahasa. Penyambutan semacam ini memang menggambarkan hubungan hangat antara dua negara, namun bagi sebagian kalangan, pemandangan itu justru memunculkan keraguan, apakah sambutan megah ini diiringi dengan hasil konkret?

Kehadiran Prabowo di Turki merupakan kunjungan balasan setelah Presiden Erdogan datang ke Jakarta pada Februari 2025. Namun, dalam konteks kepentingan nasional, publik masih belum mendapat gambaran yang jelas mengenai capaian strategis dari pertemuan ini.

Kesepakatan dengan Erdogan

Dikutip dari Antara, dalam konferensi pers bersama Erdogan, Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia dan Turki sepakat memperluas kerja sama di bidang perdagangan, pertahanan, dan investasi.

Ia menyebut keduanya akan mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan preferensial atau Preferential Trade Agreement (PTA) sebagai langkah awal menuju Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

Namun hingga kini, tidak ada penjelasan rinci mengenai isi kesepakatan tersebut. Tidak diketahui produk apa yang akan difasilitasi melalui PTA, hambatan apa saja yang akan dihapus, atau bagaimana skema kerja sama itu akan memberi dampak langsung terhadap pelaku usaha Indonesia.

Di bidang pertahanan, Prabowo menyatakan keinginan Indonesia untuk ikut serta dalam proyek pengembangan jet tempur generasi kelima Turki, “Kaan”. Ia juga mengusulkan pembentukan perusahaan patungan antara industri pertahanan kedua negara, termasuk kerja sama pembangunan kapal selam.

“Indonesia berkeinginan untuk ikut serta dalam kerja sama pengembangan jet tempur generasi ke-5 Kaan, dan juga pembangunan, pengembangan kapal selam bersama industri Turki,” kata Prabowo.

Ambisi tersebut memang terdengar besar. Namun mengingat masih banyak proyek strategis dalam negeri yang belum rampung, rencana-rencana ini dipandang sebagian pengamat sebagai langkah terlalu terburu-buru.

Keterlibatan Indonesia dalam pengembangan jet tempur belum sepenuhnya mapan, bahkan dalam kerja sama jangka panjang seperti KF-21 bersama Korea Selatan pun masih diwarnai tantangan pembiayaan dan teknologi.

Sementara itu, di sektor ekonomi, Prabowo mengundang investor Turki masuk ke berbagai proyek strategis Indonesia seperti pembangunan industri baterai, energi terbarukan, dan tekstil. Ia juga menyampaikan harapan agar perusahaan konstruksi Turki terus berperan di proyek infrastruktur Indonesia, termasuk di bidang kesehatan.

Hubungan Indonesia-Turki

Hubungan Indonesia dan Turki selama ini dikenal cukup bersahabat secara politik. Keduanya kerap menyuarakan solidaritas terhadap isu-isu global, terutama yang berkaitan dengan dunia Islam.

Dalam pidatonya di parlemen Turki, Prabowo memuji sikap Turki yang tegas membela Palestina, dan menegaskan bahwa Indonesia ingin berdiri bersama Turki membela rakyat tertindas.

“Saya yakin Turki dan Indonesia dapat berbuat yang terbaik bagi umat di dunia,” ujar Prabowo dalam pidatonya di hadapan anggota Parlemen Turki, Ankaradia, yang dipantau melalui akun YouTube TBMM- Türkiye Büyük Millet Meclisi, Kamis, 10 April 2025..

Namun, hubungan ekonomi kedua negara masih belum menunjukkan peningkatan signifikan. Nilai perdagangan bilateral belum mencapai angka yang sebanding dengan potensi keduanya, dan kerja sama strategis di bidang teknologi maupun pertahanan masih dalam tahap perencanaan awal.

Komitmen untuk “membangun peradaban” dan menjadi kekuatan global bagi umat Islam memang terdengar ideal. Namun tanpa peta jalan yang jelas dan hasil konkret, slogan-slogan ini berisiko hanya menjadi retorika semata. Kunjungan ke Turki seharusnya bisa menjadi momentum untuk menunjukkan arah kebijakan luar negeri yang terukur, bukan sekadar agenda diplomasi seremonial.

Hendrik Yaputra turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Prabowo Lanjutkan Lawatannya ke Antalya Diplomatic Forum

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus