Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Libya pada Kamis, 8 Juli 2021, mengumumkan menutup pintu perbatasan negara itu dengan Tunisia selama sepekan ke depan. Keputusan ini diambil gara-gara kenaikan angka positif Covid-19 di negara tetangga Libya itu sedang tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penutupan wilayah perbatasan ini sebagai upaya pencegahan. Pemerintah Libya menggambarkan situasi di negara tetangganya itu memburuk dan sistem kesehatan di sana sudah lumpuh. Di Tunisia, juga kasus varian Delta Covid-19, meningkat.
Abdelhak Etlili mengeluarkan kartu biru kepada warga yang melanggar aturan untuk menjaga jarak atau social distancing di tengah wabah virus Corona, di Nabeul, Tunisia, 23 April 2020. REUTERS
Penutupan wilayah perbatasan Tunisa dengan Libya, bukan hanya di wilayah darat saja, tetapi juga area bandara. Mohamed Hamouda, Juru bicara Pemerintah Libya, mengatakan penutupan ini berlaku mulai Kamis malam, 8 Juli 2021.
Libya saat ini dikuasai oleh Pemerintah Persatuan Nasional (GNU)
Hamouda dalam keterangan menjelaskan sejumlah universitas dan sekolah-sekolah sudah menghentikan sementara pertemuan tatap muka sampai dua pekan ke depan gara-gara pandemi Covid-19.
Tunisia pada tahun lalu sukses mengatasi pandemi Covid-19, namun sekarang negara itu terseok-seok menghadapi kenaikan angka positif Covid-19. Pada akhir pekan lalu, Tunisia sudah memberlakukan lockdown di beberapa kota di negara itu.
Tunisia menolak lockdown nasional karena krisis ekonomi. Total kasus positif Covid-19 di Tunisia sebanyak 465 ribu kasus dan angka kematian akibat Covid-19 sudah lebih dari 15 ribu orang.
“Libya melalui kantor konsulatnya di Tunisia, akan menangani warga negara Libya yang terkatung-katung di teritorial Tunisia sebagai dampak keputusan ini (penutupan wilayah perbatasan) hingga mereka bisa pulang ke tanah air difasilitasi oleh negara,” kata Hamouda.
Banyak warga negara Libya ke Tunisia untuk berobat. Warga Libya yang ke Tunisia semakin bertambah jumlahnya setelah kejatuhan mantan Presiden Muammar Gaddafi pada 2011.
Di Libya sendiri ada 160.095 kasus positif Covid-19. Angka kematian akibat viris corona di sana sebanyak 3.227 orang. Dari sekitar 6,5 juta jiwa warga Libya, sebanyak 413.883 sudah mendapat imunisasi vaksin virus corona.
Sumber: Reuters