Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Daftar Teroris ala Al-Sisi

Pemerintah Mesir memasukkan 13 tahanan politik ke daftar teroris. Dianggap sebagai cara Presiden Al-Sisi membungkam oposisi.

2 Mei 2020 | 00.00 WIB

Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi di Islamia, Mesir./Reuters/File/Amr Abdallah Dalsh
material-symbols:fullscreenPerbesar
Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi di Islamia, Mesir./Reuters/File/Amr Abdallah Dalsh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Pemerintah Presiden Mesir Al-Sisi memasukkan 13 tahanan politik ke daftar teroris.

  • Daftar teroris itu dianggap sebagai cara Al-Sisi membungkam kelompok oposisi.

  • Human Rights Watch menyerukan agar Mesir membebaskan orang-orang yang ditahan secara tak adil.

YANG dilakukan Rami Shaath sebenarnya tak istimewa amat. Dia hanya kencang mengkampanyekan boikot dan sanksi terhadap Israel. Tapi, pada 18 April lalu, Departemen Terorisme Pengadilan Mesir memasukkan pendiri partai politik Hizbul Dustur itu bersama 12 nama lain ke daftar teroris di negaranya. Pengadilan menganggap mereka bekerja sama dengan Al-Ikhwan al-Muslimun, yang dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh Presiden Abdul Fattah al-Sisi.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus