Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dakwaan Berlapis Menanti Najib

Polisi menyita harta senilai Rp 3,9 triliun dari Najib Razak dan keluarganya. Tersangka kasus 1MDB ditargetkan diadili akhir tahun ini.

30 Juni 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Polisi menyita harta senilai Rp 3,9 triliun dari Najib Razak dan keluarganya. Tersangka kasus 1MDB ditargetkan diadili akhir tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KOMISARIS Amar Singh Ishar Singh menunjukkan foto-foto yang lebih mirip terlihat seperti galeri barang berharga. Dalam salah satu potret, ada gulungan uang tunai, kalung berlian berlapis emas, dan tiara. Pada foto lainnya, tampak setumpuk tas tangan Hermes dan arloji Rolex.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Benda-benda itu sudah dikelompokkan. Masing-masing tertata rapi di meja berwarna putih. Sebagian lainnya dibungkus dalam kantong plastik, tersimpan dalam koper-koper. Amar mengatakan ada 72 koper berisi uang tunai, perhiasan dan jam tangan, serta 284 kotak arloji. Sebanyak 25 koper, kata dia, berisi perhiasan, seperti cincin, berlian, anting, dan gelang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Perhiasan yang paling berharga adalah kalung berlian bersepuh emas putih, yang diperkirakan bernilai 6,4 juta ringgit atau sekitar Rp 22,7 miliar," ujar Direktur Divisi Investigasi Kriminal Komersial Kepolisian Malaysia itu, Rabu pekan lalu.

Amar memimpin langsung operasi penggeledahan yang menjadi bagian dari investigasi kasus megarasuah 1Malaysia Development Berhad (1MDB), badan investasi negeri itu. Total nilai barang sitaan itu mencapai Rp 3,9 triliun. "Ini penyitaan terbesar dalam sejarah Malaysia," katanya, seperti diberitakan The Star.

Barang-barang itu disita dari kantor dan lima kediaman bekas perdana menteri Najib Razak. Saking banyaknya, penyelidik perlu waktu sebulan lebih untuk menginventarisasi dan menaksir nilainya. "Diperlukan 150 petugas khusus dan barang sitaan dibawa ke tempat aman," ucap Amar, seperti dilaporkan kontributor Tempo di Kuala Lumpur.

Dalam wawancara dengan Malaysiakini, Rabu pekan lalu, Najib Razak menilai taksiran polisi terhadap barang-barang sitaan itu "subyektif dan tidak realistis". "Valuasinya bisa berbeda-beda," katanya. Pria 64 tahun ini mengatakan dia kesulitan menguji silang penilaian polisi karena ia dan keluarganya tak diberi daftar rinci tentang benda-benda sitaan itu.

Dalam hal perhiasan, Najib mencontohkan, harganya tergantung asalnya, apakah itu pemberian orang lain atau hasil pembelian. "Tapi yang saya tahu adalah bahwa selama bertahun-tahun, sebagai kepala pemerintahan, kami telah dikaruniai banyak pemberian oleh para pemimpin asing dan teman-teman pribadi. Ini tidak melanggar hukum," ujar Najib.

Polisi tengah menyelidiki dugaan penyelewengan dana 1MDB yang menyeret nama Najib Razak. Di bawah Undang-Undang Anti-Pencucian Uang, polisi mengusut pemakaian uang hasil korupsi 1MDB yang diduga dipakai untuk membeli harta benda yang disita dari kantor dan kediaman Najib tersebut. "Kami akan memanggil Najib dan istrinya, Rosmah Mansor, untuk meminta keterangan," kata Amar Singh.

Kasus 1MDB dijuluki sebagai salah satu skandal keuangan terbesar sejagat. Sekitar Rp 64 triliun dana 1MDB diduga digelapkan para petinggi lembaga itu dan rekanannya sejak 2009 hingga 2015. Dari jumlah itu, menurut Departemen Kehakiman Amerika Serikat, yang turut mengusut aliran uang haram tersebut di Negeri Abang Sam, diincar aset yang terserak senilai Rp 23 triliun, termasuk kapal pesiar, perhiasan, rumah, dan lukisan Pablo Picasso.

Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) juga mengusut perkara ini. Di bawah komando ketua baru, Shukri Abdull, Komisi terus mengumpulkan bukti dan memeriksa sejumlah saksi. Penyidik Komisi, misalnya, pernah meminta keterangan Xavier Justo, warga Swiss yang merupakan "peniup peluit" pertama dalam skandal 1MDB. Komisi juga telah memanggil Najib dan Rosmah serta memeriksa mereka secara terpisah di Putrajaya.

Penyelidikan memang mengarah ke Najib, yang dituding menerima Rp 9 triliun dari 1MDB saat kampanye pemilihan perdana menteri pada 2013. Najib berulang kali mengatakan bahwa duit jumbo itu dia peroleh dari sumbangan keluarga Kerajaan Arab Saudi. Dalam wawancara dengan Reuters, Kamis dua pekan lalu, Najib berkukuh bahwa ia tidak bersalah.

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan penyelidik lembaga antirasuah tengah menyiapkan dakwaan berlapis terhadap Najib. Sederet tuduhan itu, menurut bekas mentor politik Najib di Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) ini, didasarkan pada dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Najib selama menjabat perdana menteri sejak 2009.

Sejumlah dakwaan itu, kata Mahathir kepada Reuters, Selasa dua pekan lalu, "Termasuk penggelapan, mencuri uang pemerintah, menghilangkan uang pemerintah, dan menggunakan uang pemerintah untuk menyuap." Ia mengatakan Rosmah juga sedang diusut dalam kasus 1MDB. "Sebagian dari uang itu diyakini telah diberikan kepadanya (Rosmah). Banyak sekali uang."

Ditemukannya timbunan benda berharga di kediaman Najib tidak lepas dari Rosmah. Rakyat Malaysia telah lama mencurigai asal-usul duit untuk membiayai gaya hidup glamor perempuan 66 tahun itu. Surat kabar Wall Street Journal, Senin pekan lalu, melaporkan bahwa Rosmah berperan penting dalam dugaan penyelewengan dana 1MDB. Rosmah, menurut harian itu, mungkin menghadapi tuduhan kriminal seperti suaminya. "Hasratnya mengejar kekayaan memainkan peran dalam mendorong pemerintah Najib berbuat korupsi," tulis surat kabar Amerika itu, yang mengutip keterangan beberapa sumber yang mengenal Rosmah.

Rosmah juga disebut turut membantu mengatur dugaan keterlibatan Low Taek Jho alias Jho Low dalam mendalangi orkestrasi penggarongan duit 1MDB. Miliarder 36 tahun asal Penang itu kini menjadi buron. Komisi menganggapnya sebagai "pelaku utama" skandal 1MDB. Tapi, "Klien kami tidak punya hubungan, berperan langsung atau tidak langsung dengan pengelolaan dan manajemen perusahaan tersebut," ujar pengacara Rosmah, K. Kumaraendran dan Geethan Ram Vincent.

Di Putrajaya, Komisi telah menahan Amhari Efendi Nazaruddin, tersangka pertama dalam kasus ini, Ahad dua pekan lalu. Pria 42 tahun itu anggota staf khusus di pemerintahan Najib. Perusahaan Amhari diduga menerima duit sekitar Rp 7 miliar dari rekening Najib pada 2014. "Kami menahan tersangka setelah kami memanggilnya untuk memberikan keterangan," kata seorang penegak hukum di Komisi, seperti dikutip Malay Mail.

Dengan jaksa agung yang baru, Tommy Thomas, Mahathir Mohamad sangat yakin skandal 1MDB bisa terungkap tuntas. Apalagi Komisi telah menyerahkan berkas investigasinya kepada jaksa agung. Mahathir menargetkan orang-orang yang terseret kasus 1MDB dapat diadili akhir tahun ini. "Saat maju ke pengadilan, kami akan membawa bukti yang kuat. Kami tak boleh kalah," ujarnya.

Mahardika Satria Hadi (reuters, The Malaysian Insight, Wall Street Journal, Malaysiakini, Malay Mail), Masrur (kuala Lumpur)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus