Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Denmark Tingkatkan Belanja Pertahanan di Arktik saat Trump Incar Greenland

Kopenhagen meningkatkan belanja pertahanan dan berbicara dengan sekutu-sekutunya untuk menolak permintaan AS atas Greenland.

29 Januari 2025 | 04.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bendera Greenland berkibar di pemukiman Igaliku, Greenland, 5 Juli 2024. Ritzau Scanpix/Ida Marie Odgaard via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kopenhagen mengumumkan pada Senin bahwa mereka akan memompa 14,6 miliar krona Denmark (sekitar Rp33 triliun) tambahan untuk keamanan. Pengumuman ini muncul ketika negara Eropa ini menolak tuntutan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menyerahkan kendali atas Greenland, Al Jazeera melaporkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ada tantangan serius terkait keamanan dan pertahanan di Kutub Utara dan Atlantik Utara," kata Menteri Pertahanan Denmark Troels Lund Poulsen dalam sebuah pernyataan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengumumannya muncul ketika Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen bersiap untuk bertemu dengan para pemimpin Prancis, Jerman, dan NATO minggu ini untuk menopang "persatuan Eropa" di Greenland.

"Eropa sedang menghadapi situasi yang serius. Dengan adanya perang di benua ini dan pergeseran dalam realitas geopolitik. Pada saat-saat seperti ini, persatuan sangatlah penting," kata Frederiksen dalam sebuah pernyataan.

"Denmark adalah negara kecil dengan sekutu yang kuat. Dan merupakan bagian dari komunitas Eropa yang kuat di mana bersama-sama kita dapat menghadapi tantangan yang kita hadapi," kata Frederiksen.

Target Penting

Wilayah semi-otonom Denmark, Greenland, yang memiliki sumber daya mineral yang signifikan, telah menjadi target yang berharga, dengan mencairnya es di Kutub Utara yang membuka rute pelayaran baru dan meningkatkan nilai strategisnya.

Awal bulan ini, Trump mengatakan bahwa Greenland sangat penting bagi keamanan AS dan Denmark harus menyerahkan kontrolnya.

Militer AS memiliki kehadiran permanen di Pangkalan Antariksa Pituffik di barat laut Greenland, sebuah lokasi strategis untuk sistem peringatan dini rudal balistik, karena rute terpendek dari Eropa ke Amerika Utara melalui pulau itu.

Denmark, meskipun bertanggung jawab atas keamanan dan pertahanan Greenland, memiliki kemampuan militer yang terbatas di pulau yang luas ini, yang secara luas dianggap sebagai lubang hitam keamanan.

Kerja sama yang erat

Sebagai bagian dari paket ini, Denmark akan mendapatkan tiga kapal baru di perairan Arktik di sekitar Greenland, lebih banyak drone jarak jauh, dan peningkatan kapasitas satelit.

Saat ini, kapasitas Denmark mencakup empat kapal inspeksi yang sudah tua, pesawat pengintai Challenger, dan 12 patroli kereta luncur anjing, yang semuanya ditugaskan untuk memantau area seluas empat kali lipat luas Prancis.

Setelah lebih dari satu dekade pemotongan drastis dalam pengeluaran pertahanan, tahun lalu Denmark mengalokasikan 190 miliar krona Denmark (sekitar Rp422 triliun) untuk militernya selama 10 tahun, yang sebagian di antaranya telah dialokasikan ke Kutub Utara.

Kementerian Pertahanan di Kopenhagen mengatakan bahwa pemerintah telah menyetujui paket baru ini dengan mayoritas partai parlemen dan bekerja sama dengan pemerintah Kepulauan Faroe dan Greenland.

Ketiga pemerintah juga telah sepakat untuk menegosiasikan perjanjian kedua tentang pencegahan dan pertahanan pada musim panas.

Uni Eropa memilih diam daripada konfrontasi

Di balik layar, para pejabat senior di Brussels, Kopenhagen, dan Nuuk sedang mendiskusikan cara-cara untuk memperkuat kemitraan Uni Eropa dengan Greenland dalam hal ekstraksi bahan mentah dan energi yang sangat penting, menurut dua pejabat Eropa yang mengetahui tentang pembicaraan tersebut, sebagaimana dikutip oleh laporan Financial Times, Selasa.

"Ada banyak pekerjaan diam-diam yang sedang dilakukan saat ini untuk melihat bagaimana kita dapat memperkuat kerja sama dengan Greenland," kata salah satu pejabat tersebut. Mereka menambahkan bahwa Uni Eropa ingin menghindari kesan bahwa mereka membuat penawaran, setelah bertahun-tahun tidak ada tindakan, "karena Trump telah memasukkannya ke dalam agenda".

Pemerintahan Frederiksen "melakukan hal yang benar dalam berkomunikasi dengan Amerika dengan cara yang tegas namun sopan," kata Rasmus Jarlov, mantan menteri Denmark dan anggota parlemen saat ini dari partai Konservatif yang beroposisi.

"Adalah ide yang baik untuk tidak terlibat dalam pertukaran verbal dengan pemerintahan Trump. Adalah ide yang baik untuk berbicara dengan sekutu-sekutu di seluruh Eropa; Eropa harus bersatu jika situasinya meningkat," ia menambahkan.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa beberapa pejabat telah menyatakan keprihatinan mereka mengenai apakah Eropa dapat memberikan respons yang kredibel jika Trump menindaklanjuti ancamannya mengenai Greenland.

"Saya tidak mengatakan bahwa tidak ada rencana," kata pejabat Eropa kedua, "Tetapi kami tidak benar-benar memiliki pendekatan alternatif."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus