KOMPUTER, secara populer berarti suatu alat otomatis yang
sanggup memecahkan soal-soal pelik. Cara kerjanya adalah dengan
memasukkan suatu program atau serangkaian instruksi yang sudah
ditentukan. Jadi alat itu menolong manusia memecahkan segala
persoalan rumit yang sukar dikerjakan otak manusia, antara lain
penghitungan yang kompleks. Tapi, kalau instruksi yang
dimasukkan tak benar atau palsu, bagaimana kejadiannya? Inilah
salah satu cerita tentang komputer yang datang dari Rusia,
seperti yang diturunkan oleh koran resmi Pravda, terbitan
Moskow.
Ketika para manajer sebuah pabrik alat-alat elektronis di kota
Minsk menghidupkan komputer mereka untuk pertama kalinya suatu
ketika di tahun 1973, peristiwa tersebut dianggap sebagai suatu
permulaan zaman baru. Karena di sana berdiri dengan megah
Minsk-32, alat mahal dan langka. Alatalat penekan yang seperti
tombol mesin tik dan layar pengontrolnya masih mengkilap karena
semuanya serba baru.
Komputer masih merupakan barang langka untuk bidang ekonomi di
Uni Soviet. Mesin hitung masih merupakan barang standar di
sebagian besar kantor kantor. Juga bagi Bank Perdagangan Luar
Negeri Soviet yang harus menangani perhitungan rumit jual-beli
valuta asing. Iak heran kalau para manajer pabrik di Minsk itu
sangat bangga. Mereka memutuskan untuk membeli benda itu buat
menambah efisiensi kerja pabrik yang membuat alat-alat untuk
Departemen Ketenagaan dan Listrik.
Suatu lembaga di Novosibirk segera disewa buat menyusun
programnya. Tapi ternyata lembaga itu tak bisa memenuhi pesanan
sesuai dengan kontrak. Dari 31 program yang dipesan, baru 26
yang berhasil disusun.
Kesulitan nampaknya tidak hanya sampai di situ. Lembaga
Novosibirsk ternyata hanya berhasil mengajukan 6 program. Ini
tidak menjadi halangan, walaupun jelas bahwa sistim yang
dikerjakan itu secara ekonomis tidak efisien. Para manajer
pabrik dan pusat pembangunan negara ingin mengklaim secepat
mungkin bahwa "kemajuan atau modernisasi bukan suatu hal yang
asing bagi mereka. "
Sabotase
Mula-mula Minsk-32 memuntahkan suatu daftar para buruh yang
malas-malasan bekerja. Ini wajar. Tapi ketika daftar itu makin
panjang, pemalas-pemalas itu mulai memberikan informasi palsu
kepada para teknisi komputer.
Segera saja Minsk 32 menghitung jauh melangkahi jadwal waktu
produksi dan menunjukkan sektor-sektor di mana produksi
tercecer. Para pekerja itu mengatasl hal tersebut dengan
memberikan angka-angka produktivitas palsu.
Dua bulan percobaan mengungkapkan adanya disiplin kerja dan
sangat lembek dan meremehkan pemenuhan atas informasi yang
diminta komputer. Lalu ada saran tentang perlunya memperhatikan
pengiriman informasi yang benar dan tepat pada waktunya kepada
sistim pengelolaan otomatis tersebut. Namun, kata Pravda,
"instruksi dan saran itu tak pernah ada yang menggubris. "
Suatu saat komputer meminta suatu informasi tepat mengenai
penyeLesaian perakitan alat-alat listrik untuk pembangunan
stasiun-stasiun pembangkit listrik yang sangat diperlukan.
Segera saja manajer produksi yang bernama E. Voronyetsky
menjawab: "Pembangunan stasiun-stasiun pembangkit tenaga listrik
adalah suatu hal yang sangat rumit. Karenanya sangat mustahil
untuk memelihara catatan-catatan terperinci mengenai nilai materinya."
Jawaban itu, kata Pravda, menunjukkan sempurnalah sudah sabotase
buruh terhadap Minsk 32.
Selidik punya selidik ketahuanlah bahwa para pekerja di bengkel
perakitan itu punya catatan ganda. Mereka memiliki catatan
manual -- yang benar -untuk disimpan oleh mereka mengenai
kemajuan kerja setiap bagian, sedangkan catatan lain yang palsu
dikirim ke bagian komputer.
Akhirnya para teknisi yang melayani Minsk-32 dicutikan untuk
waktu yang tak tentu dan sejak itu pula tak ada satu pun dari
para penanggungjawab pabrik yang bangga dengan sebutan modern
dengan komputer mereka. Dan tak lama kemudian dalam suatu koran
petang yang terbit di Minsk muncul sebuah iklan: "Departemen
Pembangunan Ketenagaan Negara Bagian Byelo Rusia akan menjual
sebuah komputer."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini