UNI SOVIET sedang naas. Kedok dinas rahasia mereka tersingkap di
mana-mana. Pekan silam, tiga pejabat perwakilan Soviet di
Amerika Serikat, yang dicurigai terlibat kegiatan mata-mata,
diusir Presiden Ronald Reagan. Sebelum ini yang juga menghalau
warganegara Soviet adalah Inggris (dua orang), Spanyol, Jerman
Barat, Swiss, Belanda (masing-masing seorang), dan Prancis (47
orang).
Sementara itu Italia juga melempar isyarat. Dalam waktu singkat
negeri ini mungkin mengusir sekitar 100 mata-mata tidak hanya
yang bekerja untuk Soviet, juga negeri-negeri Dunia Ketiga dan
Blok Timur lainnya.
Koran Italia La Republica dan 11 Giornale melaporkan Ahad lalu
seorang diplomat Soviet, yang merangkap perwira senior dinas
rahasia KGB, di Roma meninggalkan posnya secara mendadak.
Laporan itu menyebut nama Boris Solomatin, orang nomor tiga
Kedubes Soviet di Italia. Ia bertugas di negeri itu sejak 1967.
Dalam empat bulan pertama tahun ini lebih dari 60 pejabat
perwakilan Soviet diusir dari negeri tempat mereka bekerja.
Sebuah catatan prestasi yang kuran sedap. Sementara itu seorang
pejabat Gedung Putih berkata: "mungkin dalam beberapa bulan
mendatang akan lebih banyak lagi pejabat Soviet yang harus
dihalau dari negerinegeri Barat."
Di ibukota negara bagian Sabah, Malaysia Timur, 3.000 demonstran
membakar patung Kepala Negara Soviet Yuri Andropov. Mereka
berang mendengar pernyataan Kremlin bahwa Vietnam akan
mempersenjatai kaum pemberontak di berbagai negara ASEAN bila
negeri-negeri itu tidak menghentikan dukungannya kepada gerakan
perlawanan anti-Hanoi di Kampuchea.
Laporan utama majalah Asiaeek, pekan lalu, membongkar kegiatan
Vyacheslav Andreyevich dan Yuriy Guzenko, keduanya diplomat
Soviet di Malaysia, sebagai agen dinas rahasia. Juga sejumlah
aktivitas diplomat Soviet di Indonesia, Filipina, Singapura,
Thailand, dan India. Tapi belum ada yang diusir.
Kepala FBI William Webster menyatakan, sepertiga diplomat Soviet
di AS memang dilatih untuk pekerjaan mata-mata. Tujuan utama
mereka adalah mencuri kehebatan musuh di bidang teknologi.
Selain itu tentu saja di bidang militer.
Soviet tidak tinggal diam atas pengusiran warganegaranya dari
berbagai negeri itu. Ahad lalu Pravda mengumumkan pengusiran
Shorer, diplomat pada Konsulat AS di Leningrad, dengan tuduhan
mata-mata. Tapi menurut Kedubes AS di Moskow, nama Shorer tidak
terdapat dalam daftar diplomat mereka yang bertugas di Soviet.
Demikian pula nama Douglas Terence yang juga disebut dalam
laporan Pravda itu.
Keadaan bertambah ramai setelah Brazil membongkar empat pesawat
Libya yang ketahuan mengangkut senjata bikinan Soviet untuk
Pemerintahan Sandinista di Nikaragua. Belum ada diplomat Soviet
maupun Libya yang diusir dari sini. Tapi pemimpin Libya, Muammar
Qaddafi, terpaksa buru-buru minta maaf kepada Pemerintah Brazil
karena tidak berterus terang perihal muatan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini