Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menanti mukjizat shultz

Menlu AS, George P. Shultz, berkunjung ke timut-tengah untuk mempercepat penarikan pasukan pasukan asing dari libanon. Gedung kedubes AS di beirut dibom. (ln)

30 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENLU Amerika Serikat George P. Shultz akhirnya terjun juga ke Timur Tengah. "Tanpa kunjungan Shultz usaha perdamaian di sana tidak akan berbuah," komentar Gedung Putih. Ini adalah lawatan pertamanya sejak menjabat sebagai menlu, menggantikan Alexander Haig, sembilan bulan lampau. Shultz, yang mengawali muhibah dari Kairo, akhir pekan lalu, menyangkal perjalanannya bersangkut paut dengan pengeboman gedung Kedutaan Besar AS di Beirut yang minta korban 39 orang tewas dan 110 luka-luka - sebagian besar dari mereka tamu. ia menyatakan missinya adalah "untuk mempercepat penarikan pasukan-pasukan asing dari Libanon." Pasukan asing di Libanon, selain Israel (35.000 orang), Suriah (30.000), Organisasi Pembebasan Palestina (sekitar 5.000 sampai 8.000), dan pasukan PBB (4.500). Yang terakhir ini terdiri atas tentara Prancis, Italia, dan AS bertugas menghindarkan bentrokan pasukan Israel denan Suriah, yang diundang sendiri oleh Libanon. Berita kunjungan Shultz ke Timur Tengah membuat Presiden Libanon Amin Gemayel mengambil sikap tidak akan menandatangani perjanjian dengan Israel bila disertai syarat pasukan Mayor Saad Haddad berhak patroli bersama tentara Libanon di wilayah Selatan. Haddad adalah serdadu Libanon yang membelot dan kini dipersenjatai oleh Israel. Sementara itu Israel belum menyatakan mau mundur dari Libanon. Kepala negosiator perdamaian Israel David Kimche, mengatakan: "Pengeboman Kedubes AS di Beirut menandakan pasukan Libanon belum mampu mengatasi serangan teroris." Ia menambahkan melihat kenyataan itu Israel masih perlu menempatkan pasukannya di Libanon. Sebelum Shultz turun tangan, usaha perdamaian di Libanon digarap oleh utusan khusus AS, Philip Habib. Tapi hasilnya belum memuaskan. Buktinya: pasukan asing masih saja bercokol di Libanon. Adakah Shultz akan berhasil "membebaskan" Libanon dari serdadu asing? Siapa tahu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus