Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Donald Trump Pastikan Amerika Serikat Tinggalkan Paris Agreement, Kilas Balik Perjanjian Iklim Paris

Belakangan Presiden AS Donald Trump menjadi sorotan sebab keputusannya untuk menarik Amerika Serikat dari Paris Agreement. Perjanjian ini soal apa?

25 Januari 2025 | 12.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump melempar pena setelah menandatangani perintah eksekutif pada parade pengukuhan Presiden Amerika Serikat di Capital One Arena, Washington, DC, Amerika Serikat, 20 Januari 2025. REUTERS/Carlos Barria

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi sorotan dalam berbagai pengambilan keputusannya pasca sehari pelantikannya menjadi Presiden. Salah satunya terkait dengan penarikan diri Amerika Serikat dari Perjanjian Iklim Paris atau Paris Agreement 2016.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, perjanjian tersebut dinilai tidak adil dan berat sebelah. "Saya segera menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris yang tidak adil dan berat sebelah ini," kata Presiden AS Trump saat parade pelantikan di Capital One Arena di Washington, Senin, 20 Januari 2025, sebagaimana yang dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun langkah itu diperkirakan tercatat pada sebuah perintah eksekutif dan telah ditandatangi Trump pada hari yang sama. Dalam dokumen Perintah Eksekutif, pemberitahuan wajib disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang bertindak sebagai Penyimpan Perjanjian dan dicantumkan dalam lampiran A. Amerika Serikat akan menganggap penarikan dari perjanjian serta semua kewajiban terkait berlaku setelah ketentuan pemberitahuan ini terpenuhi.

“Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa harus segera menyampaikan pemberitahuan tertulis resmi tentang penarikan diri Amerika Serikat dari Perjanjian Paris berdasarkan Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim,” bunyi perintah itu dikutip dari situs resmi Gedung Putih, Selasa, 21 Januari 2025. 

Tujuan dari keputusan ini adalah sebagai upaya dari Trup untuk "Membuat Amerika Terjangkau Dan Dominan Energi Lagi (Make America Affordable And Energy Dominant Again)," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Apa itu perjanjian iklim Paris?

Perjanjian ini merupakan perjanjian internasional yang mengikat secara hukum mulai sejak 4 November 2016. Dilansir dari laman resmi un.org, perjanjian ini dibuat atas dasar pertimbangan keadaan darurat global dan perubahan iklim yang melampaui batas negara. 

Oleh karena itu, untuk mengatasi dampak negatif dari perubahan iklim, maka para pemimpin dunia di Konferensi Perubahan Iklim oleh PBB di Paris mengeluarkan terobosan baru pada 12 Desember 2015 melalui perjanjian Paris yang memandu setiap negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca global secara signifikan.

Hal ini mengacu pada pembatasan kenaikan suhu rata-rata dunia agar tetap jauh di bawah 2°C dibandingkan tingkat pra-industri. Lebih ambisius lagi, upaya tambahan diarahkan untuk menjaga kenaikan suhu hanya hingga 1,5°C, dengan pemahaman bahwa langkah ini secara substansial akan mengurangi risiko serta dampak perubahan iklim yang semakin nyata.

Selain itu, perjanjian ini mewajibkan negara-negara untuk secara berkala menilai kemajuan bersama dalam mencapai target yang telah ditetapkan. Proses evaluasi ini diharapkan dapat memastikan keselarasan kolektif terhadap visi jangka panjang yang telah disepakati.

Tidak hanya itu, perhatian khusus diberikan kepada negara-negara berkembang. Dalam perjanjian ini, diatur pula komitmen global untuk menyediakan pendanaan bagi negara-negara tersebut. Dana ini dimaksudkan untuk mendukung pengurangan dampak perubahan iklim, memperkuat ketahanan mereka, serta meningkatkan kemampuan beradaptasi terhadap tantangan iklim yang semakin kompleks.

Amerika Serikat sendiri resmi masuk ke dalam Perjanjian Paris pada September 2016, di bawah kepemimpinan Presiden Barack Obama. Kemudian, pada masa pemerintahan Trump yang keluar dalam perjanjian iklim Paris pada November 2020 membuat AS saat itu menjadi salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. 

Bergantinya masa pemerintahan, ada 20 Januari 2021, Joe Biden yang menggantikan posisi Trump menjadi presiden Amerika ke-45 pada 2021 kembali membawa negaranya bergabung dalam perjanjian ini.

Kembalinya Donald Trump menjadi presiden yang mengeluarkan perintah eksekutif tentu menjadi babak baru dalam menangani perubahan iklim secara global. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus