Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

Jumlah tentara Jepang hanya 9 persen. Beberapa korban mengatakan budaya pelecehan yang mengakar telah membuat perempuan enggan mendaftar ke militer.

13 Mei 2024 | 11.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tentara Jepang melakukan operasi penyelamatan di sebuah rumah yang runtuh akibat gempa bumi di Suzu, prefektur Ishikawa, Jepang, 3 Januari 2024. Kantor Staf Gabungan Kementerian Pertahanan Jepang/HANDOUT via REUTERS A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jepang terseok-seok merekrut perempuan untuk masuk militer menyusul gelombang kasus-kasus pelecehan seksual. Kondisi ini terjadi saat Tokyo sedang membangun militernya besar-besaran.    
  
Jumlah perempuan Jepang yang mendaftar Self-Defence Forces (SDF) mengalami penurunan sampai 12 persen pada akhir Maret 2023 setelah beberapa tahun mengalami pertumbuhan yang stabil. Beberapa korban mengatakan budaya pelecehan yang mengakar telah membuat perempuan Jepang enggan mendaftar ke militer.   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua sumber di Kementerian Pertahanan Jepang yang bertugas pada bidang pelatihan militer mengatakan sekitar sembilan bulan lalu Kementerian Pertahanan Jepang berjanji akan mengambil langkah-langkah setelah terjadi penurunan perempuan Jepang yang mendaftar militer sangat signifikan, namun belum ada rencana dan tindakan terkait rekomendasi yang diterbitkan panel independen untuk mengatasi isu ini. Belum pula dilakukan sistem nasional untuk mengevaluasi standar pelatihan anti-pelecehan. 
  
Tokyo sebelumnya telah menunjuk sebuah panel yang terdiri dari para ahli untuk mengevaluasi sebuah laporan yang dipubikasi pada Agustus 2023 soal pendidikan yang dangkal di militer terkait pelecehan seksual, yang hanya terbatas pada  pelecehan seksual dan kurangnya sentralitas pandangan pada pelatihan yang bisa menjadi faktor pemicu masalah-masalah budaya dalam institusi.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Panel Makoto Tadaki mengatakan pada beberapa sesi pelatihan bertentangan dengan kegawatan situasi. Seorang tentara perempuan yang menggugat Tokyo atas tuduhan sebuah insiden pelecehan seksual menceritakan pendidikan militer yang dia dapat lebih dari 10 tahun tidak efektif.   

Dia pun menyerukan agar dilakukan langkah-langkah untuk mengatasi insiden pelecehan seksual dan usaha untuk menaikkan jumlah tentara perempuan mengingat Jepang juga mengalami naiknya ancaman dari Beijing, Korea Utara dan Rusia serta mengendalikan beban warisan perang di masa lalu. 

Jumlah tentara Jepang hanya 9 persen. Sedangkan Amerika Serikat berjumlah 17 persen. Tokyo dan Amerika Serikat adalah sekutu dekat.  

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus