Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Lebanon menembaki pasukan Israel di Lebanon selatan pada Kamis, sementara Hizbullah mengklaim beberapa serangan signifikan terhadap tentara Zionis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pasukan Lebanon menembaki pasukan Israel setelah dua tentara mereka tewas dalam insiden terpisah. Ini adalah pertama kalinya militer Lebanon resmi melakukan tindakan tersebut, sejak Hizbullah dan Israel mulai bentrok pada Oktober 2023 terkait serangan brutal Israel di Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang tentara Lebanon tewas dan seorang lainnya terluka saat mengambil bagian dalam misi evakuasi dan penyelamatan bersama dengan Palang Merah Lebanon. Sementara tentara kedua tewas akibat serangan Israel terhadap sebuah pos militer di daerah Bint Jbeil di Lebanon selatan.
Peningkatan ini terjadi ketika jumlah korban tewas dalam serangan Israel di Lebanon pada tahun lalu mencapai 1.974 orang, termasuk 127 anak-anak, yang merupakan mayoritas dalam sepekan terakhir.
Menteri Kesehatan Lebanon, Firass Abiad, mengatakan lebih dari 40 petugas pertolongan pertama dan petugas pemadam kebakaran tewas akibat tembakan Israel sejak Israel menginvasi Lebanon tiga hari lalu. Sementara 97 paramedis dan petugas pemadam kebakaran telah tewas dan 188 luka-luka sejak Hizbullah dan Israel mulai baku tembak sejak 8 Oktober.
Sumber keamanan Lebanon mengatakan kepada Al Jazeera Arab pada Kamis bahwa Hizbullah meledakkan alat peledak ketiga terhadap pasukan Brigade Golani elit Israel di kota Maroun al-Ras.
Menurut media Israel, helikopter dikirim ke daerah-daerah di sepanjang perbatasan Lebanon di mana pertempuran sedang berlangsung.
“Untuk mendukung keteguhan rakyat Palestina di Jalur Gaza, dalam solidaritas dengan perlawanan mereka yang berani dan terhormat, dalam membela Lebanon dan rakyatnya, dan dalam menanggapi serangan biadab Israel terhadap kota-kota, desa-desa, dan warga sipil, para pejuang kami meledakkan total empat alat peledak terhadap pasukan musuh Israel yang menyusup di Kota Maroun al-Ras dan Yaroun, Kamis dari dini hari hingga jam 12 siang,” kata sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh media yang terkait dengan Hizbullah.
“Ledakan-ledakan ini menyebabkan kerugian yang signifikan dan besar di kalangan pasukan musuh.”
Kerusuhan Regional
Kekerasan yang sedang berlangsung di Lebanon telah memaksa beberapa maskapai penerbangan menunda penerbangan mereka ke beberapa negara Timur Tengah.
Emirates pada Kamis mengumumkan bahwa mereka telah menghentikan semua penerbangan ke Irak, Iran dan Yordania selama tiga hari karena “kerusuhan regional”.
“Emirates membatalkan semua penerbangan ke/dari Irak [Basra dan Bagdad], Iran [Teheran], dan Yordania [Amman] pada 4 dan 5 Oktober karena kerusuhan regional,” kata maskapai penerbangan yang berbasis di Dubai, yang sebelumnya menghentikan penerbangan antara Dubai dan Beirut hingga 8 Oktober.
Iran terus saling menyerang dengan Israel dan Amerika Serikat setelah peluncuran 180 rudal balistik ke Israel pada Selasa malam.
Meskipun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam serangan itu, Israel berjanji akan membalas.
Misi Iran untuk PBB mengatakan bahwa Teheran telah memperingatkan AS bahwa mereka akan menyerang lagi jika Israel membalas.
Iran mengatakan pihaknya bertukar pesan dengan AS menggunakan kedutaan Swiss di Teheran sebagai perantara.
“Respon kami hanya akan diarahkan pada agresor. Jika ada negara yang memberikan bantuan kepada agresor, negara tersebut juga akan dianggap sebagai kaki tangan dan target yang sah,” kata misi Iran.
Para pejabat Teluk Arab yang prihatin mengatakan kepada rekan-rekan mereka di Iran bahwa mereka akan tetap netral dalam konflik antara Iran dan Israel, karena mereka berupaya mencegah meluasnya konflik ke wilayah mereka.
Reuters melaporkan bahwa para menteri dari negara-negara Teluk Arab menyampaikan pesan tersebut ke Iran pada pertemuan negara-negara Asia yang diselenggarakan oleh Qatar, khawatir akan potensi serangan Iran terhadap fasilitas minyak mereka.
“Negara-negara Teluk berpikir kecil kemungkinannya bahwa Iran akan menyerang fasilitas minyak mereka, namun Iran memberikan petunjuk bahwa mereka akan melakukan serangan tersebut dari sumber tidak resmi. Ini adalah alat yang dimiliki Iran untuk melawan AS dan perekonomian global,” Ali Shihabi, komentator Arab Saudi yang dekat dengan istana kerajaan, kepada Reuters.
Pilihan Editor: Diserang Rudal Iran, Pangkalan Jet Tempur F-35 Israel Rusak
AL JAZEERA | REUTERS | MIDDLE EAST EYE