Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pamor Silvio Berlusconi di panggung politik Italia belum pupus. Meski terseret sejumlah kasus hukum, mantan Perdana Menteri Italia itu masih punya pengaruh besar di pemerintahan. Ia menjadi kunci terbentuknya pemerintah koalisi.
Wakil Ketua Partai Demokrat Enrico Letta, yang ditunjuk sebagai perdana menteri oleh Presiden Giorgio Napolitano pada Rabu dua pekan lalu, menggandeng Partai Kebebasan Rakyat, partai kanan-tengah pimpinan Berlusconi. Selasa pekan lalu, Senat Italia menyetujui pemerintah koalisi itu. "Reformasi mendasar mesti dilakukan dengan dukungan besar," ujar Letta mengenai koalisinya dengan Partai Kebebasan Rakyat, seperti dikutip situs MercoPress.
Terbentuknya pemerintah koalisi mengakhiri kebuntuan politik di Italia dalam dua bulan terakhir. Pemerintah baru tak kunjung terbentuk karena sonder pemenang mayoritas dalam pemilihan umum pada Februari lalu. Partai Demokrat menang dengan 29,5 persen suara, disusul Partai Kebebasan Rakyat 29,1 persen. Gerakan Bintang Lima pimpinan komedian Beppe Grillo di urutan ketiga dengan 25,5 persen suara.
Grillo menolak bergabung dengan partai mana pun, sedangkan Ketua Partai Demokrat Pier Luigi Bersani menolak berkoalisi dengan Berlusconi. Napolitano, yang terpilih untuk kedua kalinya beberapa hari sebelumnya, akhirnya menunjuk Letta setelah Bersani mundur. Bersani hengkang setelah lebih dari seratus legislator Partai Demokrat mengabaikan perintahnya memilih mantan Perdana Menteri Romano Prodi. Mereka lebih memilih Napolitano.
Koalisi besar itu terbentuk atas campur tangan paman Letta, Gianni Letta. Bekas wartawan berusia 78 tahun itu adalah penasihat politik Berlusconi selama bertahun-tahun.
Pemerintah koalisi merupakan kemenangan bagi Berlusconi. Sekretaris Partai Kebebasan Rakyat sekaligus orang kepercayaannya, Angelino Alfano, menduduki posisi wakil perdana menteri merangkap Menteri Dalam Negeri. Mantan Menteri Kehakiman ini adalah arsitek kebijakan hukum sang bos ketika masih berkuasa.
Dalam kabinet yang berisi 21 menteri itu, Partai Kebebasan Rakyat juga menempatkan empat kadernya di pos penting. Mereka adalah Maurizio Lupi (Menteri Infrastruktur dan Transportasi), Nunzia De Girolamo (Menteri Pertanian), Beatrice Lorenzin (Menteri Kesehatan), dan Gaetano Quagliariello (Menteri Reformasi Konstitusional).
Melihat besarnya "unsur" Berlusconi dalam pemerintah Letta, banyak pihak ragu terhadap ketegasan mereka pada kasus hukum Berlusconi. Pada awal Maret lalu, pengadilan Milan menghukum taipan media itu satu tahun penjara karena telah mempublikasikan rekaman penyadapan telepon antara petinggi perusahaan asuransi Unipol dan pejabat Partai Demokrat, Piero Fassino, dalam perkara akuisisi Banca Nazionale del Lavoro oleh Unipol pada 2005. Pengadilan mendakwa Berlusconi sengaja membocorkan informasi penyelidikan kasus itu di surat kabar miliknya, Il Giornale, untuk menghantam lawan politiknya itu.
Sebelumnya, Berlusconi, yang mundur dari jabatan perdana menteri pada 2011 karena tekanan krisis, divonis empat tahun penjara karena ogah membayar pajak. Ia juga dituduh berhubungan seks dengan pelacur di bawah umur. Hingga kini Berlusconi masih bebas karena sedang mengajukan permohonan banding.
Letta bukan orang baru di pemerintahan. Doktor hukum internasional ini sudah masuk kabinet sejak berusia 32 tahun, ketika menjabat Menteri Urusan Eropa pada 1998, dilanjutkan sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan (1999-2011).
Tantangan utama Letta yang sebenarnya adalah membenahi perekonomian Italia yang terpuruk akibat krisis utang dalam setahun terakhir. Angka pengangguran mencapai 11,6 persen dan pengangguran di kalangan anak muda 37,8 persen. "Ini situasi sulit, rapuh, dan belum pernah terjadi. Kami akan berfokus pada pemecahan masalah-masalah ekonomi," ujar Letta, perdana menteri termuda dalam sejarah Italia.
Sapto Yunus (Ap, The Economist, The Telegraph, BBC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo