Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kelompok ekstremis Yahudi di Israel mengajarkan anggotanya untuk menyamar sebagai Muslim agar bisa memasuki Bukit Bait Suci di Kota Tua Yerusalem. Di sana mereka diam-diam membacakan doa-doa Yahudi sambil berpura-pura melakukan ibadah secaraa Islam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Times of Israel, kelompok sayap kanan Returning to the Mount, yang mengadvokasi kedaulatan Yahudi di Temple Mount, telah memicu kekhawatiran di kalangan pejabat keamanan. Tindakan ini dikhawatirkan dapat memicu kekerasan di situs suci titik nyala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelompok ekstrimis Yahudi itu mengajarkan para pengikutnya untuk mengenakan pakaian tradisional Muslim, membawa sajadah, tasbih Misbaha, dan buku-buku berbahasa Arab tentang Al-Qur'an. Hal ini untuk membuat penyamaran lebih meyakinkan.
Selain itu para anggota terkadang mewarnai rambut dan janggut lebih gelap. Hal ini untuk membuat mereka terlihat lebih seperti orang Arab.
“Kami tidak siap menerima sanksi untuk orang Yahudi yang ada di Temple Mount,” ujar Raphael Morris, kepala kelompok Returning to the Mount, kepada Channel 13.
Morris mencatat bahwa orang-orang Yahudi hanya diizinkan masuk ke kompleks pada jam-jam tertentu. Mereka harus ditemani oleh polisi dan tidak boleh berdoa. Sebaliknya umat Islam dapat memasuki kompleks kapan pun mereka mau dan bebas untuk berdoa. Kelompok tersebut tampil seperti orang Arab agar tidak menimbulkan kecurigaan polisi, Muslim, atau Wakaf.
Yisrael, seorang instruktur, juga mengajarkan anggota kelompok melakukan gerakan doa Muslim sambil membaca liturgi Yahudi. "Paling buruk mereka menangkap Anda," kata salah satu anggota, yang menggunakan nama samaran Baruch.
Dia membantah gerakannya adalah gerakan bawah tanah. Dia bersikeras bertindak secara terbuka dan bahwa tindakannya legal.
"Demi kuil saya siap membayar dengan nyawa saya," ujar salah satu anggota kelompok tentang sikapnya itu.
Seorang petugas keamanan mengatakan bahwa tindakan menyamar menjadi muslim ini mengganggu stabilitas Temple Mount. Mereka yang terlibat akan dibawa ke pengadilan.
Pada 2015, Returning to the Mount menawarkan untuk membayar orang Yahudi US$ 500 masing-masing untuk berdoa di Temple Mount.
Temple Mount, yang dikenal oleh umat Islam sebagai Haram al-Sharif, adalah situs paling suci bagi orang Yahudi dan tempat suci ketiga dalam Islam. Ini adalah pusat emosional dari konflik Israel-Palestina. Ketegangan di Temple Mount memicu perang Gaza selama 11 hari pada Mei awal tahun ini.
Menurut pemahaman yang dicapai setelah Israel merebut Kota Tua dan Yerusalem Timur dalam Perang Enam Hari 1967, orang-orang Yahudi diizinkan untuk berkunjung tetapi tidak untuk berdoa di sana. Israel menjaga keamanan di situs tersebut, namun kegiatan keamanan di sana dikelola oleh Wakaf Muslim.
Baca: Tabrakkan Mobil ke Pos Penjagaan Israel, Remaja Palestina Tewas Ditembak
TIMES OF ISRAEL