Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Fakta-fakta Serangan Udara Israel Kembali Gempur Jalur Gaza Saban Hari

Israel mengingkari perjanjian gencatan senjata yang sudah berlangsung selama dua bulan lewat serangan udara dan darat ke Jalur Gaza.

25 Maret 2025 | 17.03 WIB

Ledakan saat serangan Israel di Kota Gaza pada tanggal 23 Maret 2025 dalam tangkapan layar yang diambil dari sebuah video. Reuters TV/via REUTERS
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ledakan saat serangan Israel di Kota Gaza pada tanggal 23 Maret 2025 dalam tangkapan layar yang diambil dari sebuah video. Reuters TV/via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sepekan terakhir, konflik di Timur Tengah kembali memuncak dengan berlanjutnya serangan udara Israel ke Jalur Gaza. Setelah gencatan senjata yang bertahan selama dua bulan, Israel melanjutkan operasi militernya, mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka di pihak Palestina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada 20 Maret 2025 saja, Israel melancarkan kembali serangan udara dan operasi darat di Gaza, menewaskan setidaknya 91 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya. Serangan ini menandai berakhirnya gencatan senjata yang telah berlangsung sejak Januari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dikutip dari Reuters, militer Israel bahkan menyebarkan selebaran di berbagai wilayah Gaza, memerintahkan pengevakuasian penduduk segera. Operasi ini menargetkan kota-kota di utara Gaza dan Rafah di selatan, dekat perbatasan Mesir. Sebagai tanggapan, militan Hamas menembakkan roket ke arah Israel. 

"Perang kembali, evakuasi dan kematian kembali, bisakah kami bertahan kali ini?” ungkap Samed Sami (29) yang sedang mengungsingkan keluarganya ke ruang terbuka dilansir dari Reuters

Serangan udara Israel pada hari pertama operasi tersebut menewaskan lebih dari 400 warga Palestina, termasuk sejumlah tokoh senior Hamas. Meskipun kehilangan beberapa pemimpin penting, Hamas tetap menjadi ancaman signifikan bagi Israel. 

Kelompok ini telah beradaptasi dengan strategi baru, beralih ke dewan kepemimpinan dan fokus pada perang gerilya. Kemampuan Hamas untuk terus beroperasi di tengah serangan menunjukkan ketahanan yang kuat.

Di lain sisi, Israel tengah menghadapi tantangan internal. Dukungan publik untuk operasi militer di Gaza menurun dan banyak tentara cadangan mengalami kelelahan setelah penugasan yang panjang. Keputusan Benjamin Netanyahu untuk melanjutkan serangan telah memicu protes, dengan tuduhan bahwa pemerintah lebih mementingkan motif politik daripada keselamatan warga. Sejak konflik dimulai, lebih dari 49.000 orang telah tewas di Gaza, sementara lebih dari 400 tentara Israel kehilangan nyawa.

Di tingkat internasional, Prancis dan Arab Saudi mengecam serangan Israel dan menyerukan kembalinya gencatan senjata untuk melindungi warga sipil dan membebaskan sandera. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman berencana memimpin konferensi yang berfokus pada solusi dua negara untuk menghidupkan kembali dialog politik antara Israel dan Palestina. 

Amerika Serikat sendiri dengan terang-terangan menuding Hamas menjadi pelaku dan harus bertanggung jawab atas kematian yang terjadi sejak Israel melanjutkan serangan, dengan alasan bahwa kelompok militan tersebut seharusnya menerima proposal negara adikuasa ini untuk memulihkan gencatan senjata. 

Israel mengakhiri perjanjian gencatan senjata 2 bulan dan memulai serangan udara dan darat lewat mengebom Gaza. Hal ini dilakukan sebagai upaya menekan Hamas agar membebaskan sandera. Berdasarkan data yang dipaparkan dalam Reuters, ditunjukkan bahwa lebih dari 250 sandera yang diambil selama serangan Hamas pada Oktober 2023, 59 masih ditahan, dengan 24 diyakini masih hidup.

Savero Anistio Wienanto berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Serangan Israel di Rumah Sakit Nasser Gaza Tewaskan 5 Pasien Termasuk Pejabat Hamas

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus