Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Fakta Uzbekistan, Negara Asal Imam Bukhari yang Pernah Dicengkram Uni Soviet

Uzbekistan, tempat kelahiran Imam Bukhari, seorang periwayat hadis yang dihormati.

29 April 2024 | 11.11 WIB

Pusat Sejarah Bukhara, di Uzbekistan. UNESCO menetapkan tempat ini sebagai situs warisan dunia pada tahun 1993. Terletak di Jlaur Sutra, Bukhara adalah contoh paling komplit kota abad pertengahan di Asia Tengah, termasuk makam Ismail Samani, dan manara masjid Poi-Kalyan dari abad ke-11. AP/Fotolia
Perbesar
Pusat Sejarah Bukhara, di Uzbekistan. UNESCO menetapkan tempat ini sebagai situs warisan dunia pada tahun 1993. Terletak di Jlaur Sutra, Bukhara adalah contoh paling komplit kota abad pertengahan di Asia Tengah, termasuk makam Ismail Samani, dan manara masjid Poi-Kalyan dari abad ke-11. AP/Fotolia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Uzbekistan, sebuah negara yang terletak di Asia Tengah, merupakan negara asal dari Imam Muhammad Ibn Ismail al-Bukhari, seorang tokoh terkemuka dalam dunia Islam sebagai periwayat hadis yang terkenal.

Imam Bukhari lahir di Bukhara, Uzbekistan, pada tahun 810 M dan dimakamkan di Samarkand, kota bersejarah di Uzbekistan.

Dengan lebih dari 37 juta penduduk, Uzbekistan merupakan negara yang kaya akan budaya dan sejarahnya yang eksotis.

Sekilas tentang Uzbekistan

Dikutip dari laman resmi pemerintahan Uzbekistan, negara ini terletak di antara dua sungai utama, Syr Darya di timur laut dan Amu Darya di barat daya.

Berbatasan dengan Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Afghanistan, dan Turkmenistan. Negara ini sebagian besar terdiri dari padang rumput dan dataran rendah yang gersang, dengan pegunungan di sisi timur dan selatan.

Uzbekistan adalah produsen utama gas alam, dengan cadangan minyak bumi, batu bara, dan logam lainnya. Tak hanya itu, negara ini juga merupakan produsen kapas terkemuka dan dikenal dengan kerajinan karpetnya.

Sejarah dan Warisan Budaya

Dikutip dari Britannica, Uzbekistan memiliki sejarah yang membentang selama ribuan tahun. Daerah ini berada di bawah kekuasaan Persia, Alexander Agung, dan berbagai kerajaan lainnya.

Pada abad ke-13, Uzbekistan berada di bawah kendali keturunan Genghis Khan. Kemudian, pada awal abad ke-16, bangsa Mongol-Uzbek menduduki wilayah ini.

Pada awal abad ke-19, kekhanan Khiva, Bukhara, dan Kokand menguasai daerah ini, namun akhirnya jatuh di bawah pengaruh Rusia.

Republik Sosialis Soviet Uzbekistan didirikan pada 1924, dan negara ini mendeklarasikan kemerdekaannya dari Uni Soviet pada 1991.

Masyarakat Uzbekistan

Uzbekistan mempunyai masyarakat multietnis. Kelompok etnis mayoritas adalah Uzbek (lebih dari 80 persen), diikuti oleh Tajik, Kazakh, Tatar, Rusia, dan Karakalpak.

Bahasa Uzbek, anggota kelompok bahasa Turki, adalah bahasa yang dominan, dengan tingkat kemurnian yang tinggi dibandingkan dengan bahasa Turki lainnya di bekas Uni Soviet.

Karakalpak, sejenis bahasa Turki, digunakan oleh sekitar setengah juta orang di wilayah otonom Karakalpakstan dan memegang status resmi bersama dengan bahasa Uzbek. Bahasa Rusia digunakan oleh sekitar sepertujuh populasi.

Islam, dalam bentuk Islam Sunni, memainkan peran sentral dalam masyarakat Uzbekistan, dengan sekitar tiga perempat penduduknya mengaku sebagai Muslim.

Muslim Uzbekistan dikenal karena ketaatan mereka di Asia Tengah. Kekristenan Ortodoks Timur mengklaim kurang dari sepersepuluh populasinya sebagai penganutnya, dan sisanya mengidentifikasi diri sebagai non-religius atau menganut agama lain.

Pemerintahan

Uzbekistan beroperasi sebagai republik dengan badan legislatif bikameral yang dikenal sebagai Oliy Majlis (Majelis Tertinggi). Konstitusinya, pertama kali diadopsi pada 1992, mengalami revisi signifikan pada 2023, dan menguraikan pembagian yang jelas dalam cabang-cabang pemerintahan sambil menjunjung kebebasan pribadi dengan beberapa peringatan untuk pembatasan oleh pemerintah dalam kondisi tertentu.

Presiden menjabat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, dengan dukungan dari perdana menteri. Presiden dipilih untuk masa jabatan maksimal dua tahun berturut-turut, dengan kemungkinan perpanjangan melalui referendum.

Pilihan Editor: Erick Thohir: Timnas Indonesia Punya Mental Bagus Hadapi Uzbekistan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus