Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Nusa Dua - G20 telah menyepakati Pandemic Fund terlepas dari panasnya situasi geopolitik global yang antara lain disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina. Konsensus dicapai dalam pertemuan tingkat menteri kesehatan dan keuangan negara anggota G20 atas urgensi mengantisipasi potensi pandemi mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat jumpa pers usai pertemuan itu pada Sabtu, 12 November 2022, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tak menampik konsensus 100 persen sangatlah sulit akibat ketegangan geopolitik. Namun, dia menambahkan, Pandemic Fund tetap disepakati oleh seluruh negara anggota G20, "Berkat kerja keras Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani menyebut semacam komunike ini dicapai setelah melalui perbedaan pandangan mengenai isu Ukraina. "Jadi ini benar-benar hasil yang sangat kuat," katanya.
Isu invasi Rusia ke Ukraina telah menjadi perhatian di forum G20. Dalam sejumlah pertemuan tingkat menteri, beberapa negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat mengecam dengan keras invasi itu beserta dampaknya terhadap krisis pangan dan energi.
Masalah yang sama diperkirakan masih akan mendominasi sampai KTT G20 pada 15-16 November 2022. Dengan mereka yang akan bersuara keras sudah dapat diprediksi yakni Amerika Serikat, Inggris, hingga Uni Eropa.
Dana Pandemi Langsung Terhimpun
Adapun dana yang terhimpun untuk pandemic fund saat ini mencapai US$1,4 miliar. Dana itu berasal dari 20 negara donor dan tiga filantropi. Indonesia termasuk di antara negara donor.
Lainnya adalah Australia, Kanada, Komisi Eropa, Prancis, Jerman, Cina, India, Italia, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Norwegia, Afrika Selatan, Singapura, Inggris, Spanyol, Amerika Serikat, dan UEA. Sedangkan tiga filantropi yang bergabung dalam Pandemic Fund adalah The Bill & Melinda Gates Foundation, The Rockefeller Foundation, dan Wellcome Trust.
Pandemic Fund bakal dipakai bersama untuk membenahi sistem hingga menanggulangi kesenjangan anggaran lima tahun ke depan. Selain untuk membenahi arsitektur kesehatan global, dana pandemi memiliki potensi untuk mendukung hasil agenda kesehatan G20.
Agenda tersebut mencakup peningkatan pengawasan genomik, dorongan mobilisasi sumber daya kesehatan penanggulangan medis, hingga perluasan jaringan penelitian serta manufaktur vaksin, terapi, dan diagnostik (VTD).
Pada pertemuan yang kedua ini, tiga negara yakni Australia, Prancis, dan Arab Saudi bahkan telah langsung menyatakan komitmennya untuk menyuntikkan dana ke dalam Pandemic Fund. Komitmen masing-masing negara akan diumumkan oleh kepala negara di sela KTT G20.
Ketika menyampaikan pidato pembukaan pertemuan, Sri Mulyani mencontohkan, Indonesia telah menghadapi kerentanan terhadap isu kesehatan. Tepatnya setelah ribuan kasus meninggal karena Covid-19 yang sempat terjadi setiap minggunya, disusul penyebaran penyakit cacar monyet dunia menjadi masalah yang perlu diantisipasi.
"Oleh karena itu, urgensi (forum ini) adalah lebih siap menghadapi pandemi di masa depan tetap relevan seperti sebelumnya," ujar Sri Mulyani.