DI balik tentara India yang makin kuat, ada skandal. Setidaknya itulah yang dituduhkan oleh Controller and Auditor General atau semacam BPK-nya di India di depan parlemen. Senin pekan lalu. Konon, itu mengangkut pembelian senjata artileri buatan pabrik Bofors dari Swedia pada 196 senilai US$ 1.3 milyar. Laporan resmi itu langsung dijadikan makanan empuk oleh kelompok oposisi. Sejak tahun lalu memang sudah ada bisik-bisik yang menyinggung adanya ketidakberesan dalam transaksi itu. Tapi Rajiv Gandhi membantah bahwa ada permainan. Tak ada uang pelicin yang pernah dikeluarkan Bofors, kata Gandhi. Tapi kini justru orang menengok Rajiv Gandhi, tokoh yang berada di pucuk pimpinan negeri itu. "Jelas, ini bukan soal korupsi semata. Tapi sudah menyangkut soal integritas bangsa," kata bekas menteri keuangan dan presiden Janta Dal (Partai Rakyat), Viswanath Pratap Singh. Maka, Senin pekan ini 106 anggota parlemen dan 13 partai oposisi di Majelis Rendah India mengundurkan diri secara serempak. "Keputusan ini diambil untuk melindungi demokrasi di negeri ini," kata N.T. Rama Rao, ketua koalisi partai oposisi Front Nasional dan ketua menteri Neara Bagian Andhra Pradesh. Tuntutan kelompok oposisi itu tak lain supaya Gandhi mengundurkan diri. "Kami sudah memberikan contoh kepada Perdana Menteri cara meletakkan jabatan," sindir N.V.N. Somu, tokoh dari partai Dravida Munnetra Kazhaagam. Karena tuduhan korupsi itu, kelompok oposisi, yang selama ini terpecaah-pecah, kini bersatu daan siap menggoyang Gaandhi. Rajiv Gandhi, yang menggantikan ibunya di tahun 1984, tentu pusing. Ia terancam kalah dalam pemilu yang sudah dijadwalkan pada akhir tahun ini. ongress, partainya, yang kini mayoritas di parlemen bisa jadi merosot popuritasnya. Sebenarnya banyak juga yang menyangsikan Rajiv Gandhi terlibat langsung dalam skandal ini. Tapi tokoh-tokoh oposisi yakin setidaknya orang-orang dekat disekeliling Gandhi yang memanfaatkan komisi yang jumlahnya sampai jutaan dolar itu. Dan itu sama juga artinya, Rajiv Gandhi, 45 tahunkini, yang harus bertanggung jawab.AKS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini