UDARA musim panas di atas 34 derajat Celsius di Beijing beberapa pekan ini ikut membakar kepala para pemimpin Partai Komunis Cina (PKC). Para pengambll keputusan di Zhongnanhai, pusat pemerintahan dan tempat tinggal elite kekuasaan yang berada di sisi Tiananmen, kembali mengandalkan cara konvensional untuk menegakkan kekuasaannya. Yaitu dengan kampanye yang kali ini - dimulai akhir pekan silam - ditujukan untuk memojokkan para wiraswasta dan kalangan bisnis lainnya. Partai beranggapan, para pengusaha telah menggelapkan pajak dan mengeksploitasi tenaga buruh wanita. Harian Rakyat selanjutnya menyatakan bahwa 40% dari penghasilan mereka tidak sah. "Makin banyak pendapatan yang ditutup-tutupi. Mayoritas, 94,5% pengusaha, tidak memiliki rekening bank," tulis koran partai itu. Data resmi menunjukkan, di negeri itu ada lebih dari 14 juta perusahaan swasta. Banyak di antaranya merupakan usaha perorangan dan sebagian besar berwujud usaha restoran, makanan, toko pakaian. dan kegiatan reparasi. Bisnis makanan memberikan penghasilan rata-rata 15.361 yuan (hampir Rp 7 juta) per tahun. Jumlah itu tujuh kali lebih banyak daripada upah pekerja di pabrik makanan milik pemerintah atau hampir sepuluh kali gaji ratarata pegawai negeri. Agaknya, lewat kampanye ini pemerintah hendak memikat kembali hati rakyat berpenghasilan rendah. Lihat saja. slogan "Menjadi kaya itu mulia", sebagai bagian dari kampanye reformasi ekonomi Deng Xiaoping,sekarang tidak disebut-sebut lagi. Serangan terhadap kehidupan dunia usaha ini memang selaras dengan garis Partai, yang hendak memulihkan cengkeramannya atas segala segi kehidupan. Sekjen PKC Jiang Zemin dalam jurnal Partai Mencari Kebenaran belum lama ini menyatakan, usaha-usaha swasta telah menjadi terlalu gemah ripah dan merusakkan suasana. Sedangkan sebuah artikel di haridn Guangming menyerang pendahulu Jiang, Zhao Ziyang, yang telah menjadi biang keladi munculnya sejumlah perusahaan swasta. Swastanisasi, kata artikel itu. "telah meletakkan dasar-dasar ideologi yang menyebabkan timbulnya gerakan kontrarevolusi belakangan ini." Bukan mustahil bahwa perusahaan-perusahaan swasta telah menjadi "tangan gelap" demonstrasi mahasiswa. Yang jelas, penghapusan komune yang berkembang menjadi sistem yang membolehkan setiap penyewa tanah negara meningkatkan pendapatan untuk kepentingan pribadi - menyebabkan tangan Partai tidak menyentuh keseharian petani. Di kalangan buruh pabrik, Partai juga tidak berdaya lagi, manakala Sekretaris PKC telah digantikan oleh para manajer profesional. Tak ada lagi rapat-rapat dan indoktrinasi. Para petani yang berhasil atau buruh yang mendapatkan bonus bisa menikmati malam di rumah masing-masing, menonton TV atau mendengarkan radio. Maka, kampanye untuk memulihkan kewibawaan Partai mutlak perlu. Jiang Zemin, dalam pertemuan dengan kalangan pendidik dan akademisi Jumat dua pekan silam di Zhongnanhai, menegaskan pentingnya pendidikan ideologi di sekolah dan kampus Untuk mempertahankan empat prinsip utama: jalan sosialisme, demokrasi kediktatoran rakyat. kepemimpinan Partai dan Marxisme-Leninisme dan Pemikiran Mao. Adakah ini titik balik setelah sekitar 10 tahun RRC menjalankan reformasi? Atau sekadar upaya membuat rakyat melupakan pembantaian Tiananmen? Atau, barangkali, merupakan jurus bingung para elite PKC?Mohamad Cholid
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini