Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Geert Wilders Akhirnya Mencabut Larangan Al-Quran

Geert Wilders, tokoh anti-Islam Belanda, makin terdesak setelah partai-partai lain menentang berbagai proposal kebijakannya.

21 Januari 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

POSISI Geert Wilders, tokoh anti-imigran Belanda dan pemimpin Partai untuk Kebebasan (PVV), makin terdesak setelah partai-partai politik lain menentang berbagai proposal kebijakannya. Pada 17 Januari 2024, Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD), partai terbesar ketiga di parlemen setelah PVV dan Partai Kiri Hijau-Buruh (GL-PvdA), mendukung rancangan undang-undang imigrasi yang memastikan semua pemerintah daerah menerima pengungsi secara adil. Wilders mengatakan partainya tidak senang atas disahkannya rancangan undang-undang itu. “Dan saya pikir banyak orang Belanda juga tidak akan senang,” kata Wilders, seperti dikutip DutchNews.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Partai Wilders meraih kursi parlemen terbanyak dalam pemilihan umum pada November 2023. Untuk membentuk pemerintahan dan menjadi perdana menteri, Wilders dan partainya harus berkoalisi dengan partai-partai lain. Namun kampanye Wilders, yang menolak imigran dan berencana melarang Al-Quran dan masjid, terlalu ekstrem serta melanggar konstitusi dan kebebasan beragama yang membuat PVV kesulitan mendapatkan mitra koalisi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wilders akhirnya mulai mencabut sejumlah gagasannya yang kontroversial. Pada 8 Januari 2024, dia menarik rancangan undang-undang yang melarang masjid dan Al-Quran yang diusulkannya pada 2018.

Amerika Serikat

Dua Terdakwa Bom Bali Mengaku Bersalah

MOHAMMED Nazir bin Lep, 27 tahun, dan Mohammed Farik bin Amin, 48 tahun, mengaku bersalah dalam teror bom Bali 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang. Pengakuan dua warga negara Malaysia itu disampaikan dalam pengadilan militer di pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Teluk Guantanamo, Kuba, 16 Januari 2024.

Keduanya mengaku bersalah atas lima dari sembilan dakwaan terhadap mereka. Ini pertama kalinya mereka mengajukan pembelaan sejak mereka ditahan di Guantanamo sekitar 17 tahun lalu. Dakwaan untuk kasus penyerangan Hotel JW Marriott di Jakarta pada 2003 yang menewaskan 11 orang dibatalkan sebagai bagian dari kesepakatan pembelaan. Menurut The New York Times, mereka setuju memberikan bukti keterlibatan Encep Nurjaman alias Hambali, warga negara Indonesia dan otak bom Bali.

Serangan terhadap klub-klub di Jalan Legian, Kuta, Bali, pada Oktober 2002 itu adalah salah satu serangan teror terburuk dalam sejarah Indonesia. Beberapa pelakunya dihukum mati atau sudah meninggal, seperti Dr Azahari, Noordin M. Top, dan Dulmatin. Adapun Ali Imron dipenjara seumur hidup.

Filipina

Redakan Ketegangan dengan Cina

Kapal laut berbendera Filipina di Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan, Maret 2014. REUTERS/Erik De Castro

FILIPINA dan Cina bersepakat meningkatkan komunikasi maritim serta mengelola konflik dan perbedaan pandangan terhadap Laut Cina Selatan setelah pertemuan Asisten Menteri Luar Negeri Cina Nong Rong dan Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Theresa Lazaro di Shanghai, Cina, 18 Januari 2024. “Cina dan Filipina bersepakat untuk menerapkan pemahaman bersama mengenai masalah maritim, lalu mengelola perbedaan dan perselisihan maritim dengan baik melalui konsultasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Mao Ning, dalam konferensi pers, 19 Januari 2024.

Hubungan kedua negara tegang setelah Presiden Filipina Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr. memberikan ucapan selamat kepada Lai Ching-te, politikus Partai Progresif Demokratik (DPP) yang baru terpilih sebagai Presiden Taiwan. Cina menilainya sebagai upaya campur tangan Filipina terhadap masalah dalam negerinya.

Kedua negara masih bersengketa mengenai batas wilayah di Laut Cina Selatan. Klaim Cina di perairan itu tumpang-tindih dengan batas perairan barat Filipina. Kemenangan Filipina dalam sengketa kawasan itu di Mahkamah Arbitrase Internasional pada 2016 tak diakui Cina.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel init terbit di bawah judul "Geert Wilders Makin Terdesak", "Dua Terdakwa Bom Bali Mengaku Bersalah", dan "Redakan Ketegangan dengan Cina"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus