FRONT Pembebasan Islam Moro (MILF) akhirnya menyatakan gencatan senjata secara sepihak, Rabu pekan lalu, setelah militer Filipina melakukan operasi militer besar-besaran di Mindanao. Menurut Eid Kabalu, juru bicara MILF, gerilyawan akan menghentikan serangan pada 2 Juni untuk memberi kesempatan 10 hari kepada militer Filipina menarik diri. Menurut Eid Kabalu, gencatan senjata ini untuk membuka jalan pembicaraan damai dengan pemerintah Manila. Ia juga meminta pembatalan tuntutan pembunuhan terhadap pemimpin MILF, yang dituduh memerintahkan serangan bom belakangan ini.
Presiden Gloria Macapagal-Arroyo menyatakan operasi militer terus berlanjut hingga MILF setuju dengan persyaratan yang ia ajukan untuk menghasilkan gencatan senjata permanen. "Kami menanti respons positif MILF terhadap persyaratan kami," ujar Arroyo. Pemerintah Filipina menolak gencatan senjata sementara karena biasanya MILF memanfaatkannya untuk memperkuat diri setelah terjepit serangan militer Filipina.
Raihul Fadjri (BBC, AP, Reuters, Manila Times)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini